Di balik suami yang sibuk mencari nafkah, ada istri tak tahu diri yang justru asyik selingkuh dengan alasan kesepian—kurang perhatian.
Sementara di balik istri patuh, ada suami tak tahu diri yang asyik selingkuh, dan mendapat dukungan penuh keluarganya, hanya karena selingkuhannya kaya raya!
Berawal dari Akbar mengaku diPHK hingga tak bisa memberi uang sepeser pun. Namun, Akbar justru jadi makin rapi, necis, bahkan wangi. Alih-alih mencari kerja seperti pamitnya, Arini justru menemukan Akbar ngamar bareng Killa—wanita seksi, dan tak lain istri Ardhan, bos Arini!
“Enggak usah bingung apalagi buang-buang energi, Rin. Kalau mereka saja bisa selingkuh, kenapa kita enggak? Ayo, kamu selingkuh sama saya. Saya bersumpah akan memperlakukan kamu seperti ratu, biar suami kamu nangis darah!” ucap Ardhan kepada Arini. Mereka sama-sama menyaksikan perselingkuhan pasangan mereka.
“Kenapa hanya selingkuh? Kenapa Pak Ardhan enggak langsung nikahin saya saja?” balas Arini sangat serius.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Pertemuan yang Meledakkan Emosi
Dunia Akbar sudah langsung seolah berputar sangat pelan sebelum akhirnya sampai mirip diguncang-guncang. Padahal, harusnya di sana semuanya baik-baik saja. Di sana tidak ada gempa karena permukaan maupun benda lain juga diam, baik-baik saja. Sungguh tidak ada yang bergerak berlebihan, tapi wanita berhijab yang ada di sebelah Ardhan, selalu berhasil membuat Akbar kacau.
Sungguh, wanita berhijab di sebelah Ardhan, sukses membuat lantai di sekitar kaki Akbar seolah tak rata bahkan terguncang-guncang. Hingga yang ada, Akbar sempoyongan. Kedua tangan Akbar dengan cepat berpegangan pada meja panjang berbahan kayu yang ada di hadapan Ardhan.
“R—Rin ...? I-ini ... benar-benar kamu?!” Akhirnya Akbar bisa mengatakannya. Mengatakan ketidakpercayaannya pada apa yang ada di hadapannya. Bahwa wanita berhijab putih di hadapannya justru Arini istrinya!
“Kau selingkuh dengan istriku, kuratukan istrimu! Aku benar-benar membuktikannya!” tegas Ardhan sambil menatap murka Akbar.
Akbar berangsur melirik Ardhan, tapi ia hanya melakukannya sekilas. Tentu ia tidak lupa pada kata-kata yang ia yakini hanya gertakan semata. Bahkan hingga detik ini, Akbar yakin, Ardhan hanya sedang meyakinkannya bahkan meyakinkan dunia.
Bagi Akbar, Ardhan terlalu sakit hati kepadanya, setelah dirinya berhasil membuat Killa selingkuh dengannya. Parahnya, perselingkuhan Akbar dan Killa bukan perselingkuhan biasa. Perselingkuhannya dengan Killa, merupakan perselingkuhan orang dewasa yang sudah terbiasa berseng gama layaknya pasangan yang sedang berbulan madu.
Laki-laki bahkan suami mana yang tidak merasa terhina, ketika istrinya terbiasa dipakai laki-laki lain? Akbar yakin, itu juga yang sedang dirasakan Ardhan. Bahkan karena itu juga, awalnya Killa sangat percaya diri. Bahwa walau pada akhirnya hubungan mereka diketahui Ardhan, Ardhan tak mungkin bisa macam-macam.
Ardhan yang bukan orang sembarangan dan memiliki bisnis besar, diyakini Killa maupun Kabar, tak mungkin membuka aib sendiri. Kenapa mereka menganggap perselingkuhan Killa dan Akbar justru aib untuk Ardhan? Tentu karena orang-orang pasti akan mempertanyakan alasan Killa selingkuh bahkan sampai dengan sopir pribadi. Yang dengan kata lain, Ardhan yang dikenal semua orang sebagai pria bahkan suami sempurna, nyatanya tidak seperti yang dibayangkan. Ardhan ibarat pria sekaligus suami yang gagal, andai Ardhan berani membuat hubungan mereka viral.
“Jangan lama-lama. Naj iz hukumnya berurusan dengan pen zi nah seperti dia!” kecam Ardhan sambil meninggalkan Arini. Ia menatap tajam Akbar yang jujur saja sudah nyaris membuatnya meledak saking emosinya ia kepada Akbar.
Dengan entengnya, Akbar yang sekadar melirik Ardhan saja takut, berkata, “Jangan lupa, ... tiga bulan bersama istrimu bukanlah waktu yang sebentar.”
Mendengar itu, Ardhan yang awalnya sudah berusaha elegan, langsung brutal. Bogem dan ban ting Ardhan lakukan kepada Akbar. Akbar meringkuk tak berdaya layaknya tikus yang sedang meregang nyawa setelah memakan umpan bera cun.
Arini yang sempat terkejut pada ulah Ardhan. Arini bahkan buru-buru berdiri untuk memudahkan Ardhan meluapkan kekesalannya. Tak kalah sakit hati dari Ardhan. Bisa-bisanya Akbar membahas tiga bulan kebersamaannya dan Killa, yang mana Akbar juga jelas menikmatinya.
