Milea arabella, biasa akrab di sapa dengan nama Lea adalah gadis yatim piatu setelah kematian kedua orang tua nya akibat kecelakaan tunggal beberapa tahun yg lalu sepulang dari luar kota, saat itu milea yg baru lulus SMA begitu syok mendengar kenyataan itu, apalagi dirinya harus menghidupi ketiga adik-adiknya.
Akan kah kebahagiaan menghampiri Milea dan ketiga adik-adiknya.?
ikuti terus kisah milea di cerita ini.
Happy reading 😘.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon astiana Cantika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13 Belanja tipis-tipis
Lea dengan langkah ringan membawa keluarga kecilnya menuju dimana toko yg menjual pakaian berada.
Pegawai tokoh yg merupakan seorang gadis berusia 19 tahun pun mendatangi Lea dan keluarga nya.
"Ada yg bisa saya bantu mbak.?" Ucap pegawai tersebut.
"Saya mau mencari baju-baju yg cocok untuk saya, adik-adik saya dan juga kakek nenek saya." Ucap Lea dengan sopan dan berbicara formal.
Pegawai wanita itu tak berani lama-lama menatap mata Lea, entah kenapa dirinya yg tadi baik-baik saja tiba-tiba merasa bergetar.
"Silahkan mbak sebelah sini, banyak baju-baju yg mbak inginkan." Ucap pegawai tersebut.
Lea pun memilih beberapa potong pakaian dan beberapa setel untuk keluarga kecil nya.
Setelah beberapa saat belanja, Lea pun telah menyelesaikan belanja nya, dan kini Lea, beserta adik-adiknya dan juga kakek nenek nya telah keluar dari toko tersebut setelah membayar belanjaan mereka.
Kasir di toko baju tersebut sempat syok kala melihat Lea mengeluarkan kartu silver yg saldo nya milyaran tersebut, padahal Lea sengaja mengeluarkan kartu yg limit nya paling sedikit dibanding kartu-kartu lain nya agar tidak menimbulkan kegaduhan.
Mereka pun berjalan-jalan sebentar sebelum keluar dari mall tersebut.
" Kak." Ucap Sasa sambil menarik ujung baju Lea.
" Ya, adek mau apa.?" Ucap Lea.
Sasa tidak menjawab tapi mata nya terus menoleh pada boneka hello Kitty pink di etalase toko boneka.
Lea yg melihat arah pandangan Sasa pun mengerti bahwa adik nya sangat menginginkan boneka tersebut.
" Adek mau boneka,? ayo kita beli." Ucap Lea berjalan sambil merangkul Sasa.
" Tidak usah kak." Ucap Sasa menunduk.
" Sayang nya kakak, kalau mau apapun tinggal sebut saja, akan kakak penuhi." Ucap Lea mengacak-acak rambut Sasa.
" kakak, rambut adek gak rapi lagi." Ucap Sasa cemberut.
" haha iya deh iya nih dah kakak rapihin ayo kita masuk." Ucap Lea membawa sasa ke toko tersebut.
" Mbak, tolong Bungkus boneka itu." Ucap Lea menunjuk boneka hello Kitty pink yg besar nya setengah tubuh Sasa .
" Baik mbak." Ucap pegawai toko dengan ramah.
Sasa yg melihat boneka itu pun berbinar-binar seakan tidak sabar ingin memeluk nya.
Setelah membayar nya, Lea pun mengajak Sasa keluar dari toko tersebut.
sedang kan Sasa, gadis kecil itu tak henti-hentinya menatap boneka cantik yg di peluk nya dengan erat itu.
" Boneka nya cantik sekali dek." Ucap Zero.
"Iya bang, boneka nya cantik, makasih ya kak, sayang kakak banyak-banyak." Ucap Sasa tersenyum senang lali memeluk tubuh Lea dengan erat.
" Iya sama-sama, ayo kita mampir ke Restoran dulu, habis itu baru kita mencari hotel buat menginap." Ucap Lea.
Semua nya pun mengangguk mengiyakan dan menuju restoran di mall tersebut.
Ini pertama kalinya setelah orang tua mereka meninggal, mereka bisa merasakan makan di restoran lagi.
Beberapa saat setelah makan, mereka pun keluar dari mall itu untuk mencari hotel terdekat dan kebetulan tak jauh dari mall terdapat hotel berbintang yg berdiri menjulang.
