Klarissa anak kandung dari keluarga yang cukup kaya raya, namun sejak sepupunya datang dan di angkat sebagai anak angkat oleh kedua orang tuanya, Klarissa Tersisikan.
Kedua orang tuanya mengabaikan dan tidak peduli, saudara-saudara kandungnya, pacarnya bahkan sahabatnya tidak ada yang peduli pada Klarissa bahkan mengabaikannya.
Mampukah Klarissa hidup dalam keterabaian dari orang-orang terdekatnya??...
Apakah masih ada yang peduli pada Klarissa?...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia Papendang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17
Setelah mereka makan malam brian membayar semua makanannya, Klarissa membawa makanan yang telah dibungkus.
"Bima... Kita lewat jalan xxx ya!" Tutur Klarissa
"Iya... Kemanapun lo mau pergi gue anterin!" Jawab Bima
Klarissa tersenyum, Bima menaiki motornya "Pakek helm gue biar nggak masuk angin!"
Ujar Bima menyodorkan helmnya
"Gak usah Bima, gue nggak suka bau kepala cowok bikin mual!" Ujar Klarissa
Bima mengangguk lalu memasang helm full facenya "Pegangan ntar lo ketiduran lagi, gue nggak mau disalahin gara-gara lo jatuh!" Tutur Bima
Klarissa melingkarkan tangannya ke perut Bima "Udah... Jalan pak supir!" Ujar Klarissa sambil tertawa
Bima ikut tersenyum melajukan motornya, Bima sesekali melihat wajah Klarissa di spion "Klarissa... Kenapa rambut lo dipendekin?" Tanya Bima setengah berteriak
"Gue suka aja biar nggak ribet!" Singkat
"Padahal lo lebih cantik ber rambut panjang!" Tutur Bima
Klarissa terkejut "Gue nggak suka Bima, sudahlah jangan bahas rambut!" Ujar Klarissa
Bima diam "Bima stop!" Ujar Klarissa
"Ada apa Klarissa?" Tanya Bima menepikan motornya
"Sebentar lo tunggu disini, gue kesana bentar!" Jawab Klarissa
Bima beneran menunggu Klarissa, Klarissa memberikan makanan kepada bapak-bapak, anak-anak yang ada dilampu merah. Bima tersenyum melihat Klarissa lalu Bima mengambil handphonenya menghidupkan kameranya untuk mem video Klarissa.
"Pak... Ini ada sedikit makanan, untuk bapak dan adek!" Tutur Klarissa
"Terimakasih ya nak... Semoga kamu diberikan kesehatan dan kesuksesan!" Ujar bapak di lampu merah Klarissa mengangguk tersenyum, Klarissa memberikan makanannya pada orang-orang yang membutuhkan setelah selesai Klarissa kembali kearah motor Bima. "Udah?" Tanya Bima
Klarissa mengangguk tersenyum "Kenapa wajah lo ceria?" Tanya Bima
"Gue seneng aja Bima melihat orang lain bahagia, ya meskipun hidup gue nggak bahagia, tapi membuat orang senang, gue seneng bisa bermanfaat untuk mereka!" Terang Klarissa
Bima memandang Klarissa lekat "Gue seneng lihat lo tersenyum!" Ujar Bima
"Ck... Lo bikin gue takut aja, jangan pandang gue kek gitu!" Tutur Klarissa
Bima tersenyum "Ayo naik ntar lo dimarahi gara-gara pulang malam!" Ujar Bima
Klarissa menaiki motor bima, Bima melajukan motornya "Dimana alamat rumah lo?" Tanya Bima
"Perumahan xxx!" Jawab Klarissa
Bima tau perumahan tersebut lalu melajukan motornya, sesampainya diperumahan xxx "Bima itu rumah gue!"
Tunjuk Klarissa
Bima pun mengantarkan Klarissa kerumahnya "Gue masuk ya!" Ujar Bima
"Untuk apa... Lo mau nganterin gue nyampek depan kamar... Nggak usah Bima, cukup sampek disini aja!" Terang Klarissa
Bima terkekeh "Emang lo nggak cocok jadi peramal, gue mau masuk mau bilang sama bokap lo biar lo nggak dimarahi!" Tutur Bima
"Oh... Tapi nggak usah Bima, mereka santai kok nggak kayak orang tua lain!" Ujar Klarissa
Bima mengangguk lalu bik narti keluar rumah "Non... Baru pulang?" Tanya bik narti
"Iya bun, kenapa rumah sepi biasanya malam minggu gini rame!" Ujar Klarissa
narti "Mereka semua keluar non!" Jawab bik
"Oh... Biarlah bik, mereka udah biasa tanpa Klarissa sekarang, oh iya gue lupa makasih ya udah nganterin gue pulang!" Tutur Klarissa
Bik narti mengangguk, Klarissa membersihkan tubuhnya setelahnya tidur.
Pada saat jam menunjukkan 11 malam Harry dan yang lainnya pulang, mereka tertawa "Gimana Kirana kamu seneng nggak?"
