Tak ada yang bisa menebak akhir dari sebuah perjalanan Cinta, bahkan kadang buta akan Serigala berbulu Domba.
Tak pernah menyangka akan akhir yang begitu tragis, sebuah pengkhianatan dari orang yang dicintai, bahkan bertahun-tahun menjalin ikatan, namun nyatanya hanya sebuah tipuan.
Apalagi kalau bukan demi harta dan tahta, itulah yang menjadi tujuan utama, tidak perduli akan kasih dan sayang yang di utarakan, dan Luka akan tetap Sakit pada Akhirnya.
Jangan bilang Tuhan tidak pernah adil pada kehidupan, pada kenyataannya DIA membuat apa yang di Tanam akan di Tuai, Sakit yang dirasakan tak akan sia-sia, luka yang tertoreh pasti akan ada obatnya, terkadang rasa sakit membuat kita menjadi Luar biasa.
Begitulah keajaiban kehidupan, akan tertulis dalam Novel you're AMAZING, perjalanan seorang wanita dengan semua lukanya, mampu bangkit dan berdiri kembali bersama dengan Laki-laki yang luar Biasa.
Salam sehat, semangat dan jangan lupa bahagia...Sinho.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Langkah Awal
Sifa sengaja datang lebih pagi dari biasanya, menyiapkan segala hal sesuai petunjuk Than, dan saat jam delapan tepat, Than sudah bersiap mengajaknya.
"Sepertinya kamu bersemangat sekali" ucap Than.
"Tentu saja" jawab Sifa yang kini melangkah disamping Than.
"Ada satu Tim yang akan membantu nanti" ucap Than.
"Tim?" Tanya Sifa.
"Hem, masalah ini tidak sederhana, lihat saja nanti"
"Jadi_?, Tuan Thomas saja tidak cukup?" Tanya Sifa penasaran.
"Paman Thomas ada pekerjaan penting lain, masalah ini aku yang tangani langsung"
Sifa tak bertanya lagi, kini sudah duduk di samping Than dan memeriksa pekerjaannya berkali-kali.
Hingga akhir tiba di sebuah tempat, Resort mewah yang sudah dipersiapkan untuk acara hari ini, dan saat memasuki ruangan privat yang cukup besar, entah kenapa Sifa merasa jantungnya berdetak lebih cepat.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Than.
"Hem, aku baik"
"Good honey" sahut Than lirih namun masih bisa didengar oleh Sifa yang berada disampingnya.
Pintu pun terbuka dan _
Deg.
Pandangan pertama Sifa tertuju pada seorang wanita yang tersenyum menyambut kedatangannya, mata Sifa akhirnya bertatapan dan membuat wanita itupun terkejut di buatnya.
Than memasang wajah datarnya, terus melangkah dengan Sifa yang mengikuti disampingnya, begitu juga dengan Tim yang lainnya.
Saat akan duduk, tatapan mata Sifa dikejutkan kembali dengan adanya dua laki-laki yang tertancap jelas dalam ingatan Sifa, bagaimana sandiwara pengkhianatan dulu saat dimainkan.
"Selamat datang Tuan Than" ucap laki-laki yang memimpin, dan dialah Ruslan Smith, mantan atasan Sifa yang dengan tega memecatnya, bahkan menguras uangnya.
Than hanya tersenyum, menunduk dan duduk, terlihat sekali sikap yang begitu dingin dan berkuasa, berbeda dengan Ruslan yang sepertinya sengaja mencari muka.
"Maaf, saya ingin bertanya, bagaimana anda bisa datang bersama dengan Nona Sifa?" Tanya Ruslan.
"Dia penasehat sekaligus tangan kananku, apa ada lagi yang anda tanyakan?" Than menatap Ruslan.
"Oh tidak, maaf, karena sebelumnya anda harus tau jika_"
"Sifa dulu bekerja padamu?" Sahut Than.
"Baik, jadi anda sudah tau?" Tanya Rusman.
"Tentu saja, dia wanita yang tangguh, hebat dan sangat teliti, anda melepasnya begitu saja, sayang sekali" ucap Than membuat Rusman terdiam dan sekejap menatap Sifa yang masih terdiam.
Rusman kembali ke tempatnya, disampingnya ada HANSYAH PRADITYA yang penasaran akan apa yang sudah di perbincangkan, apalagi ada Sifa disamping orang hebat seperti Than.
"Apa yang terjadi pak Rusman?" Tanya Hans.
"Sial, Sifa menjadi Penasehat dan orang kepercayaan nya"
"Apa?!, anda tidak salah?" Hans sangat terkejut akan kabar yang di berikan.
"Tuan Than sendiri yang berbicara padaku tadi"
"Tapi_, bagaimana mungkin ini terjadi?"
"Aku terlalu menganggap remeh wanita itu, dan perasaan ku tidak enak" ucap Rusman yang nampak sedikit khawatir.
Akhirnya rapat dimulai, para petinggi perusahaan TRULA GROUP dan MEGATHAN Company mengawali dengan memberikan sambutan dan saat yang ditunggu, dimana Sifa memberikan presentasi kerja baru yang harus dilakukan di TRULA GROUP.
Hena Sofia mantan sahabat yang dulu dipercaya tercengang dibuatnya, bukan masalah bagaimana Sifa membawakan penjelasan karena semua tau kemampuan Sifa dibidang itu memang tak tertandingi, namun semua penjelasan yang diberi begitu tepat membuat sang pemilik perusahaan, sekretaris nya Hans dan dirinya yang bagian keuangan kelimpungan.
"Interupsi, maaf saya menyela, dari semua penjelasan yang diberikan, jelas sekali keuntungan besar ada di pihak MEGATHAN Company, itu tidak adil" ucap Rusman.
