Kembali ke masa lalu? Terdengar mustahil. Namun, itulah yang dialami Meyra. Ia terbangun dan mendapati dirinya kembali ke dua tahun yang lalu. Saat Nathan, pemuda yang tulus mencintai Fiona, belum mengalami kehancuran.
Di masa depan, Meyra tahu Nathan akan mengakhiri hidupnya karena cinta tulusnya hanya dimanfaatkan oleh Fiona. Maka dari itu ia bertekad mengubah takdir Nathan.
Bisakah Meyra menyelamatkan Nathan dan memberinya akhir yang bahagia ?
Ikuti kisah romansa Meyra dan Nathan dengan berbagai konflik di dalamnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qinaiza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Di suatu pagi yang cerah, seorang pria paruh baya dengan aura kharismatik nya berkutat dengan beberapa berkas di tangannya. Sibuk dengan dunianya, tak berapa lama ada yang mengetuk pintu.
"Masuk" ujarnya mempersilahkan orang yang mengetuk pintu ruangannya tersebut.
"Permisi Sir, saya ingin menyampaikan sebuah berita penting kepada anda." kata sang asisten atau juga bisa dibilang orang kepercayaannya.
"Apa itu ?" tanya seseorang yang dipanggil Sir, penasaran.
"Tuan muda baru saja dipukuli oleh seseorang Sir sampai babak belur." Dominic menggeram marah mendengar informasi yang disampaikan bawahannya tersebut, Blake.
"Apa ? Siapa yang berani melakukan hal tersebut pada putraku ?"
"Anak sulung dari keluarga Bradley Sir, Gale Jonas Bradley." Dominic mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Ia akan membuat perhitungan dengan keluarga itu.
Pria paruh baya dengan kekuasaan tertinggi di negara A itu memang menempatkan bodyguard untuk putranya, Nathan. Dia menyuruh orang-orangnya untuk mengawasi sang putra dari kejauhan agar tidak membuat Nathan merasa tidak nyaman.
Hal itu juga dilakukannya untuk keamanan anaknya. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk merawat dan menyayangi putranya dengan sungguh-sungguh. Menebus tahun-tahun sang putra tanpa kasih sayang darinya. Mencoba menjadi Ayah yang terbaik untuknya.
*
Seusai pulang dari kantor, Dominic langsung menghampiri kamar Nathan.
"Daddy boleh masuk ?" tanya Dominic sembari mengetuk pintu kamar anaknya.
"Iya Dad"
Terlihat seorang laki-laki yang fokus dengan macbook nya, sebelum akhirnya mengalihkan tatapannya menuju sang Ayah.
"Ada apa Dad ?"
"Daddy yang bertanya kenapa kamu bisa luka-luka gitu ? Apalagi mukamu itu."
"Gak apa-apa Dad. Luka biasa karena jatuh dari motor."
"Gak apa-apa gimana, Daddy tau semuanya ya Nathan"
"Lah terus kalo udah tau ngapain nanya ?" batin Nathan sembari menghembuskan napasnya lelah.
"Nathan dipukulin Dad"
"Gale kan namanya yang mukulin kamu ?" Nathan mengangguk saja mengiyakan. Ayahnya pasti sudah mencari tau, jadi dia tidak mungkin bisa mengelak.
"Kamu mau kita balas perbuatannya ?"
"Terserah Daddy saja." Dominic tersenyum senang mendengar jawaban dari putranya.
"Baiklah serahkan saja pada Daddy, Son." Nathan lagi-lagi mengangguk.
"Kalo gitu Daddy mau bersih-bersih dulu." pamitnya untuk pergi mandi, membersihkan diri karena badannya terasa agak lengket.
"Iya Dad"
*
Kini Meyra sedang makan malam bersama keluarganya. Mereka menghabiskan makanan terlebih dulu dengan tenang, baru memulai obrolan.
"Dek, kamu tau gak kalo Gale tadi pagi kesini jemput kamu ?" Meyra meneguk minumannya dulu sebelum menjawab pertanyaan kakaknya, Keyra.
"Tau Kak, dia malah bikin masalah tadi sama Nathan."
"Hah, masalah apa tuh ?" kepo Keyra
"Tadi dia mukulin Nathan sampe babak belur karena cemburu liat aku sama Nathan." Meyra menjawab pertanyaan sang kakak. Keyra dan Zoe terkejut dibuatnya. Sebenarnya Morris juga sama, tapi hanya sebentar. Karena pria paruh baya itu kembali menampilkan wajah datarnya.
"Ya ampun, terus kelanjutannya gimana ?" Keyra turut mengangguk menyetujui pertanyaan Zoe.
