Di paksa ikut ke salah satu club malam, Amara tidak tahu jika ia di jadikan barang taruhan oleh kakak tirinya di atas meja judi. Betapa hancurnya hati Amara karena gadis berusia dua puluh tiga tahun harus ikut bersama Sean, seorang mafia yang sudah memiliki istri.
Amara di jadikan istri kedua oleh Sean tanpa sepengetahuan Alena, istri pertama Sean. Tentu saja hal ini membuat Alena tidak terima bahkan wanita ini akan menyiksa Amara di saat Sean pergi.
Seiring berjalannya waktu, Sean lebih mencintai Amara dari pada Alena. Hingga suatu hari, ada rahasia yang terbongkar hingga membuat Sean menceraikan Alena dan membuat Amara menjadi istri satu-satunya kesayangan Sean.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 04
"Aku tidak melihat perempuan itu. Di mana dia?" Tanya Alena pada suaminya saat mereka sedang makan malam.
"kenapa kau menyiksanya?"
"Aku hanya melupakan emosi ku. Wajar bukan?"
Sean tidak menanggapi, pria ini kembali fokus pada makanannya.
"Bawa dia pulang. Aku sudah menganggap dia sebagai adik ku," ujar Alena.
"Jangan lagi menyentuhnya," ucap Sean.
"Kenapa? Apa kau mencintai bocah itu?" Tanya Alena dengan tawa sinisnya.
" Tidak....!" Jawab Sean singkat.
"Siapa namanya?" Tanya Alena.
"Amara,...!"
"Bawa dia kembali. Aku janji tidak akan menyiksanya lagi."
Sean menatap wajah istrinya, pria ini tahu betul jika Alena memiliki rencana.
"Aku sudah selesai. Jangan lupa besok bawa dia pulang!"
Alena beranjak dari meja makan, wanita ini memutuskan untuk pergi ke kamar. Tak berapa lama Sean menyusul istrinya.
"Mau kemana lagi?" Tanya Alena saat melihat sang suami mengambil mantelnya.
"Ada pekerjaan sedikit. Tidurlah dulu, aku harus pergi sekarang!"
Alena sudah biasa seperti ini, wanita ini tidak pernah melarang Sean untuk pergi ke mana pun yang dia mau.
Sean pergi ke apartemen menjemput Amara yang saat ini sudah terlelap tidur.
"Amara, bangun....!"
Sean membangunkan istrinya tapi, gadis itu tak kunjung bangun.
"Amara cepat bangun!"
Deg.....
Amara yang terkejut langsung bangun.
"Kau,.....!"
"Cepat bangun dan ikut aku!"
"Mau kemana?" Tanya Amara.
"Jangan banyak tanya. Cepat!" Sentak Sean membuat Amara takut.
Gadis ini beranjak dari tempat tidur kemudian berganti pakaian setelah itu Amara ikut bersama Sean.
"Mau kemana kita?" Tanya Amara penasaran.
"Sudah ku bilang jangan banyak tanya!" Sahut Sean membuat Amara kesal.
Gadis ini terdiam sambil melihat pemandangan malam yang ia lewati. Kurang lebih satu jam perjalanan akhirnya mereka sampai juga di tempat tujuan.
"Leon,....!" Batin Amara. Ia masih mengenali pria yang tadi siang datang ke apartemen.
"Cepatlah. Kau sudah di tunggu!" Ujar Leon pada Sean.
Sean menarik tangan Amara, mengajak gadis ini masuk ke dalam.
Tiba-tiba saja Amara menarik tangannya hingga membuat langkah Sean terhenti.
"Ada apa?" Tanya Sean singkat.
"Kau ingin menjual aku lagi?" Tanya Amara dengan ekspresi wajah ketakutan.
Sean menghembuskan nafas kasar.
"Yang sudah menjadi milik ku akan selalu menjadi milikku. Aku tidak akan menjual istriku sendiri," ucap Sean terdengar tegas.
Sean kembali menarik tangan Amara, mengajak gadis ini masuk ke dalam.
Senyum lebar dari seorang pria paruh baya menyambut kedatangan mereka.
"Wah, ternyata kau berani juga menerima tantangan ku."Ucap tuan Erison dengan sombongnya.
"Aku tidak pernah takut!" Seru Sean.
Tuan Erison melirik ke Amara dengan tatapan mesum.
"Apa kau juga mempertaruhkan gadis cantik yang kau bawa itu?" Tanya tuan Erison..
Sean menarik Amara ke belakang tubuhnya untuk menghindari tatapan mesum dari tuan Erison..
"Kuburan sedang menantimu jadi, tolong jangan mengganggu wanita ku." Ucap Sean membuat tuan Erison tertawa.
"Baiklah, kalau begitu mari bermain sekarang!"
Amara duduk di samping Sean, gadis ini benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Sean dan tuan Erison pun memulai permainan. Ronde pertama, bermain judi dengan kartu.
