Gadis culun berkacamata, berkepang satu dan memakai kaus lebar tidak ada satupun yang mau meliriknya.
Dijodohkan dengan ceo tampan, arogant, dingin dan mukanya rusak serta lumpuh.
Banyak orang yang berusaha memisahkan hubungan mereka, sanggupkah mereka menjalani pernikahannya ? atau berujung perpisahan ?
Karya novelku yang ke tiga semoga suka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cantika Marah
Cantika melihat ruangan kamar sangat berantakan, bau apek dan tidak pernah dibersihkan. Cantika melihat Candra sedang membelakangi pintu kamarnya karena Candra sedang menatap balkon. Cantika belum melihat wajahnya
" Siapa kamu main teriak - teriak memang disini hutan?" bentak Candra karena mendengar teriakan Cantika di kamarnya
" Lha Kak Candra juga kenapa teriak - teriak memang disini hutan!! teriak Cantika mengikuti perkataan Candra.
" Siapa kamu, memanggilku kak Candra?" bentak Candra.
" Saya Cantika, Almarhum Mama saya bersahabat dengan Mama Kak Candra." jawab Cantika.
Tanpa menunggu jawaban Cantika memajukan langkahnya karena Cantika tidak tahan dengan baunya lalu berjalan menuju balkon melewati Candra dan membuka pintu balkonnya sambil membuka tirai - tirai.
Ketika tangannya memegang tirainya ditahan oleh Candra
" Apa hakmu membuka tirai jendelaku, KELUAR !!!" bentak Candra sambil menarik tangan Cantika untuk melihat wajah Cantika dan Cantika langsung menepis tangan Candra.
Candra memandang Cantika dengan tatapan amarah yang memuncak. Cantika terkejut tapi bisa merubah ekspresinya
" Kamarmu bau saya tidak tahan dengan baunya supaya bau kuman keluar dari ruangan ini makanya saya membuka tirai dan jendela." jawab Cantika
" Tidak boleh, ini kamar kamarku kamu jangan berbuat seenaknya, PERGI!!!" bentak Candra lagi.
" Sekali lagi teriak saya selotip mulut Kak Candra dan saya matikan mesin otomatis kursi roda Kak Candra agar kak Candra tidak bisa menggerakkan badan." ancam Cantika
" Kamu berani?" brntak Candra
" Berani kenapa takut, memangnya Kak Candra bisa melawanku." ledek Cantika
" Saya akan memukulmu, pergi!!!" bentak Candra lagi.
" Silahkan saya tidak takut, saya mau membereskan kekacauan yang kak Candra buat dan membersihkan kamar kak Candra yang bau apek. Kalau teriak sekali lagi, saya akan menonaktifkan mesin otomatis dan membuat Kak Candra tidak bisa bergerak." abcam Cantika lagi.
" Kamu berani ya sama saya? pelayan!!!" teriak Candra
Cantika berjalan dengan santai melewati Candra dan langsung menonaktifkan mesin otomatis kursi roda milik Candra.
" Sekarang gimana mau teriak lagi saya sudah siapkan lakban untuk menutup mulut Kak Candra, maukah?" ucap Canyika sambil tersenyum devil
Candra diam karena kursi rodanya tidak bisa digerakkan daripada bersuara dan berakhir mulutnya dilakban terpaksa pasrah dan membiarkan gadis itu membereskan kamarnya.
Candra memang mengakui kamarnya memang bau dan tidak nyaman tapi karena kesedihannya membuatnya tidak memperdulikannya.
Kamarnya kini bersih dan harum, Candra merasa nyaman tapi kesedihan dan kecewaan membuatnya diam.
Cantika mengambil makanan yang ada di troli.
" Sekarang makan." pinta Cantika
" Aku tidak lapar." jawab Candra santai karena ingin membalas Cantika.
" Makan kalau tidak?" ancam Cantika
" Kalau tidak apa? menyelotip mulutku silahkan aku tinggal bilang mamaku kalau kamu menyiksaku." jawab Candra dengan senyum kemenangan.
Cantika berfikir gimana caranya Candra memakannya. Sedangkan Candra tertawa melihat tingkah Cantika yang sedang berfikir.
" Aku tahu caranya?" ucap Cantika sambil tersenyum devil.
" Apa?" tanya Candra bingung.
( " Waduh apa yang akan dilakukan gadis aneh ini? " batin Candra )
" Saya akan mencubit kaki kak Candra supaya mau makan gimana mau makan tidak?" tanya Cantika.
