NovelToon NovelToon
Ketika Semua Menjauh

Ketika Semua Menjauh

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: husnel

Jalan hidup ini bagaikan roda. Kadang di atas kadang di bawah. itulah yang terjadi pada seorang wanita yang tidak muda lagi.

Namun demi buah hatinya ia berusaha bertahan. yang dipikirkan bagaimana supaya anaknya bisa sekolah dan bertahan hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon husnel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Posesif Nya Ben

Ben. Sekali-kali melihat ke sampingnya di Mana tunangannya duduk." Dek. Sudah sarapan.?" Tanya Ben lembut.

Nabil yang dari tadi gugup dan menghindari pandangan Ben yang dari tadi menatapnya.

"Belum Bang. Belum sempat."

Ben terkekeh mendengar jawaban jujur kekasihnya." Adek mau sarapan apa.?" Tanya pada Nabil yang masih saja setia menatap keluar.

Nabil pun menatapnya." Terserah Abang aja bawa adek." Ujar Nabil menunduk. ia merasa gugup sekali, Ben memang ganteng sekali dengan pakaian lengkap dinasnya.

"Dek. kalau Abang ajak adek ke KUA gimana, kan tadinya terserah Abang." Nabil menoleh dengan wajah cemas.

Ben kembali terkekeh." Makanya kalau bicara tuh lihat orangnya. Kita sarapan di tempat biasa ya." Nabil mengangguk.

Karena di sana juga tersedia lontong sayur dan beberapa gorengan penambah kenikmatan saat makan lontong sayur.

Ben mengambil salah satu tangan gadis tersebut." Kok tangan adek dingin.." Tanya Ben menatap sekilas. Nabil hanya menggeleng.

"Kamu irit bicara dek. Kalau melalui chat beda. Apa Abang jelek dan tidak menarik untuk di pandang.." Wajah Ben sedih.

"Bukan gitu Bang. Aku grogi sekali.Kan kali ini aku dekat dengan laki-laki. Apalagi dengan penampilan Abang seperti ini, aku jadi minder Bang. Jadi hilang semua yang mau di ucapkan." Celoteh Nabil panjang lebar.

Ben kembali terkekeh. entah kenapa kata-kata Nabil selalu membuatnya bahagia.

"Apa ada yang lucu ya Bang." Tanya nya heran.

Mereka sudah sampai di tempat. Banyak mata yang memandang. Nabil makin grogi jadi pusat perhatian. Ben menggenggam tangan tunangannya erat.

"Adek yang pesan ya." Ben menyerahkan buku menu yang di tawarkan pelayan.

"Eh.. Boleh foto nggak Bang." Ujar pelayan.

Nabil menoleh ke arah pelayan tersebut,ada rasa tidak suka dan Ben bisa melihatnya.

"Maaf ya. Nanti istri saya marah." Jawab Ben. Nabil menyerahkan buku menu pada pelayan yang menggoda tunangannya.

"Norak banget tuh orang." Sungut Nabil. Ben tersenyum senang di cemburu gadis tersebut. Ben bahagia sekali. Karena cintanya bersambut.

Ada sekelompok gadis yang bisik-bisik menatap mereka berdua. Nabil tampak risih sekali.

"Santai saja dek, mungkin mereka iri. Nanti cantiknya hilang kalau merengut gitu." Bisik Ben yang melihat kekasihnya merengut tak jelas.

Nabil membuang nafas dalam. Pesannya datang, pelayan tersebut memandangnya tidak suka pada Nabil.

Hampir saja lontong sayur yang akan di letakkan di depan Nabil tumpah ke arahnya. Untung saja Ben melihat dengan cekatan menarik kursi Nabil hingga lontong sayur tersebut jatuh kelantai.

Suasana tersebut di lihat semua orang. Begitu juga dengan pemilik kafe tersebut. Ia pun datang ke arah mereka.

"Ada apa ini.?" Tanya si pemilik kafe menatap pelayannya.

Ben sudah membawa Nabil berdiri dan memeluknya posesif.Karena wajah Nabil yang pucat sekali karena kaget di tarik Ben secara tiba-tiba.

"Maaf..Buk.." Lirih pelayan tersebut menunduk.

"Maafkan pelayanan kami yang buruk Pak Buk. Kalau begitu kami akan memberikan kompensasi." Ujar Pemilik kafe sungkan.