Senyum tuan Erison tampak lebar saat ia mengintip kartu miliknya.
"Ingat Sean, hanya lima pertandingan jika kau kalah, kau harus memberikan proyek itu pada ku."
"Tidak masalah!" Jawab Sean.
Hahahaha.......
Gelak tawa tuan Erison menggema di dalam ruangan tersebut saat ia memenangkan permainan pertama.
Amara benar-benar tidak mengerti apa hubungannya judi dan proyek. Gadis ini hanya memperhatikan saja sambil menahan rasa ngantuknya.
"Aku haus," ucap Amara pada suaminya.
"Leon, apa kau dengar? wanita ku haus!"
Dengan cepat Leon mengambil sebotol air mineral lalu memberikannya pada Amara.
"Terimakasih," ucap Amara.
Sejenak Sean terdiam saat mendengar ucapan terimakasih Amara.
"Hanya sebotol air kau berterimakasih padanya?" Tanya Sean tidak percaya.
"Apa salahnya?" Amara balik bertanya. "Sekecil apa pun pemberian orang itu harus mengucapkan terimakasih." Imbuhnya.
"Wow, hebat sekali gadis ini. Semoga di dewi keberuntungan mu." Ucap tuan Erison.
Permainan kedua di mulai, kartu kembali di bagikan. Ekspresi wajah Sean tampak biasa saja tapi, tuan Erison terlihat sedikit masam.
Terus bermain, pada akhirnya di ronde kedua Sean yang menang.
"Jangan senang dulu, masih ada tiga permainan lagi." Ucap tuan Erison.
Sean tidak menanggapi, pria ini malah mengambil botol mineral milik istrinya lalu meminumnya.
"Tidak sopan!" Seru Amara. "Minum ini milik ku, harusnya kau izin dulu jika ingin minum!"
Sean langsung menoleh ke arah istrinya lalu menarik kepala Amar.
"Ingat, kau istri ku. Yang ada pada ku milik mu begitu juga sebaliknya!" Bisik Sean membuat Amara kesal.
"Menyebalkan!" Seru Amara.
"Kenapa dengan dia? Kemarin menangis tadi pagi menangis tapi, sekarang menyebalkan!" Batin Sean.
"Sudah siap Sean?" Tanya tuan Erison.
"Aku selalu siap!" Jawab Sean dengan santainya.
"Mari merokok dulu," ujar tuan Erison.
"Aku tidak akan merokok di depan wanita ku," kata Sean yang menolak.
Permainan ke tiga di mulai, kartu kembali di sebar. Ekspresi wajah tuan Erison terlihat masam.
Tak butuh waktu lama, semua orang bisa melihat siapa pemenang dalam permainan ke tiga.
"Aku menang lagi," ucap Sean lalu pria ini bersandar di sandaran kursi sambil merangkul pundak Amara.
"Sisa dua permainan, kau harus menang Sean." Ucap Leon sedikit santai.
"Jangan senang dulu Sean, masih ada dua permainan!" Ujar tuan Erison terlihat santai tapi, sebenarnya ia panik. Pria paruh baya ini kenal betul siapa Sean di dunia hitam.
"Sungguh, aku sangat mengantuk!" Ucap Amara.
"Tunggu dulu lima belas menit. Aku akan selesai," jawab Sean.
Di negara ini, judi sangat legal bahkan para pemain besar berasal dari orang-orang kaya yang kelebihan harta.
"Cepatlah, wanita ku sudah mengantuk!" Ujar Sean.
Kartu kembali di sebar, wajah tuan Erison tersenyum tipis saat mengintip kartunya.
Sat set,...... bermain.
"Sean, kali ini aku yang menang!" Ucap tuan Erison.
"Kita seimbang tuan Erison." Sahut Sean.
"Ada baiknya kau mengaku kalah dan memberikan proyek itu pada ku sekarang," ujar tuan Erison seolah mencibir.
"Aku tega membangunkan wanita ku yang sudah terlelap tidur hanya untuk menemani aku bermain. Dia keberuntungan ku," ucap Sean.
"Perempuan kotor dan murahan yang kau pungut di clubs malam tidak akan bisa membuat mu beruntung!" Ejek tuan Erison.
"Mulut anda ini seharusnya di sambar sama malaikat. Aku bukan perempuan murahan," ucap Amara tidak terima.
Mendengar Amara yang begitu berani, Sean dan Leon terkejut.
"Hai, kita lihat saja nanti....!" Ujar tuan Erison.
"Cukur saja jenggot mu agar kau bisa lebih jelas berbicara!" Sahut Amara yang geram membuat semua orang tertawa termasuk Sean.
Mafia somplak! 🤣🤣🤪🤪😅😅
baga bgt deh menurut aku
baca chat story aku judul nya takdir cinta emma sampai episode 3 aja sampai selesai
oke semngat kak