"Maaf, kami memberikan sebuah solusi dan jalan keluar terbaik saat ini, dan inilah yang kami berikan, bukan lagi penawaran" jawab Sifa jelas dan singkat.
"Tapi, jelas itu merugikan perusahaan kami" sahut Hans tak terima.
"Terserah, semua adalah pilihan, jika perusahaan TRULA GROUP masih ingin berjalan, ini yang kami bisa lakukan, tapi jika tidak bisa diterima itu artinya_"
"Kendali TRULA GROUP aku ambil alih" sahut Than.
"APA?!" Hena, Hans, dan Rusman terkejut bersamaan.
"Ini tidak mungkin, bagaimana bisa begitu?" Rusman melayangkan protes keras, sampai berdiri dari tempatnya.
Than masih terdiam, menatap Sifa yang kini mengangguk memberikan sebuah berkas dimana TRULA GROUP sebenarnya sudah melakukan kontrak kerjasama dengan satu perusahaan anak buah MEGATHAN Company tanpa disadari, dan disana jelas sebanyak apa hutang TRULA GROUP yang tidak terbayar, mangkir dari perjanjian.
"Kau menjebak ku!" Teriak Rusman tak terima melihat kenyataan.
"Terserah, dan lakukan pilihanmu sendiri Tuan Rusman, aku masih menghargai mu sebagai sesama pengusaha, jadi jangan salah langkah" jawab Than dengan tenang.
Rusman terduduk lemas di kursinya kembali, benar-benar tak menyangka apa yang sudah terjadi, pilihan yang sulit tentunya, dan pada akhirnya semua sama, TRULA GROUP ada di bawah bayang-bayang kepemimpinan MEGATHAN Company.
"Kami perlu berpikir, bisakah anda memberi waktu saya lagi?" Tanya Rusman dalam kebingungan.
Hans berusaha menenangkan dirinya sendiri, nafasnya terasa sesak, hingga terpaksa melonggarkan dasinya, begitu juga dengan Hena yang sesekali melihat ke arah Sifa yang masih duduk dan sibuk dengan laptopnya.
"Aku benar-benar tidak menyangka, Sifa bergabung dengan MEGATHAN untuk menghancurkan kita" ucap Hans.
"Yang lebih mengherankan, apa yang dilihat tuan Than hingga mau menerimanya sebagai orang penting dalam perusahaannya" lanjut Hans lagi.
"Jelas sekali, Sifa sudah memberi tahu semua kelemahan perusahaan kita, kurang ajar" ucap Rusman.
Than masih membiarkan musuhnya setidaknya untuk bernafas, melihat bagaimana Rusman dan anak buahnya kelimpungan merupakan hiburan yang sangat menyenangkan.
"Bagaimana honey, apa aku harus memberikan dia waktu lagi?" Tanya Than lirih.
"Tidak perlu, hari ini juga buat mereka memutuskan jalan pilihan, mereka semua ular, akan menancapkan bisanya jika kita lengah"
"Hem, aku setuju" ucap Than dan akhirnya memberikan waktu sampai makan siang.
Rapat dihentikan, Than bersama dengan Sifa berjalan keluar, namun Rusman menghadang langkah Than dan memintanya untuk ikut menikmati hidangan makan siang yang sudah di persiapkan.
"Silahkan Tuan Than"
"Okey, honey, ikut aku"
"Iya" jawab Sifa.
Bagaimana reaksi Rusman?, sangat terkejut tentunya, panggilan Than ke Sifa sangat terdengar nyata, bahkan Hans dan Hena yang berada tak terlalu dekat langsung berbalik dan shock dibuatnya.
"Kau dengar tadi?" Ucap Hena.
"Tuan Than memanggilnya 'Honey'?" Ulang Hans tak percaya.
Begitu juga dengan Rusman yang sudah mengumpat dalam hati, menghadapi Than saja sudah pusing, dan kini bisa dipastikan Sifa mantan orang penting di perusahaan nya akan bekerjasama menjatuhkannya.
Hingga akhirnya Than dan Sifa berada dalam ruangan khusus bersama dengan Rusman.
"Silahkan di nikmati" ucap Rusman dengan senyuman yang entah terasa aneh bagi Than.
Saat Sifa akan mengambil makanan, satu tangan Than yang berada di balik meja menyentuh kaki Sifa.
"Ada apa?" Tanya Sifa lirih.
"Ambil apa yang aku makan, yang lainya jangan"
"Ha, kenapa?"
"Jangan banyak tanya"
Sifa segera diam, dan melihat apa saja yang diambil oleh Than untuk dimakan, bukan hanya itu, Sifa juga memperhatikan reaksi Rusman.
Benar saja, Rusman nampak terkejut saat Than ternyata memilih makanan yang akan di nikmati, bahkan beberapa kali Rusman menawarkan menu lain dan Than menolaknya.
Sifa akhirnya mengikuti menu yang dimakan oleh Than, lalu menikmati makanan perlahan namun belum sampai habis, Sifa merasa ingin buang air kecil.
"Aku ke toilet dulu" Sifa meminta ijin.
"Hem" Than mengangguk.
Berjalan sedikit cepat, Sifa akhirnya merasa lega setelah melakukan ritualnya, dan berjalan kembali ke ruangan sebelumnya, namun Hena sudah ada didepannya.
"Sifa, apa yang sudah kau lakukan, apa hubunganmu dengan Tuan Than?"
"Maaf, itu bukan urusanmu"
"Begitu mudahnya kau jual dirimu?" Sahut Hena masih tak percaya dengan prasangka nya.
Jangan lupa, KOMENnya, LIKE, VOTE, HADIAH dan tonton IKLANNYA.
Bersambung.
kyknya hrs memunculkan pesaing biar mereka sadar akan perasaannya..