"Oh. Mut kami sudah hilang. Terimakasih. Kami permisi saja, Kami terburu-buru." Ben membawa Nabil ke mobil. Suasana kafe tersebut jadi kacau. Semua orang di sana bisik-bisik nggak jelas.

Pemilik merasa bersalah." Begini saja Pak Buk. kita bungkuskan ya. sebagai permintaan maaf kami." Ben tetap menggeleng. Ia membukakan pintu mobil untuk Nabil. Nabil pun naik.

Ben hendak naik dia jalan memutar menuju pintu dimana letak kemudi. " Pak. Tolong ambil ini. Kami merasa tidak enak, kalau Bapak tidak menerimanya." Ben pun akhirnya menerima.

"Baiklah. Makasih banyak, Maaf.. Kalau kami sempat membuat kacau kafe bapak. Hanya saja saya tidak suka saja istri saya di perlakukan begitu." Ben pun naik dengan membawa makanan yang ada dalam kotak yang di sediakan pemilik kafe.

"Sama-sama Pak. Saya harap bapak ibu tidak bosan mampir tempat kami." Pemilik kafe tersenyum- ramah. Ben pun membalasnya ramah.

Nabil masih saja diam. Ben berusaha mengajaknya bicara. Hanya anggukkan dan gelengan saja dari gadis tersebut.

Hari sudah jam 9 Pagi. Ia harus ke pelabuhan tepat jam 10 bersama orangtuanya juga.

Ben pun menghentikan mobilnya dekat taman. Menjelang ke rumahnya.

"Kita sarapan dulu ya. Udah telat nih sarapannya. Nanti kamu sakit perut. Ayah Bunda bisa marah. Anak kesayangannya sakit karena Abang, bisa di gorok nanti Abang sama Ayah." Celoteh Ben.

Nabil melongo mendengar pernyataan Ben yang nyinyir sekali. " Heran.! Kok sekarang cerewet ya." Nabil melihat ke arah kotak.

Nabil tidak melihat tadi saat Ben membawanya dan meletakkan ke kursi belakang.

"Iya.Semenjak jadi kekasih hati seorang gadis cantik yang ada di sampingku ini. Abang pengen selalu bicara sama adek. Nikah sekarang yuk dek. Biar bisa Abang bawa adek melaut." Goda Ben menyuapkan lontong sayur ke arah tunangannya.

"Biar adek sendiri aja bang." Nabil malu di perlakukan begitu.

"Nggak apa lah. Aaa. Buka mulutnya." Ben bersikeras agar kekasihnya buka mulut. Nabil pun akhirnya memakannya.

"Nah. Kan manis." Puji Ben terkekeh. Ia pun menyuapi lontong ke mulut mereka. Tidak ada rasa jijik dari Ben. Begitu terus sampai lontong itu habis.

"Alhamdulillah. habis juga. Kita ke rumah yuk. Pasti ayah dan Ibu sudah menunggu.

Baru saja Ben omongan orang tuanya. Ada panggilan dari alam Andre ayahnya.

"Nah. Yang di omongin langsung nongol." Ujar Ben melihatkan layar handphonenya pada Nabil. Gadis tersebut tersenyum Ben menatapnya tajam sambil mengangkat telpon yang sudah di alihkan ke vidio.

"Ben. Kok belum sampai rumah. Eh Nak Nabil nya sudah ada.?" Tanya Pak Andre. Pak Andre bisa melihat Nabil ada di samping anaknya.

Nabil pun menundukkan kepalanya pada calon mertuanya. Terlihat Ibu yang heboh di sebelah Ayah Ben.

"Eh. Anka nakal. Bawa mantu ibu cepat ke sini. Jangan di bawa ke mana-mana lagi. nanti kamu telat." Heboh Tania.

"Iya Bu. Serasa jadi anak tiri." Sungut Ben pada ibunya.

Nabil terkekeh melihat ibu dan anak tersebut berinteraksi. Baginya sangat lucu sekali.

Ben menoleh ke samping. Ia merekam gadis tersebut yang tertawa lepas.

"Dek. Kita foto yuk." Ben. Ingin membuat

banyak kenangan untuk ia lihat nanti selama di tengah laut sat ia senggang.

Nabil pun tak keberatan. Mereka berfoto dengan berbagai gaya. Dan baru Ben melajukan mobilnya menuju rumah.

1
arcyanl
keren, semangat thor!!! mampir novelku juga yuk :P/Sneer//Good//Good/
Husnel: apa judulnya
Husnel: makasih. ok
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!