Tanya Jesika
"Seneng makasih ya pa... Ma... Kak!" Ujar Kirana
"Kamu jangan sedih lagi ya!" Tutur Aldy
Kirana mengangguk dari arah kamar Klarissa terbangun karena merasa haus, Klarissa mendadak diam melihat semua keluarganya berpakaian rapi begitu juga dengan Kirana. Harry menoleh kearah Klarissa "Klarissa... Kamu belum tidur?" Tanya Harry
Klarissa diam terus melangkahkan kakinya tanpa menjawab pertanyaan Harry "Kenapa lagi tuh anak?" Tanya Aldy
"Biasalah... Tadi papa nggak jemput makanya dia ngambek!" Ujar Dino
Harry melangkahkan kakinya kedapur mencari Klarissa "Klarissa... Maafkan papa!" Tutur Harry
Klarissa masih diam mengambil air lalu meminumnya "Nggak usah merasa bersalah begitu, bukannya sudah biasa ya... Setiap berjanji tapi langsung membatalkannya!"
Terang Klarissa
"Klarissa... Tadi papa_!" Harry tak meneruskan kata-katanya karena Klarissa menyela perkataan Harry
"Sudahlah saya udah tau alasannya satu cuma karena KIRANA, udah santai aja!" Tutur Klarissa lalu Klarissa meninggalkan Harry langsung menuju kamarnya
Klarissa merebahkan tubuhnya kembali ke kasur "Sekarang gue nggak ada apa-apanya, gue ingin segera keluar dari rumah ini biar hati gue nggak sakit terus melihat mereka selalu membeda-bedakan gue!" Gumam Klarissa
Klarissa mengambil handphonenya "Gue harus cari kerjaan, tapi apa gue masih sekolah... Gue ingin punya duit sendiri lalu pergi dari rumah ini... Tapi bagaimana caranya?" Klarissa pikir
Klarissa mengotak-ngatik handphonenya lalu mencari keriaan lewat handphone. Matanva mencari kerjaan lewat handphone. Matanya berbinar menemukan aplikasi Novel Toon Bukankah ini aplikasi novel ya, apa gue coba nulis novel aja ya... Guekan suka nulis!"
Gumamnya
Lalu Klarissa mendownload aplikasi Novel Toon, segera melengkapi semua data-datanya, tapi rekeningnya Klarissa mendownload aplikasi "Gue akan kembalikan ATM ini ke papa jika gue bisa cari duit sendiri, pokoknya gue beneran mau pergi dari rumah ini!" Gumam Klarissa
Klarissa sudah terlalu kecewa dengan sikap kedua orangtuanya dan kakak-kakaknya. Semalaman Klarissa membuat cerita hingga tak terasa waktu menunjukkan jam 3 malam, Klarissa selesai hingga bab 5, untuk mengajukan kontrak. Setelahnya Klarissa tidur karena matanya sudah nggak kuat.
Keesokan harinya Klarissa kesiangan tapi hari ini memang weekend. Pikiran Klarissa tertuju ke Willy teman kelasnya "Gue kasihan sama Willy, waktu SMP Willy dekat dengan siapa ya?" Gumam Klarissa
Klarissa mengotak-ngatik handphonenya matanya membulat " Willy tetanggaan sama putri, gue telpon putri aja!" Gumam Klarissa lagi
Klarissa menelpon putri tak lama putri mengangkat telponnya "Hallo put... Ini gue Klarissa!" Tutur Klarissa
"Iya hallo ada apa Klarissa lo nelpon gue?" Tanya putri
Klarissa"Put... Lo tetangganya Willy kan?" Tanya
"Iya kenapa lo tanyain Willy?" Tutur Putri
"Gue sekelas sama Willy put!" Terang Klarissa
"Haa... Kok bisa bukannya lo sekolah di SMA terfavorit dikota ini ya!" Ujar putri
"Gue pindah ke sekolah Willy, put... Gue boleh main kerumah lo nggak, nanti sekalian kerumah Willy," Tutur Klarissa
"Willy nggak ada sekarang lagi kerja, semenjak kedua orang tuanya meninggal dia jadi tulang punggung keluarga!" Jawab putri
"Serius Willy udah kehilangan kedua orang tuanya?" Tanya Klarissa memastikan
"Iya!" Singkat putri
"Willy tinggal sama siapa put?" Tanya Klarissa
"Sama adiknya namanya amel, sekarang dia kelas 3 smp, Willy kerja jadi cleaning service dirumah sakit, kalau sekolah dia ngambil shif sore kalau libur dia ngambil shif pagi!" Terang putri
"Oh... Gue sekarang kerumah lo ya?" Tanya Klarissa
"Mau ngapain lo... Masih penasaran sama Willy?" Tanya putri
Klarissa "Iya, boleh nggak gue kerumah lo?" Tanya
"Iya boleh, nanti gue share loc!" Ujar putri
"Oke put, thanks ya!" Tutur Klarissa
"Hemmm!" Singkat putri