Novel ini mengisahkan perjalanan cinta yang penuh dinamika, yang diselimuti perselisihan dan kompromi, hingga akhirnya menemukan makna sesungguhnya tentang saling melengkapi.
Diantara lika-liku pekerjaan, mimpi, dan ego masing-masing, mereka harus belajar mengesampingkan perbedaan demi cinta yang semakin kuat. Namun, mampukah mereka bertahan ketika kenyataan menuntut mereka memilih antara ambisi atau cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arin Ariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ujian Terbesar
Setelah perjalanan panjang yang penuh dengan kebingungan dan keraguan, Ariana dan Alfatra akhirnya mulai menemukan ritme mereka. Namun, hidup tak pernah berjalan mulus, dan mereka segera dihadapkan pada ujian yang lebih besar. Ujian yang menguji seberapa kuat hubungan mereka, serta seberapa besar mereka benar-benar siap menghadapi segala tantangan yang datang.
Pagi itu, Alfatra mendapat panggilan dari atasan yang memberinya kabar mengejutkan. Ia ditawari untuk mengambil posisi penting di luar negeri, sebuah kesempatan yang sangat besar dalam karirnya. Tentu saja, keputusan itu akan mengubah banyak hal dalam hidupnya—termasuk hubungannya dengan Ariana.
“Ari, aku dapat tawaran untuk bekerja di luar negeri,” kata Alfatra dengan wajah yang tampak serius saat mereka sedang makan siang bersama.
Ariana terdiam, menatap Alfatra dengan perasaan campur aduk. “Luar negeri? Itu... luar biasa, Alfa. Tapi, apa kamu yakin ingin pergi?”
“Aku ingin mengambil kesempatan ini,” jawab Alfatra dengan suara penuh pertimbangan. “Ini adalah kesempatan besar untuk karirku, dan aku harus berpikir panjang.”
Ariana merasa hati kecilnya bergejolak. Di satu sisi, ia tahu ini adalah impian Alfatra dan peluang besar untuk masa depannya. Namun, di sisi lain, ia merasa takut bahwa hubungan mereka mungkin terancam.
“Kamu benar-benar ingin pergi?” Ariana bertanya, meskipun suaranya terdengar hampir seperti sebuah pernyataan. “Kita baru saja mulai membangun kembali semuanya. Bagaimana dengan kita?”
Alfatra menatap Ariana dengan mata penuh penyesalan. “Ari, aku tidak ingin melukai kamu. Ini adalah keputusan yang sangat berat. Tapi aku harus memikirkan masa depanku juga. Ini mungkin kesempatan yang hanya datang sekali seumur hidup.”
~
Hari-hari setelah itu terasa berat bagi Ariana. Ia merasa seakan dunia yang telah mulai tenang kembali, kini terguncang dengan pilihan besar yang harus dihadapi Alfatra. Terkadang, ia merasa bahwa meskipun cinta mereka besar, karir Alfatra mungkin akan selalu menjadi prioritas. Ada perasaan takut yang muncul di dalam hati Ariana, sebuah rasa takut kehilangan lagi—takut akan ditinggalkan, meskipun kali ini mungkin dengan alasan yang sah dan tak bisa disalahkan.
“Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan, Alfatra,” kata Ariana suatu malam ketika mereka sedang duduk bersama di taman, menikmati suasana yang masih penuh kenangan. “Aku ingin kamu mengejar impianmu, tapi aku takut jika kita akan semakin jauh.”
Alfatra meraih tangan Ariana dengan lembut, mencengkeramnya erat. “Ari, aku mencintaimu. Ini bukan tentang kita berpisah. Aku hanya perlu waktu untuk memikirkan bagaimana kita bisa menjalani hubungan ini sambil mengejar apa yang aku inginkan. Aku tidak ingin kehilanganmu.”
Ariana menunduk, merasakan perasaan yang bercampur aduk. Ia tahu bahwa Alfatra tidak bisa menahan kesempatan seperti ini, namun ia juga tahu bahwa jika mereka harus terpisah jarak, hubungan mereka akan diuji lebih jauh.
“Apakah kamu siap untuk menunggu, Ari?” tanya Alfatra dengan harapan, menunggu jawaban dari orang yang ia cintai.
Ariana menarik napas panjang, merasakan berat keputusan itu. “Aku… aku tidak tahu. Tapi aku akan mencoba. Aku hanya tidak ingin kita terpisah tanpa kita tahu apakah hubungan ini bisa bertahan dengan jarak.”
~
Kehidupan di luar negeri tentu membawa banyak tantangan, dan Alfatra tahu betul itu. Sementara ia merasa bersemangat dengan kesempatan yang datang, keluarga Ariana, terutama ibunya, tampaknya tidak bisa menerima kenyataan bahwa Ariana harus menjalin hubungan dengan seseorang yang bisa saja jauh darinya untuk waktu yang lama.
Suatu malam, Ariana berbicara dengan ibunya tentang rencana Alfatra.
“Jadi, Alfatra benar-benar akan pergi?” tanya ibunya dengan wajah yang penuh kecemasan.
Ariana mengangguk, matanya penuh dengan rasa bingung. “Iya, Bu. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku ingin mendukungnya, tapi aku takut akan lebih banyak hal yang akan kita kehilangan.”
Ibu Ariana menatap putrinya dengan lembut. “Ari, cinta itu penting, tetapi kita juga harus realistis. Apa kamu siap jika hubungan ini akan terganggu karena jarak? Apa kamu siap untuk menunggu?”
Ariana terdiam sejenak, merasa terjepit di antara dua dunia. Ia ingin Alfatra mengejar karirnya, tetapi di sisi lain, ia juga merasa bahwa mereka harus lebih berhati-hati. “Aku ingin mencoba, Bu. Aku ingin berjuang untuk hubungan ini, meskipun aku tahu itu tidak mudah.”
Ibunya menghela napas. “Kamu tahu, cinta itu memang bisa mengalahkan banyak hal. Tapi jangan biarkan itu menghalangi pertumbuhanmu juga, Ari. Jangan biarkan hidupmu tertunda hanya karena hubungan yang penuh ketidakpastian.”
~
Alfatra akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran pekerjaan itu. Namun, sebelum berangkat, ia dan Ariana duduk bersama untuk membicarakan langkah selanjutnya.
“Ari, aku ingin kita jujur tentang semuanya,” kata Alfatra dengan serius. “Aku tahu hubungan ini akan lebih sulit, tapi aku ingin kita tetap mencoba. Kita bisa saling mendukung meskipun jarak memisahkan kita. Aku akan berusaha keras untuk membuat ini berhasil.”
Ariana menatapnya dengan perasaan campur aduk. “Aku ingin kamu mengejar impianmu, Alfa. Aku akan berusaha untuk mendukungmu, tapi kita harus jujur satu sama lain. Jika kita merasa tidak bisa lagi melanjutkan ini, kita harus berbicara.”
Alfatra menggenggam tangan Ariana dengan erat. “Aku akan selalu berjuang, Ari. Untuk kamu, untuk kita. Aku harap kita bisa melewati ini bersama.”
~
Saat Alfatra pergi untuk memulai karir barunya di luar negeri, Ariana dan Alfatra tahu bahwa mereka akan menghadapi ujian terbesar dalam hubungan mereka. Jarak menjadi pemisah, dan mereka harus berjuang untuk menjaga cinta itu tetap hidup meski ada rintangan besar di depan.
.........~