Karenanya, di tengah tubuh yang seolah dipanggang, dan kedua tangan juga mengepal, Arini dengan segera mengangkat meja di hadapannya. Andai penjaga yang ada di sana tidak buru-buru datang, menghalangi Arini. Tentu meja kayu terbilang berat itu sudah mematahkan tulang khususnya punggung Akbar.
“Dasar laki-laki enggak tahu malu! Harusnya kamu mikir, Bar—AKBAR! Yang kerja sukses dari keluarga berada saja dilepeh. Apalagi selevel kamu yang jadi beban hidup ISTRI?” kecam Arini.
“Kesurupan, kamu? Enggak sadar diri? Oke, kita buktikan. Besok setelah kalian keluar dari penjara, langit dan bumi menjadi saksi. AKU AKAN MENIKAHKAN KALIAN! AYO BUKTIKAN, KITA TUKAR PASANGAN, TAPI WAJIB VERSI HALAL. KAMU DENGAN BOSMU, AKU DENGAN PAK ARHAN! SENGKUNI EMANG KAMU!”
Walau sudah tak berdaya, apa yang baru saja Arini lantangkan kepadanya justru membuat Akbar tersenyum sarkas. Ia mengejek Arini yang ia tatap sambil tersenyum miring.
“Kamu nuduh aku kesurupan, sementara jelas, justru kalian yang kesurupan. Kalian sengaja bersatu untuk membalas sakit hati kalian karena hubunganku dan Killa! Ingat Rin, kamu itu mis kin. Dan seumur hidupku, aku tidak akan pernah menceraikan kamu. Jadi, jangan bermimpi bertukar pasangan dengan halal! Dan kamu harus tahu, alasan sebuah perselingkuhan terjadi karena aku tidak menemukan kenyamanan itu dari dirimu!” tegas Akbar yang sudah langsung ditendang bibirnya penuh emosi oleh kaki kanan Arini.
“Lambemu kalau ngomong enggak lewat jalan, Bar! Lihat, ... lihat nanti apa yang terjadi! Aku buktikan, kamu akan jadi orang paling menyesal. Aku pastikan tidak ada wanita yang bisa melebihi ketulusanku kepadamu!” teriak Arini benar-benar emosi.
Arini sampai berteriak karena Ardhan sudah memboyongnya pergi. Ardan sampai mengangkat pinggang Arini. Sebab Ardan yakin, makin emosi mereka kepada Akbar, makin merasa menang juga Akbar.
“Sekarang kamu boleh lolos dari meja yang sudah sempat aku angkat, Bar. Nanti, setelah kamu keluar dari sini, aku palu kamu sampai jadi dendeng!” gerutu Arini benar-benar emosi. “Ini Pak Ardhan ngapain sampai angkat-angkat tubuh saya, sih? Harusnya tadi pak Ardhan biarin saya ngamuk ke Akbar.”
Di tempat besuk, Akbar masih meringkuk dengan darah segar yang mengalir dari bibirnya. Bibirnya terluka parah gara-gara ditendang Arini.
“Sampai kapan kalian akan bersandiwara. Mau Arini disulap jadi ratu Elisabet sekalipun, dia tetaplah Arini, wanita dari keluarga mi s kin yang kebetulan cantik. Apa pun yang terjadi, Arini tetap tidak bisa menyaingi Killa. Killa itu wanita berkelas, sedangkan Arini, spek istri rasa pembantu yang memang bisa memenuhi kebutuhan lahir dan batin para suami. Tentu Arini harus bekerja sangat keras karena dia bukan Killa yang punya semuanya,” batin Akbar.
Berbeda ketika kepada Akbar, kesunyian justru menyelimuti pertemuan Arini~Ardhan, dengan Killa.
“Kalian benar-benar berbakat jadi pelawak. Padahal di sini enggak ada yang membutuhkan jasa badut seperti kalian,” manis Killa sambil tersenyum geli menatap Arini dan Ardhan yang duduk bersebelahan di hadapannya.
“Tertawalah selagi kamu bisa. Nanti, giliran kami yang melakukannya!” sergah Ardhan yang kemudian meraih sebelah tangan Arini. Ia menggenggamnya dan menuntunnya untuk berdiri.
Belum apa-apa, fokus Killa langsung terkecoh ke gandengan tangan Ardhan.
“Sebenarnya tanpa ke sini pun, semuanya sudah mas Rendra urus. Dari rumah yang tak akan pernah seinci pun kamu miliki. Aku yang akan meratakan klinik milikmu karena aku membangunnya menggunakan uangmu, ... juga, aku yang akan menikahi Arini!” lirih Ardhan benar-benar tegas. “Terserah kamu mau ngomong apa—”
“Pernikahan tanpa restu istri pertama, jatuhnya zi na, Ar!” sergah Killa sambil berdiri kemudian menggebrak meja kayu di sana menggunakan kedua tangannya.
Dunia Killa seolah berhenti berputar hanya karena balasan senyuman menyepelekan dari seorang Ardhan. Cara Ardhan menyikapinya, seolah pria itu tak peduli lagi kepadanya. Ardhan seolah benar-benar akan menikahi Arini ada tidaknya restu dari Killa.
(Mohon maaf baru up. Soalnya baru dapat izin dari ed itor, bahwa novel ini masuk genre bertukar pasangan. Ramaikan ya. Nanti aku up lagi. Bismillah retensi aman sampai tamat ❤️)
ayo up lagi
batal nikah wweeiii...
orang keq mereka tak perlu d'tangisi... kuy lah kalean menikah.. 🤭🤭🤭🤭🤭🤣🤣🤣