Bagaimana perasaanmu jika istri yang sangat kamu cintai malah menjodohkan mu dengan seorang wanita dengan alasan menginginkan seorang anak.
Ya inilah yang dirasakan Bima. Dena, sang istri telah menyiapkan sebuah pernikahan untuknya dengan seorang gadis yang bernama Lily, tanpa sepengetahuan dirinya.
Bima sakit hati, bagaimanapun juga dia sangat mencintai istrinya, meskipun ia tahu sang istri tidak bisa memberikannya keturunan.
Bisakah Lily berharap Bima akan mencintainya? Meskipun Bima sangat dingin padanya, tapi Lily telah berjanji satu hal pada Dena. Sanggupkah Lily menepati janjinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon trias wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14
"Boleh kan, Ly?" izinnya kemudian tanpa menghiraukan jawaban yang akan di dapatnya dia sudah duduk dengan santainya disana, di antara Adit dan Lily.
"Tentu boleh, pak!"
"Trimakasih."
Suasana hening. Tak berapa lama pelayan mendekat dan menyimpan pesanan yang sama seperti yang Lily makan.
"Bisa gak sih elo gak ganggu kita? Bikin mood gue berantakan aja!" dengus Adit.
"Jadi elo ngusir gue?" sarkas Bima.
"Ya elo harus ngerti dong. Gue kan lagi pedekate sama sekretaris elo!" ucap Adit tidak suka.
"Tapi Lily gak keberatan, Iya kan Ly?" Bima menatap Lily tajam. Yang di tatap hanya mengangguk pasrah. Dadanya bergemuruh, perasaannya takut seketika.
Mereka melanjutkan makan dalam diam. Bima yang bersikap tenang dan datar, Lily yang merasa ketakutan, dan Adit merasakan kesal luar biasa.
"Ly, pulang sama saya saja. Lagipula kantor Adit kan jauh dari sini!" tawar Bima, yang sebenarnya adalah itu sebuah keharusan untuk Lily.
"Eh?"
"Gak bisa gitu dong. Lily kan dateng bareng gue. Gue yang harus anter Lily kembali ke kantor! Iya kan Ly?" protes Adit.
Lily merasa bingung dengan perdebatan dua pria di hadapannya. Lama kelamaan kepalanya terasa pusing mendengar dua cowok yang kece ini berdebat, tak mau mengalah.
"Udah deh, pak Bima, mas Adit. Lily pulang sendiri aja deh! Kalau kalian mau terusin debat, silahkan aja kalian debat berdua. Lily pusing dengernya!" Lily segera bangun dari duduknya kemudian mengambil tasnya.
"Mas Adit, trimakasih traktirannya." ucap Lily lalu berlalu tapi tangannya di tahan Adit tepat di depan wajah Bima.
"Nanti malam aku akan jemput kamu. Aku ganti makan siang yang menyebalkan ini dengan makan malam romantis." Adit menggerakkan kedua alisnya sambil tersenyum.
"Umm...?"
"Jam tujuh!" Adit masih kekeuh rupanya. Tidak melihat dengan pandangan Bima yang mulai memerah menahan emosinya.
"Gimana nanti deh ya. Aku gak mau janjiin, takut mas Adit kecewa."
Bahu Adit merosot, tapi sedetik kemudian tubuhnya kembali tegak dan tersenyum.
"Oke." Lily berlalu dari hadapan keduanya. Adit kembali duduk di tempatnya dengan diiringi tatapan sinis Bima.
"Lo ganggu aja sih! Gak pengen apa lihat sahabat lo married?"
"Lily tuh udah ada yang punya. Lagian apa Lily mau sama playboy kayak elo?" Bima balik bertanya.
"Ya gue akuin, gue emang playboy, tapi demi Lily gue mau koq pensiun dari dunia ke-playboy-an gue!"
Bima tertawa. "Sekali playboy mah tetep playboy. Lily gak akan percaya kalo loe bisa berhenti jadi playboy!"
"Gue bisa buktiin koq. Lagian sejak awal gue kenal Lily gue udah janji sama diri gue sendiri. Gue akan serius dan setia sama dia!" ucap Adit bersungguh-sungguh yang membuat Bima mengeratkan pegangannya yang masih memegang sendok di tangannya.
"Udah ah, gue mau balik ngantor lagi. Bentar lagi gue ada meeting!" Bima berdiri dan kemudian mengeluarkan sejumlah uang. "Titip bayar makanan gue. Sekalian punya Lily."
Lalu Bima pergi meninggalkan Adit yang masih menatapnya tak suka.
"Apa-apaan si Bima. Kan jadinya dia yang traktir Lily kalau begini!"
Di luar restoran. Bima melihat Lily yang masih berdiri di tepi jalan. Matanya tertuju pada kendaraan dari kejauhan. Wajahnya terlihat mulai cemas.
Bima mendekati Lily dan menurunkan kaca di kursi penumpang. Memerintahkan Lily untuk masuk. Lily pun menurut. Hening. Tidak ada yang berniat untuk lebih dulu membuka suaranya.
Lily menunduk, memainkan jari-jari tangannya. Sedangkan Bima fokus menyetir.
Hingga sampailah mereka di area kantor. Lily mengucapkan terima kasih dan bergegas membuka pintu, namun tidak bisa. Bima sudah mengunci otomatis pintu mobilnya.
"Masih ingat perjanjiannya kan? Jangan coba-coba dekat dengan pria manapun! Aku gak mau ada orang lain yang tahu hubungan kita, termasuk ketiga sahabatku!"
Semangat thor 💪💪