NovelToon NovelToon
Dilema Cinta

Dilema Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Cinta Murni
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: mommy JF

Selamat membaca, ini karya baru Mommy ya.

Aisha dan Dani adalah sahabat sejak dulu, bahkan mereka bersama sama hijrah ke ibu kota mengais rezeki disana. kebersamaan yang ternyata Dani menyembunyikan cintanya atas nama persahabatan.

Sementara Aisha yang jatuh cinta pertama kalinya dengan Atya, lelaki yang baru ditemuinya yang mempunyai masa lalu yang misterius.

Apakah hubungannya dengan Arya akan menjadi pasangan terwujud? Bagaimana dengan rasa cinta Dani untuk Aisha? Apa pilihan Aisha diantara Dani dan Arya?

Baca karya ini sampai selesai ya, happy reading!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8: Luka yang Tak Terucap

Aisha dan Arya baru saja menjalani hubungan mereka selama beberapa minggu, namun hubungan yang baru dimulai itu sudah diliputi ketidakpastian. Bayang-bayang masa lalu Arya dengan Lana, wanita yang pernah ia cintai, membuat Aisha sering merasa bahwa dirinya hanya pengganti sementara di hati Arya. Dengan perasaan itu, Aisha mengunjungi Dani, sahabatnya yang selalu ada untuk mendengarkan keluh kesahnya.

Di kafe tempat mereka biasa bertemu, Dani menyimak cerita Aisha dengan penuh perhatian, sesekali menggelengkan kepala seolah tak habis pikir.

Dani: "Aisha, aku nggak habis pikir. Baru satu bulan, tapi kamu udah merasa begitu tertekan. Buat apa kamu terus bertahan di hubungan yang kayak gini?"

Aisha: (terdiam sejenak) "Aku nggak tahu, Dani. Mungkin karena aku pikir... dia bisa berubah. Aku melihat kebaikan di dirinya."

Dani: (menghela napas) "Aisha, dengarkan aku. Pria kayak Arya itu nggak akan bisa berubah kalau dia nggak mau. Dia terlalu larut dalam masa lalunya. Kamu cuma akan terluka."

Aisha: "Tapi... aku mencintainya, Dani. Aku pikir aku bisa menjadi orang yang membuatnya lepas dari masa lalu."

Dani: (tertawa kecil) "Kamu terlalu baik, Aisha. Kamu selalu ingin menyelamatkan orang lain, padahal kamu sendiri yang bakal tenggelam."

Deg!

Masa iya begitu? Apa aku salah mencintainya? Ragu dalam hati Aisha.

Kata-kata Dani membuat Aisha tersentak. Meski hatinya berat, Aisha tahu ada kebenaran di balik nasihat sahabatnya. Namun, perasaannya pada Arya begitu dalam, bahkan meski hubungan itu baru dimulai.

Aisha: "Nanti akan aku pikirkan lagi."

Dani: "Itu semuanya hakmu, Sha. Aku hanya memberikan saran sesuai dengan pemikiranku.:

Tidak lama, Dani mengajak Aisha pulang. Tapi di tolaknya, pikirannya masih belum sepenuhnya tenang.

Aisha: "Duluan aja, Dan. Aku masih ingin disini."

Dani: "Ya udah. Jangan kemaleman. Besok masih kerja."

Setelah itu Dani keluar dan meninggalkan Aisha sendiri di meja itu.

Aisha: "Sebaiknya aku pergi ke taman. Bisa jadi aku bisa tahu harus mengambil keputusan."

Aisha lalu pergi ke taman yang berbeda dari tempat yang biasa Arya dan dia bertemu. Di taman kota yang sedikit ke arah pinggiran yang viral. Setelah sampai, dia melangkah masuk kesana dan menghirup udara yang segar di sore menjelang malam.

Aisha duduk di bangku panjang seorang diri. Memeluk tasnya di depan dengan kepala ke atas menatap jingga warna langit saat itu. Pikirannya kosong, membebaskan sejenak untuk tetap bisa waras.

Sepertinya sejak aku kenal dan dekat dengan Arya, semakin banyak masalah dan kegundahan di hatiku. Padahal aku kita jatuh cinta itu senang dan bahagia.

Nyatanya, sakit, sakit sekali saat tahu lelaki yang aku cintai masih menyimpan nama wanita lain di hatinya. Aku kira jatuh cinta itu banyak membawa romantis dan kehangatan tapi kenapa aku tidak? Yang terjadi hanyalah keraguan, ketidak percayaan. Lebih parahnya malah aku mencintainya yang tidak berdaya. Batin. Aisha.

Berkecamuk di dalam hatinya sendiri. Memikirkan kebodohan dan kekonyolan sikapnya yang baru merasakan jatuh cinta. Berbagai rasa yang tidak enak malah lebih dulu menghampirinya.

Kapok ga sih aku? Apa kalau aku memilih pergi dari Arya, aku akan terluka? Apa aku akan kapok jatuh cinta lagi? Aisha, Aisha, ayo berfikir. Kemana kau akan melangkah untuk hubungan ini. Lagi dalam batin Aisha.

