Daniel Pratama seorang ceo perusahaan pratama,dia pemuda sukses di usia 28 tahun tidak hanya sukses dia juga mempunyai wajah yang tampan namun sayang nya sikap dia terlalu dingin hingga wanita yang mengingin kan nya pun memutus kan mundur.
Dinda lestari. seorang gadis yang mempunyai paras cantik.dia di asuh oleh kedua paman dan bibinya. tidak cuma cantik dia bahkan mempunyai otak yang jenius. karena berkat kepintarannya dia di jadi kan sekertaris di tempat dia kerja.
Kedua insan itu di pertemukan di kantor milik daniel, entah karena faktor bertemu setiap hari atau selalu berdua setiap hari.
cinta kedua nya mulai tumbuh dalam diri mereka masing masing.
Mau tau kelanjutan kisah mereka?
Yuk mampir ke novel ini.
[ Masih Tahap Revisi ]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marina_rina209, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Making love.
kini pagi berganti malam kembali.
kedua pasangan pengantin baru kini akan pulang ke masion mereka berdua.
" sayang sudah selesai belum?" tanya daniel kepada istri nya yang sedang membereskan barang barang dia.
" sebentar lagi mas " teriak dinda .
lima belas menit kemudian dinda keluar kamar nya dengan mengendong sebuah tas.
" udah?" tanya daniel pada istri nya itu.
sedang kan yang di tanya hanya mengangguk saja.
" Ya sudah yuk kita berangkat takut nya ke malaman " lanjut daniel.
daniel pun mengandeng tangan dinda untuk keluar dari hotel tersebut.
" Mas kita akan ke masion mama papa?" tanya dinda yang sekarang sudah duduk di samping suami nya yang sedang mengemudi.
" iya sayang,nanti besok baru kita ke rumah yang baru " jawab daniel sambil melirik sekilas kepada istri nya dan fokus kembali dengan mengemudi nya.
" kenapa gak tinggal di masion mama papa?" tanya dinda dengan penasaran.
pasal nya masion mama papa nya daniel itu sangat besar jadi buat apa rumah sebesar itu hanya di tempati oleh sepasang suami istri yang sudah paruh baya saja.
" sayang kita kan sudah menikah jadi mas mau kita mandiri dan mas gak mau kalau kita bergantungan terus dengan orang tua" ucap daniel menjelaskan kepada istri nya itu. sedangkan dinda hanya mengangguk kan kepala saja.
dua puluh menit jalan yang di tempuh oleh daniel dan dinda dari hotel ke masion keluarga pratama, kini kedua nya sudah duduk manis di ruang keluarga.
" Jadi kalian akan pindah besok ?" tanya papa nya daniel kepada anak dan menantu nya yang Sedang duduk di hadapan nya.
" iya pa daniel akan pindahan nya besok" ucap daniel.
" kenapa gak tinggal di sini aja? rumah ini juga kan besar ?" tanya mama nya daniel.
" ma sekarang daniel sudah punya keluarga sendiri jadi izin kan daniel untuk mandiri dengan keluarga daniel." ucap daniel pada mama nya yang terlihat murung itu.
" tapi nanti mama gak bisa ngobrol lagi dong sama menantu mama" ucap mama nya dengan sendu.
" mama bisa ketemu setiap hari dengan dinda, kan rumah kita gak jauh dari sini " ucap daniel menenangkan mama nya yang tampak sedih.
" kamu beli rumah yang di sebelah mana niel?" tanya sang papa.
" di samping masion ini pa " ucap daniel
" kok kamu gak bilang ke mama sama papa kalau kamu yang beli rumah itu ?" tanya mama nya.
" nama nya juga kejutan ma, masa daniel kasih tau sih" ucap daniel dengan santai.
" dasar " umpat mama nya itu.
Mereka pun melanjutkan berbincang bincang nya sampai jam menunjuk angka sepuluh.
" Ma Pa daniel sama dinda ke kamar dulu yah " ucap daniel sebelum pergi meninggal kan orang tua nya.
" iya "
setelah itu daniel pun membawa dinda ke dalam kamar nya.sesampai di kamar nya Daniel dinda di buat kagum dengan desain kamar suami nya itu, kamar yang banyak dengan piala piala suami nya, dan cat kamar nya sangat cocok dengan kasur nya.
ketika dinda sedang melihat lihat kamar suami nya dinda di kejutkan oleh sepasang tangan yang membelit di pinggang ramping nya.
" Suka ?" tanya daniel saat melihat tatapan kagum istri nya pada kamar nya
" iya, ini kamar nya sangat indah " kagum dinda .
" kalau kau suka aku tidak akan merenovasi nya kembali " ucap daniel sambil menaruh kepalanya di bahu nya dinda
" emang mau di renovasi seperti apa lagi mas?" tanya dinda yang masih dengan tatapan kagum nya.
" rencana nya mas mau ngerenovasi kamar ini biar kayak kamar perempuan." ucap daniel .
" gak usah mas ini juga udah bagus " ucap dinda.
" baiklah kalau itu mau kamu mas bakal kabulkan " ucap daniel sambil menggendong dinda menuju kasur mereka, setelah itu daniel pun langsung menurun kan tubuh istri nya dengan hati hati dan dia langsung mengukung tubuh kecil istri nya itu. Daniel mulai mencium kening istri nya dan kedua mata nya hidung istri nya dan tak lupa juga dengan pipi nya dan terakhir bibir istri nya.dia ******* bibir ranum milik istri nya itu dan semakin lama ciuman itu semakin dalam.
setelah mereka istri nya kehabisan nafas nya daniel pun melepas kan ciuman itu dan beralih ke leher jenjang milik istri nya, dengan hati hati daniel membuka satu persatu pakaian milik istri nya dan milik nya sampai akhir nya kedua nya pun sama sama polos seperti bayi baru lahir.
