 
                            Feylindita adalah seorang wanita cantik yang berprofesi sebagai seorang agen rahasia yang bekerja di bawah pusat keamanan negara. Keahlian menembak dan bela diri yang luar biasa, membuatnya menjadi salah satu agen rahasia yang sangat di andalkan. Tak ada yang mengetahui tentang pekerjaannya, termasuk keluarga bahkan suaminya sendiri.
Ia menikah dengan Giantara Aditama seorang CEO sebuah Mall ternama melalui perjodohan. Tepatnya Feylin 'Dijual' pada keluarga Aditama oleh sang paman yang merawatnya sejak kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan.
Namun ia beruntung karena memiliki mertua dan ipar yang baik. Cobaannya hanyalah suami yang selalu bersikap dingin dan cuek padanya.
Apakah hubungan pernikahan mereka akan membaik?
Apakah keluarganya akan mengetahui pekerjaannya yang sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Terus Menggoda
Pagi itu Fey sedang menikmati nasi goreng buatannya. Hari ini, ia libur stand by. Walau begitu, siang nanti ia ada janji bertemu dengan klien LBH di Perusahaan Gian.
Gian keluar dari kamarnya dengan kondisi yang sudah rapi. Pria tampan itu tampak sangat terburu - buru. Fey sendiri hanya melihat gerak - gerik Gian tanpa bertanya apapun.
Dengan langkah cepat, Gian menghampiri Fey yang sedang sarapan di meja makan. Ia meraih tangan Fey yang memegang sendok, kemudian menyuapkan nasi goreng ke mulutnya sendiri.
Fey hanya bisa bengong melihat tingkah Gian kali ini. Pria itu lalu minum dari gelasnya setelah memakan tiga sendok nasi goreng miliknya.
"Aku udah siapin kalo kamu mau sarapan, Kak." Celetuk Fey yang masih menatap heran pada Suaminya.
"Aku buru - buru, Sayang. Ada meeting pagi ini." Jawab Gian yang justru membuat Fey merinding.
"Are you O.K?" Tanya Fey.
"Yes! I'm O.K." Jawab Gian yakin sambil menatap manik mata Fey yang nampak heran.
"Aku berangkat dulu. Kita ketemu di Perusahaan, kamu datang sebelum makan siang, ya." Titah Gian.
"Tapi kan kita meeting setelah makan siang." Sahut Fey.
"Temani aku makan siang, Sayang. See you." Ujar Gian sambil mengusap puncak kepala Fey. Pria itu lalu berjalan cepat meninggalkan Fey menuju ke luar rumah.
Fey yang masih bengong, sampai menganga tak percaya dengan tingkah suaminya yang tiba - tiba berubah. Sejak kemarin, ia di buat baper oleh pria tampan itu. Ia kemudian melihat ke arah sendok dan gelasnya yang barusan di pakai oleh Gian.
"Dia kenapa sih? Mabok?" Tanya Fey yang masih tak percaya.
Sementara itu, dua orang yang sedang mengintip tingkah majikannya hanya bisa tertawa geli di balik tembok.
...****************...
"Aunty Fey..." Seru Kia kala melihat Fey datang pagi itu.
"Aduhh, sayangnya Aunty." Ujar Fey sambil memeluk hangat keponakannya.
Pagi tadi Kak Gita menelfonnya. Ia meminta tolong Fey untuk menjaga Kia sampai jam makan siang setelah Kia pulang sekolah pukul sepuluh.
Kak Gita sedang menjalankan praktik Poli di Rumah Sakit, sementara Suaminya sedang dinas di luar negri. Suster Kia kebetulan sedang sakit hingga tak bisa menjaga Kia hari ini. Sementara Mama Mila memang sedang berada di luar kota bersama Papa Abraham.
"Kok Aunty yang jemput Kia? Ncus dimana?" Tanya Kia.
"Ncus lagi sakit, Ki. Mommy gak bisa jemput karna masih di RS. Jadi, Kia ikut Aunty dulu ya." Ujar Fey yang di jawab anggukan senang oleh Kia.
Fey kemudian membawa Kia ke Play Ground yang ada di Big Mall, Mall milik Gian. Ia juga ada janji temu dengan Mbak Vivi untuk membahas masalah Klien mereka sebelum bertemu dengan Gian, Tim Kuasa Hukum dan tentu saja Klien mereka.
"Kia main dulu, ya. Aunty di sini sama teman Aunty, ada yang perlu kami bahas." Ujar Fey pada keponakannya.
Fey kemudian duduk di dekat Play Ground bersama Mbak Vivi sambil membahas pekerjaan mereka. Netranya pun sesekali mengawasi Kia yang sedang asyik bermain.
"Sayang." Suara bariton Gian membuat Fey kaget hingga sedikit terjingkat.
Fey juga Mbak Vivi menoleh bersamaan dan melihat Gian berdiri di dekat mereka dengan beberapa orang yang mengikutinya.
"Kak Gian ngapain di sini?" Tanya Fey.