"Aku dipaksa bareng Gale ke kampusnya. Karena tadi dia kan tau aku sama Nathan di tempat makan bubur ayam. Aku terpaksa nurut buat bareng Gale soalnya dia ngancem mau pukul Nathan lagi kalo aku tetap kekeuh nemenin Nathan yang lagi terluka. Terus di perjalanan aku kepikiran buat minta Sera bantu Nathan. Akhirnya Nathan dibawa ke ruang kesehatan kampus dan diobati disana. Karena gak memungkinkan buat Nathan masuk kelas jadi ya udah deh aku antar Nathan pulang." Meyra menjelaskan panjang lebar pada Keyra dan Zoe.
"Parah banget si Gale" Keyra memberikan komentar dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Haduh, Mama gak mau punya calon mantu kayak gitu."
"Apalagi Meyra Ma" Meyra menghembuskan nafas lelah.
"Ehem" Morris berdehem hingga istri dan dua anaknya menatap ke arahnya.
"Papa akan terus berusaha untuk membatalkan perjodohan kamu dengan Gale, bagaimanapun caranya." Morris mencoba menenangkan putri bungsunya.
"Makasih Papa"
"Sama-sama sayang."
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
Sera menatap kedua orang tuanya yang tengah bersantai sambil melihat sebuah tayangan televisi. Dia mencoba menghampiri orang tuanya dan duduk di sebelah sang Papa, Rafan. Rafan membuka tangan satunya untuk merangkul punggung sang anak.
"Sini gabung liat televisi sama Papa dan Mama." ujar Rafan yang dibalas anggukan Sera.
"Kamu gimana sayang kuliahnya ?" tanya Mama Serana, Sophie.
"Lancar-lancar aja kok Ma" jawab Sera
"Bagus dong" seru Rafan dan Sophie yang tak sengaja bersamaan. Membuat keduanya terdiam sebentar, lalu tertawa bersama. Begitu pula dengan Sera yang ikut tertawa bersama kedua orang tuanya.
"Papa, Sera mau cerita dong." kata gadis cantik itu pada Papanya.
"Cerita aja nak" Rafan mengelus puncak kepala Sera dengan sayang.
"Cerita apa nih ? Mama ikutan boleh ?"
"Boleh dong Ma. Jadi gini, Meyra dijodohin Pa sama cowok yang pernah deket sama Sera."
"Hah, kok bisa ?" kaget Rafan
"Iya, kok bisa sayang ?" Begitu pula dengan Sophie.
"Papa Morris kan lagi menjalin kerja sama dengan Papanya Gale. Nah pas waktu itu Papanya Gale ngajuin perjodohan Gale sama Meyra. Papa Morris udah nolak Pa, Ma, tapi diancam bakal dibuat hancur perusahaannya kalo nggak mau nurutin."
"Memang si Bradley itu ya" Rafan mengeluarkan raut wajah tak suka saat menyebutkan nama Bradley. Ia pernah mencari tau orang tua Gale karena cowok itu pernah dekat dengan putrinya. Sejujurnya ia tidak setuju Sera dengan Gale, tapi tidak bisa melarang karena anaknya terlihat begitu suka. Namun untungnya Sera akhirnya tidak dekat lagi dengan cowok itu.
"Kasihan dong Meyra" Sera menyetujui ucapan Sophie.
"Makanya itu Ma. Pa, apa Papa bisa bantu mikirin jalan keluarnya ?" tanya Sera pada Rafan dengan penuh harap.
"Sebentar" Rafan melakukan pose seolah sedang berpikir dengan keras.
Beberapa menit suasana hening akibat Rafan yang coba berpikir untuk mencari jalan keluar akhirnya menyuarakan pikirannya.
"Ada cara yang terpikirkan oleh Papa tapi tidak tau hal ini akan berhasil atau tidak." Rafan menatap Sera agak ragu.
"Memang apa Pa ? Coba Papa katakan saja." pinta Sera
"Jadi Morris harus berusaha membuat kerja sama yang baik dengan perusahaan nomor satu milik Dominic McCartney. Setelah kerja sama terjalin, Morris setidaknya harus mencoba untuk meminta bantuannya. Karena hanya orang itu yang sepertinya bisa membantu. Sebab McCartney merupakan keluarga terkaya di negara A." sang Papa menjelaskan padanya.
"Begitu ya Pa ?"
"Iya sayang" Rafan menganggukkan kepalanya membenarkan.
"Baiklah kalo gitu, Sera nanti akan bilang ke Meyra."
"Semoga saran dari Papa bisa membantu ya Sera." kata Mamanya berharap.
"Iya semoga saja Ma" begitu pula dengan Sera. Ia sangat berharap perjodohan itu bisa batal dan Meyra bisa bersatu bersama Nathan tanpa halangan. Ia benar-benar menginginkan kebahagiaan bagi sang sahabat.