" boleh kah ?" tanya daniel kepada istri nya dengan tatapan sayu nya.
sedangkan dinda yang melihat tatapan sayu suami nya hanya bisa mengangguk kan kepala saja, melihat istri nya mengangguk daniel pun langsung melancarkan aksi nya kembali. dia ******* kembali bibir ranum milik istri nya itu jangan lupa kan tangan nya yang sudah berkeliaran di bukit kembar milik istri nya itu. setelah puas ******* bibir istri nya Daniel lun beralih pada bukit kembar milik istri nya itu dan menyesap nya seperti bayi kehausan. setelah puas dengan satu bukit istri nya daniel pun beralih ke bukit istri nya yang satu lagi.
daniel pun menuntun junior nya ke dalam milik istri nya itu.
" tahan ya sayang " ucap daniel di sela sela berusaha membobol milik istri nya itu.
hingga ke tiga kali percobaan baru dia bisa membobol milik istri nya itu.
" terima kasih sayang, kau sudah menjaga nya dengan baik." ucap daniel sambil mencium kening istri nya dengan dalam. sedang kan dinda hanya mengangguk sambil tersenyum.
setelah itu mereka pun melanjutkan kegiatan mereka sampai dini hari baru mereka menyudahi kegiatan nya itu.
...----------------...
kini matahari sudah menampak kan diri nya sepenuh nya, tapi itu tidak membuat pasangan pengantin baru itu dari tidur nya, hingga salah satu dari mereka berdua pun ter bangun dari tidur nya.
' jam berapa sakarang ' dia pun langsung melihat jam yang ada di atas nakas, setelah melihat nya mata nya itu pun langsung membola karena melihat bahwa sekarang jam sepuluh pagi.
" sayang bangun " ucap nya sambil mengguncang kan tubuh istri nya itu.
Ya yang tadi bangun adalah daniel.
" emm " dinda pun hanya berdehem saja, karena dia merasa tubuh nya itu seperti remuk semua dan itu membuat nya engan membuka mata nya.
" sayang ayo bangun, kita kan bakal pindahan " ucap daniel sambil berusaha membangun kan istri nya itu
" sebentar lagi mas, badan aku masih sakit semu"ucap nya dengan mengeluh.
" tapi ini sudah jam sepuluh loh sayang " ucap daniel masih dengan membangun kan istri nya itu.
sedangkan dinda yang mendengar ucapan suami nya itu langsung bangkit dari tidur nya dan mendudukkan diri nya di ranjang.
" kenapa mas gak bilang dari tadi sih " ucap dinda dengan raut wajah kesal
" Mas juga gak tau sayang, karna mas juga baru bangun tadi " ucap daniel membela diri nya sendiri.
" Yaudah sekang bantu aku ke kamar mandi mas " ucap dinda sambil merentangkan tangan nya meminta di gendong oleh suami nya.
dan dengan senang hati daniel pun mengendong tubuh polos istri nya itu, sesampai di kamar mandi.
" Mas udah sana " usir dinda.
" Mandi bareng aja sayang biar cepet" ucap daniel.
Mendengar ucapan suami nya dinda pun hanya mengangguk kan kepala saja.
dua puluh menit pasangan pengantin baru itu pun keluar dari kamar mandi dengan keadaan rambut basah.
" Mas kapan kita pindahan nya ?" tanya dinda yang kini sedang menyisir rambut nya di depan cermin yang ada di kamar daniel.
" sore sayang " jawab daniel yang kini sedang berdiri di belakang istri nya itu.
" udah belum ?" tanya daniel pada istri nya yang masih menyisir rambut nya yang sudah rapih.
" udah, yuk kita turun takut nya mama nyariin " ajak dinda kepada suami nya.
mereka pun langsung turun menuju meja makan karena memang mereka sudah lapar sekali.
selesai makan kini dinda dan daniel sedang ada di halaman belakang rumah nya bersama mama nya.
" Niel kamu mau jam berapa pindahan nya ?" tanya sang mama pada anak nya yang sedang bersandar di bahu menantu nya.
" Nanti sore ma " jawab daniel masih dengan posisi nya.
" Kamu undur?" tanya mama nya.
" iya soal nya tadi daniel sama dinda kesiangan " ucap daniel menjelas kan kepada mama nya.
" Maka nya jangan lembur kalau gak mau kesiangan " sindir sang mama pada anak semata wayang nya.
" kan lagi berusaha buat bikin cucu untuk mama " balas daniel dengan santai, sedangkan dinda dia sungguh sangat malu ketika suami nya dan mama nya membahas itu.
" Berusaha sih berusaha tapi jangan bikin mantu mama gak bisa jalan " sindir mama nya lagi.
" mama kayak gak pernah muda aja " ucap daniel dan itu membuat dinda semakin malu, dinda pun langsung mencubit perut suami nya itu.
" aww sayang sakit " ringis daniel dengan manja.
" maka nya punya mulut itu di rem " ucap dinda dengan raut wajah kesal nya.
" lah emang mas ngomong apa sayang ?" ternyata daniel belum peka kalau dinda tengah menahan malu di depan mertua nya.
" Jangan pura pura gak tau deh mas " ucap dinda sambil meninggal kan suami dan mertua nya, tapi dinda sempat pamit dulu pada mertua nya itu.
" kamu sih punya mulut kayak ibu ibu komplek " gerutu sang mama sambil mengikuti menantu nya dan meninggalkan daniel seorang diri di halaman belakang.
sedangkan daniel hanya bisa menggaruk kepala nya yang tidak gatal itu.
' emang aku ngomong apa ?' gumam daniel pada diri nya sendiri
jangan lupa vote,like,komen, dan hadiah nya.