Lea pun dengan segera menuju resepsionis nya untuk memesan kamar di hotel tersebut, Lea pun memesan 3 kamar.
Setelah mendapat kan kamar yg di inginkan nya, Lea beserta keluarga pun menuju kamar yg sudah di pesan oleh nya untuk beristirahat sebelum besok melakukan perjalanan lagi menuju Mansion nya.
.
.
Keesokan harinya.
Pagi-pagi sekali mereka sudah berkemas dan sebelum melakukan perjalanan tak lupa mereka sarapan yg sudah di sediakan oleh pihak hotel.
Dengan semangat Lea pun menjalankan kembali mobil nya dan sesekali melirik Sasa yg tak lepas mendekap boneka tersebut.
"Wah sayang banget ya sama boneka nya sampai gak lepas dari pelukan begitu." Ucap Lea pada Sasa.
"Hehehe, boneka nya cantik kak, Sasa suka." Ucap Sasa tersenyum sambil mendekap boneka nya setelah itu menggoyang nya.
"Kalau begitu seperti nya kamar Sasa nanti akan kakak isi dengan boneka yg banyak dan besar-besar."Ucap Lea.
"Beneran kak.?" Ucap Sasa berbinar.
" Benaran dong, lihat saja nanti, kamar Sasa akan jadi istana boneka." Ucap Lea tertawa kecil.
" Asikkk, terimakasih kak Lea." Ucap Sasa seakan tidak sabar dan membayangkan istana boneka di dalam kamar nya.
Kakek Rahman dan nenek sarimah yg melihat interaksi cucu nya hanya tersenyum simpul saja.
"Apa di sekolah baru kita nanti kita tidak akan di buli lagi bang.?" Ucap Zero pada Felix.
"Sttt pelan kan suara mu jangan sampai di dengar kakak bahwa kita sering di buli waktu di sekolah." Ucap Felix berbicara Pelan.
"Tapi aku takut bang, untung mereka hanya memukul tubuh kita , kalau sampai wajah kita, pasti kakak akan marah besar, aku tidak mau membawa kakak dalam masalah, kita hanya orang miskin." Ucap Zero mengenang saat dirinya di sekolah nya dulu.
"Kita ini cowok ngapain harus takut, kalau kita lemah, bagaimana kita bisa melindungi keluarga kita." Ucap Felix.
Walaupun Felix berbicara bijak pada adiknya, sejujurnya dia juga takut akan hal itu, apalagi sekolah baru mereka di ibukota pasti banyak anak-anak orang kaya, begitulah pikir Felix.
"Iya bang, aku gak akan takut lagi." Ucap Zero menyemangati diri nya sendiri.
.
4 jam sudah berkendara akhirnya mereka pun tiba di pos jaga kawasan elit tersebut.
Lea pun menghentikan mobil nya sambil menunjukkan kartu identitas kepemilikan Mansion utama kawasan tersebut.
Seketika security penjaga pun menghampiri Lea.
"Maaf nyonya muda, kami tidak mengenali nyonya." Ucap security itu dengan sopan dan menundukkan kepala nya.
" Tidak apa-apa pak, ini ada sedikit uang, ambillah buat ngopi sambil berjaga." Ucap Lea memberikan uang sebanyak 1 juta pada security yg berjumlah dua orang itu.
"Wah terima kasih nyonya muda." Ucap security itu menundukkan kepalanya tanda hormat.
"Sama-sama pak." Ucap Lea lalu menjalankan mobil nya setelah palang portal jalan terbuka.
"Lea, apa kita tidak salah alamat nak, di sini rumah orang-orang seperti istana semua saking besar nya." Ucap kakek Rahman begitu pula dengan nenek sarimah yg terheran-heran.
"Tidak kek, nek, di kawasan ini lah mansion kita berada." Ucap Lea.
"Apa itu mansion nak." Ucap kakek Rahman.
"Rumah-rumah yg kakek lihat itu nama nya mansion." Ucap Lea.
Kakek dan nenek Lea pun terpana melihat betapa indah dan besar nya bangunan-bangunan yg mereka lewati.
Adik-adik Lea pun tak kalah takjub nya melihat rumah-rumah bak istana dengan warna yg di dominasi hitam dan putih tersebut.
Setelah berkendara perlahan sambil menikmati suasana asri kawasan elit tersebut kini mobil Lea pun berhenti di depan gerbang besar berwarna gold yg menjulang tinggi itu.
Bersambung.