Malam ternyata sudah tiba, lampu di taman mulai menyala terang menyinari seluruh taman. Aisha merasa sudah cukup, dan telah memilih untuk mencoba.

Saat pulang, Aisha menemukan Arya duduk teras rumahnya. Kemudian Aisha membuka pintu dan memintanya duduk di sofa lebih dulu, terlihat gelisah Arya. Ia memutuskan untuk mengonfrontasi perasaannya, meski belum sepenuhnya yakin bagaimana Arya akan merespon.

Aisha: "Arya, kita perlu bicara. Aku nggak bisa terus menjalani ini dengan perasaan ragu."

Arya: (menatap Aisha, sedikit terkejut) "Apa yang membuatmu ragu, Aisha? Aku pikir hubungan ini berjalan baik."

Aisha: "Baik? Arya, aku terus merasa ada jarak di antara kita. Setiap kali kita bicara, rasanya seperti ada seseorang lain yang berdiri di antara kita."

Arya: (terdiam sejenak, tampak tak nyaman) "Aisha, aku nggak tahu apa yang harus kukatakan. Hubungan ini... memang baru, dan aku masih mencoba menyesuaikan diri."

Aisha: "Menyesuaikan diri atau kamu masih terjebak dengan perasaanmu untuk Lana?"

Arya: (menghela napas) "Aisha, aku nggak bisa memungkiri kalau Lana adalah bagian besar dari hidupku sebelumnya. Tapi aku ingin menjalani hubungan ini denganmu."

Aisha: "Ingin? Hanya sekadar ingin? Arya, aku butuh lebih dari itu. Aku butuh kepastian, bukan keinginan."

Percakapan mereka berlangsung lama, dengan Arya berusaha meyakinkan Aisha bahwa ia benar-benar ingin memulai hidup baru bersama Aisha. Namun, setiap kata yang diucapkan Arya tak sepenuhnya menenangkan hati Aisha.

Keesokan harinya, Aisha kembali menemui Dani, mencoba mencari saran dari sahabatnya yang selalu punya pendapat jujur.

Dani: "Jadi, gimana? Apa yang dia bilang?"

Aisha: "Dia bilang kalau dia ingin menjalin hubungan ini dengan serius. Tapi aku nggak yakin, Dani. Seolah-olah setiap kalimatnya masih dipenuhi keraguan."

Dani: "Makanya, Aisha. Kalau baru satu bulan aja udah begini, gimana nanti kalau kamu terus bersama dia? Nggak semua hubungan layak dipertahankan, terutama kalau satu pihak masih terjebak di masa lalu."

Aisha: "Tapi aku nggak bisa langsung menyerah begitu aja, Dani. Aku tahu aku baru kenal dia, tapi... perasaanku benar-benar dalam."

Dani: "Kalau gitu, beri dia pelajaran. Biar dia tahu gimana rasanya kehilangan orang yang tulus sama dia."

Kata-kata Dani mempengaruhi Aisha. Ia tahu Dani mungkin benar, tapi tetap merasa berat untuk melakukan hal itu pada Arya. Namun, keesokan harinya, ketika Arya terus bersikap seolah-olah tak sepenuhnya melepaskan masa lalunya, Aisha mulai mempertimbangkan saran Dani.

Di rumah, malam itu mereka kembali berbicara.

Aisha: "Arya, aku merasa hubungan ini masih kurang jelas. Kita baru saja bersama, tapi sepertinya kamu masih belum sepenuhnya lepas dari bayang-bayang Lana."

Arya: "Aisha, aku... aku benar-benar ingin fokus pada kita. Tapi mungkin kamu benar, mungkin aku masih terjebak di masa lalu."

Aisha: "Jadi, apa artinya ini? Aku hanya sekadar pengalih perhatian untukmu?"

Arya: "Bukan begitu, Aisha. Aku mencintaimu, hanya saja... aku butuh waktu."

Aisha: "Waktu? Arya, kita nggak bisa mulai hubungan ini kalau kamu terus memikirkan orang lain. Kamu harus membuat keputusan."

Aisha memutuskan untuk mengambil jarak sejenak. Ia ingin memberi Arya kesempatan untuk benar-benar memahami perasaannya. Tapi di dalam hati, ia berharap bahwa ini bukan akhir dari hubungan mereka yang baru saja dimulai.

Di akhir percakapan itu, Aisha memilih pergi dari rumah Arya untuk sementara, berharap Arya akan menyadari seberapa berharganya kehadirannya dalam hidupnya.

Bersambung.

1
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
💪💪💪💪💪💪💪💪👍🙏
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
💪💪💪💪💪👍👍🙏
ziear
salam kenal juga kak, oke mampir ya
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡: 💪💪💪👍🙏
total 1 replies
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
salam kenal 👋jika berkenan mampir juga👍👍👍💪💪💪🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!