Di usianya ke 32 tahun, Bagaskara baru merasakan jatuh cita untuk pertama kalinya dengan seorang gadis yang tak sengaja di temuinya didalam kereta.
Koper yang tertukar merupakan salah satu musibah yang membuat hubungan keduanya menjadi dekat.
Dukungan penuh keluarga dan orang terdekat membuat langkah Bagaskara untuk mengapai cinta pertamanya menjadi lebih mudah.
Permasalahan demi permasalahan yang muncul akibat kecemburuan para wanita yang tak rela Bagaskara dimiliki oleh wanita lain justru membuat hubungan cintanya semakin berkembang hingga satu kebenaran mengenai sosok keluarga yang selama ini disembunyikan oleh kekasihnya menjadi ancaman.
Keluarga sang kekasih sangat membenci seorang tentara, khususnya polisi sementara fakta yang ada kakek Bagaskara adalah pensiunan jenderal dan dirinya sendiri adalah seorang polisi.
Mampukah Bagaskara bertahan dalam badai cinta yang menerpanya dan mendapatkan restu...
Rasa nano-nano dalam cinta pertama tersaji dalam cerita ini.
HAPPY READING.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LOVE AT FIRST SIGHT
Entah apa yang menyebabkan bu Maya menugaskannya ke Bandung untuk menemani bigbosnya bertemu dengan investor asing padahal sudah ada dua sekretaris yang mendampinginya.
Audry yang merasa bingung akan keputusan tersebut berusaha untuk tak terlalu memikirkannya dan berniat menjalankannya seperti biasa agar tak tertekan.
“Ah sudahlah. Tak perlu terlalu dipikirkan lagipula aku hanyalah karyawan yang harus patuh dengan perintah atasan jika tak ingin dipecat”, gumannya berusaha cuek.
Setelah selesai mempelajari proposal bisnis yang ternyata isinya tak jauh beda dari proposal bisnis yang biasa dia baca, Audrypun segera mematikan laptop dipangkuannya dan menyimpannya kembali ke dalam backpack hitam yang dia letakkan disamping tubuhnya dan segera menyandarkan kepalanya di kursi.
Baru saja hendak memejamkan mata, suara berisik para penumpang membuat kedua mata Audry kembali terbuka.
“Ada apa sih, berisik sekali”, gumannya dengan wajah kesal.
Teriakan histeris beberapa wanita muda yang duduk tak jauh dari tempatnya membuat Audry yang kembali ingin menutup matapun pada akhirnya merasa penasaran dan menoleh untuk melihat siapa orang yang telah membuat suasana didalam kereta menjadi ricuh.
Di lorong kereta, tampak seorang lelaki tampan dengan rambut cepak dan berkulit sedikit kecoklatan berjalan menuju tempatnya berada.
Badannya yang tinggi dan tegap serta kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya semakin menunjang penampilan maskulin pria tersebut dan membuat tubuh wanita meleleh dibuatnya.
Namun hal itu tak berlaku pada Audry yang sudah biasa melihat lelaki tampan seperti itu dalam kesehariannya karena jujur saja semua karyawan ditempatnya bekerja semuanya good looking sehingga diapun sudah terbiasa dengan pemandangan seperti itu.
Apalagi melihat potongan lelaki yang mirip seorang abdi negara membuat Audry sama sekali tak berminat karena cukup tahu jika orang-orang seperti itu biasanya akan mencari seorang nakes, entah itu dokter, perawat atau bidan sebagai pasangan mereka.
Jika tidak, sebagian dari mereka biasanya sudah dijodohkan oleh keluarganya dan jikapun mereka menjalin hubungan dengan seseorang biasanya hanya digunakan untuk sekedar mengisi waktu senggang saja.
Meski tak semuanya, namun sebagian besar seperti itu jadi bagi Audry yang memang masih belum ingin menjalin hubungan special dengan lawan jenis pun mengabaikannya.
Bagaskara yang acuh akan teriakan histeris dan tatapan penuh pemujaan dari beberapa wanita yang bangkunya dia lewati tan sengaja kedua matanya bertatapan dengan Audry.
“Cantiknya...”, batin Bagaskara terpesona.
Kedua mata mereka yang tak sengaja bertatapan, membuat jantung Bagaskara berdetak dengan cepat dan seolah waktu berhenti sejenak.
Kedua mata Audry yang bulat cerah seperti magnet yang seakan menghipnotis Bagaskara agar tak mengalihkan pandangannya ke tempat lain membuat musim dingin didalam hatinya berubah menjadi musim semi penuh warna.
Bagaskara merasakan banyak kupu-kupu terbang didalam perutnya ketika senyum manis Audry dilayangkan kepadanya dengan tatapan penuh cinta, membuat wajah Bagaskara memerah seketika karena malu.
Untung saja Bagaskara memakai kacamata hitam sehingga perubahan ekpresi wajahnya yang hanya seperkian detik tak terlihat.
Tapi apa yang Bagaskara lihat tadi semua hanyalah angan dalam benaknya saja karena faktanya Audry hanya menatapnya datar dan segera memalingkan muka dengan cepat.
Tatapan penuh kekaguman yang diterimanya sepanjang lorong menuju tempat duduknya tak Bagaskara hiraukan karena kini tatapan matanya terkunci hanya pada gadis cantik yang telah membuat hatinya bergetar tersebut.
Bunga musim semi dihati Bagaskara mulai tumbuh dengan cepat dan hatinya bersorak kegirangan melihat jika dia mendapatkan tempat duduk disamping gadis yang sedari tadi mencuri perhatiannya itu.