"Inspeksi lah, gak mungkin kalo belanja bawa rombongan gini." Jawab Gian.
Mbak Vivi hanya bisa tertunduk sambil melipat bibir, menahan tawa melihat kepolosan rekannya. Tak hanya Mbak Vivi, beberapa orang yang mengikuti Gian pun tersenyum geli melihat tingkah Bos Wanita mereka.
"Ini?" Gian melihat ke arah Mbak Vivi.
"Ini senior aku di LBH namanya Mbak Vivian. Dia yang nanti juga akan mendampingi Karyawan Mall." Jawab Fey memperkenalkan Mbak Vivi.
"Salam kenal, Pak, nama saya Vivian. Saya rekan kerja Feylin di LBH." Ujar Mbak Vivi dengan sopan.
"Salam kenal, saya Gian, Suami Feylin." Jawab Gian.
"Harusnya CEO sih ngenalin dirinya, kenapa jadi Suami?" Protes Fey.
"Emang kita lagi rapat? Kita kan ketemu di luar jam pekerjaan, bener Mbak?" Jawab Gian yang juga meminta pembenaran dari Mbak Vivi.
"Iya, benar, Pak." Jawab Mbak Vivi yang hanya bisa tersenyum geli.
"Kamu ngapain di sini?" Tanya Gian.
"Uncle....." Suara Kia terdengar sebelum Fey menjawab pertanyaan Gian. Gadis kecil itu berlari kemudian menghambur dalam pelukan Gian yang sudah berjongkok menyambutnya.
"Uuh, keponakan Uncle. Tadi pulang di jemput Aunty?" Tanya Gian yang di jawab anggukan oleh Kia. Gadis kecil itu tampak nyaman berada di pelukan pamannya.
"Kak Gita dan Ncus Kia, kemana?" Tanya Gian pada Fey.
"Kak Gita lagi Poli. Ncus Kia lagi sakit, makanya Kak Gita titip Kia sampe jam makan siang." Jawab Fey.
"Kenapa gak titip ke Mama?" Tanya Gian.
"Mama dan Papa kan semalam ke luar kota. Emang Kak Gian gak tau?" Tanya Fey heran.
"Oh, gak tau. Kan kamu anaknya, aku yang menantunya." Sahut Gian yang membuat Mbak Vivi langsung menyemburkan tawa.
"Yaudah, Fey, gue mau jemput anak gue dulu. Nanti langsung ketemu di Kantor Pak Gian aja." Pamit Mbak Vivi.
"Eh, iya Mbak. Hati - hati, ya." Jawab Fey.
"Saya permisi dulu, Pak Gian." Pamit Mbak Vivi yang di jawab anggukan sopan oleh Gian.
"Kalian silahkan lanjutkan Inspeksinya. Saya mau menemani Istri dan Keponakan saya. Laporkan hasilnya pada saya hari ini." Titah Gian pada beberapa orang yang masih setia berdiri di belakangnya.
"Baik, Pak Gian." Jawab mereka yang kemudian mengangguk hormat sebelum melangkah pergi.
"Kenapa gak lanjutin kerja sih, Kak? Kalo nanti di bilang gak profesional gimana?" Omel Fey.
"Siapa yang berani bilang gitu? Memangnya mau aku pecat?" Jawab Gian yang membuat Fey geleng - geleng kepala.
"Terus, Kak Gian mau ngapain di sini?" Tanya Fey lagi.
"Emang kamu gak denger, tadi aku bilang mau nemenin Istri dan Keponakan?" Gian malah balik bertanya. Fey sendiri hanya bisa menghembuskan nafas panjang menghadapi tingkah menyebalkan Gian.
"Aunty, Uncle, Kia mau main lagi." Kata Kia sambil meminta turun dari gendongan Gian.
"O.K. Hati - hati mainnya. Uncle dan Aunty tunggu di sini." Kata Gian sambil menurunkan Kia dari gendongannya.
Gadis kecil itu berlari kembali ke arena bermain, sementara Gian duduk di sebelah Fey dan ikut mengawasi Kia.
"Mau makan siang di sini, atau di ruanganku, Sayang." Tanya Gian.
"Terserah Kak Gian aja." Jawab Fey.
"Mau makan apa?" Tanya Gian lagi.
"Terserah Kak Gian." Jawab Fey.
"Setelah ini, kita ke hotel. Kita senang - senang, menikmati malam pertama yang tertunda." Ujar Gian yang langsung membuat Fey menoleh dengan mata melotot.
"Apaan sih, Kak Gian?" Sahut Fey.
"Aku kira kamu bakal jawab 'terserah Kak Gian aja'. Ternyata langsung beda reaksinya." Ujar Gian sambil tertawa.
"Gak lucu tau, Kak." Gerutu Fey.
"Aku cuma bercanda, Sayang. Jangan sewot gitu dong." Kata Gian sambil mencubit gemas pipi Istrinya.
jgn d gntung yaa
q pdamu thor 😃
lg seru2ny nic
Gian lucuuu 😃
mkin sru critanya