Berusaha untuk jaim, Bagaskarapun kembali menormalkan ekpresinya dengan memasang wajah datar andalannya,.
k\Ketika Bagaskara hendak memasukkan kopernya kekompartemen atas, lengan kekarnya yang terbalut kaos hitam press body membuat beberapa kaum hawa kembali histeris membayangkan tubuh tegap tersebut memeluk erat dan menghangatkan tubuh mereka.
Teriakan para penumpang wnaita tersebut membuat Audry hanya bisa berdecak kesal sambil menatap lelaki yang menjadi biang keributan tersebut dengan wajah kesal.
"Dasar kaum hallo dek, sukanya cari perhatian", batinnya penuh cibiran.
Bagaskara yang menyadari jika Audry sedang memperhatikannya merasa salah tingkah sehingga diapun berusaha menyapa dengan ramah.
“Permisi...”, ujarya basa-basi.
“Silahkan...”, jawab Audry ramah, menampilkan senyum palsu yang tak sesuai dengan isi hatinya yang meruntuki lelaki tampan yang telah membuat keributan dan mengganggu waktunya untuk beristirahat.
Audry yang melihat lelaki tampan itu duduk disampingnya bersikap acuh dan mulai memasang earphonenya agar memperoleh ketenangan karena dia perlu mengembalikan moodnya yang kembali berantakan akibat suara berisik para penumpang akibat kedatangan lelaki yang duduk disampingnya dengan mendengarkan lagu favoritnya.
Setelah mendengarkan lagu dari group idol favoritnya, mood Audry yang semula terpuruk kembali bangkit sehingga diapun berusaha menutup mata untuk merileks kan tubuh dan pikirannya barang sejenak.
Bagaskara yang melihat Audry menutup kedua matanya merasa agak kecewa karena harapannya untuk bisa ngobrol dan berkenalan dengan gadis itu kandas sebelum dimulai.
“Sabar...masih banyak waktu”, gumannya dalam hati.
Bagaskara pun mencoba menghibur hatinya yang sedikit kecewa dengan membaca sebuah buku yang dia ambil dari dalam tas selempang yang bertengger manis dibadannya.
Beberapa wanita muda yang duduk tak jauh dari Bagaskara menatapkan tatapan membunuh melihat Audry tampak cuek padahal gadis itu sangat beruntung bisa duduk dengan lelaki tampan yang sedari mencuri banyak perhatian kaum hawa didalam kereta.
Sementara Bagaskara yang tak menyadari tatapan tajam yang para wanita arahkan terhadap Audry tampak beberapa kali melirik gadis disebelahnya yang sayangnya tetap setiap menutup kedua matanya padahal Bagaskara sangat berhadap ada pergerakan dari gadis tersebut sehingga bagaskara memiliki kesempatan untuk menyapa.
Sepuluh menit telah berlalu semenjak kereta telah berjalan namun gadis disampingnya tak juga kunjung bangun hingga suara getaran ponsel membuat hatinya tersenyum ceria.
"Yess ! akhirnya ada kesempatan", batinnya girang.
Drttt.....
Pada awalnya Audry mengabaikannya, tapi ponselnya terus bergetar membuatnya terpaksa membuka mata dengan enggan, membuat Bagaskara yang sedari memperhatikannya dalam diam tersadar dan langsung kembali keposisinya semula, bersikap serius membaca buku yang ada ditangannya.
Dengan kedua mata setengah dibuka, Audry mengambil ponsel yang ada disaku blazernya.
"Mr. Josh! ",gumannya terkejut.
Kedua mata Audry langsung terbuka sempurna begitu pimpinan perusahaan cabang Makasar yang baru saja dia audit menghubunginya.
Setelah merapikan pakaian dan rambutnya, Audry segera mengangkat sambungan video call yang ternyata melibatkan beberapa petinggi perusahaan tersebut.
Bagaskara melirik kagum akan kepiawaian Gadis itu dalam memberikan jawaban atas pertanyaan kliennya serta kemahirannya dalam berbahasa asing karena mendengar Audry menggunakan bahasa berbeda untuk menjelaskan beberapa pertanyaan dari kliennya yang tampaknya tak semuanya bisa berbahasa inggris.
"Cantik, smart and sexy ",batin Bagaskara penuh kekaguman.
Baru kali ini Bagaskara bertemu dengan gadis yang bukan hanya cantik namun juga cerdas serta tak terpengaruh oleh ketampanan wajahnya yang selama ini sering membuat kaum hawa histeris.
Bahkan beberapa wanita muda yang duduk tak jauh dari tempatnya berada sedari tadi tampak berusaha mencuri perhatianya dan tidak sedikit yang terlihat curi-curi pandang kepadanya.
Ada juga tadi yang berani meminta nomor ponselnya secara langsung, tapi tak dia tanggapi.
Sementara gadis cantik yang ada disampingnya justru adem ayem dan terlihat sibuk dengan dunianya sendiri.
Bagi Audry, jika sedang fokus bekerja maka dia akan sedikit abai pada sekitarnya, seperti saat ini.
Setelah usai berbincang dengan kliennya, Audry yang melihat jika dia masih memiliki waktu untuk beristirahat sebelum sampai ketempat tujuanpun berusaha kembali menutup mata untuk mengisi energinya karena dia tak tahu kejutan apa lagi yang akan diterimanya sesampainya di Bandung.
Melihat gadis cantik disebelahnya telah terlelap diam-diam Bagaskara mengambil gambarnya dan tersenyum tipis.
“Imutnya”, batinnya puas melihat hasil jepretannya.
Foto Audry pun dijadikan wallpaper ponselnya agar dia bisa memandangi wajah gadis cantik yang tidak diketahui namanya itu setiap waktu.