" Silahkan saya tidak takut, kamu cabut bulu kakiku silahkan lakukan semaumu!!! ucap Candra dengan tersenyum kemenangan karena Candra tahu kedua kakinya tidak akan mungkin merasakan sakit karena Candra pernah mencobanya.
Cantika duduk berlutut di hadapan Candra sambil menatap wajah Candra.
Tiba - tiba Candra menatap Cantika dengan sendu karena merasa dirinya tidak berguna dan dia tahu Cantika akan mengejeknya karena kakinya sama sekali tidak bisa dirasakan pernah dipukul dan dicubit tidak terasa sama sekali.
Cantika maju menggulung celana Candra, mencari titik saraf, Candra hanya memandang sinis dan meremehkan.
" Aduh sakitttttt, kamu apain kakiku?" bentak Candra menahan rasa sakit dikakinya.
Candra berteriak kesakitan, Cantika hanya tersenyum memandang wajah Candra yang kesakitan.
" Lho katanya terserah aku, mau diapain kakimu? kenapa sekarang protes ?" tanya Cantika sambil menaikkan satu alisnya.
Candra terdiam dan selang berapa lama Candra terkejut
"Tunggu kenapa aku merasakan sakit? aku sering memukul pakai tanganku tapi aku tidak merasakan sakit apapun. Badanku jadi agak lumayan enak, tolong sentuh lagi?"pinta Candra
" Makan dulu setelah itu minum obat nanti satu jam lagi aku sentuh lagi kaki kak Candra, setuju?" tawar Cantika
" Baiklah, kenapa kamu tidak takut melihat mukaku?" tanya Candra merubah suaranya yang tadi membentak kini dengan nada ramah.
"Tidak, mukamu biasa saja kenapa mesti takut memangnya Kak Candra hantu?" jawab Cantika santai tapi dalam hatinya Cantika merasa takut tapi tidak mungkin kalau Cantika jujur.
" Aish kamu itu senangnya bikin aku kesel, ya sudah ambil makannan itu aku laper mau makan." jawab Candra
" Ok. jawab Cantika singkat
Cantika mengambil makanannya dan menyuapkan Candra awalnya ingin makan sendiri tapi Cantika memaksa ingin menyuapkannya akhirnya Candra pasrah sesendok demi sesendok makanan itupun habis.
Ada sebutir nasi menempel di bibir Candra dan Cantika memajukan mukanya dan tangannya pun ikut maju hal itu membuat Candra terkejut dan langsung menutup matanya karena mengira dirinya akan di cium.
" Kak Candra kenapa menutup mata? takut kucium ya hahahahha... " ucap Cantika sambil tertawa
" Tidak? rugi aku dicium kamu? kamu memang mau ngapain?" tanya Candra penasaran
Cantika memajukan tangannya kembali dan menyentuh mulut Candra dan mengambil sebutir nasi dan membersihkan mulut Candra dengan tangannya.
" Ambil ini." ucap Cantika memperlihatkan sebutur nasi.
Candra diam dan menunduk malu. Cantika mengambil air minum dan juga obat. Candra melakukan apa yang diperintahkan Cantika.
Kemudian Cantika membereskan semuanya dan membawa keluar ketika hendak membuka pintu Candra meminta biar pelayan yang membereskannya dan meminta Cantika menemaninya untuk ngobrol.
Candra menghubungi pelayannya untuk mengambil piring dan gelas yang kotor.
Mereka berdua ngobrol, Cantika maju dan mengaktifkan kembali mesin otomatis kursi roda . Candrapun sudah tidak marah dan teriak seperti tadi.
" Makanannya enak saya baru kali ini memakan makanan selezat ini, apakah kamu yang memasaknya?" tanya Candra
" Ngga...." jawab Cantika santai
" Saya kirain kamu yang memasak." ucap Candra sedih tidak tahu kenapa Candra ingin Cantika yang memasaknya.
" Ngga salah maksudnya hahaha...." ledek Cantika
" Kamu itu ya." kesal Candra sekaligus bahagia mendengarnya.
Candra mendekati Cantika dan menggelitiki pinggangnya, Cantika berusaha menghindarinya dengan berlari sambil meledek, Candra yang menggunakan mesin kursi rodanya mengejarnya.
Karena Candra menggunakan kursi roda membuatnya tidak cape sedangkan Cantika berlari membuat nafasnya naik turun karena cape berlarian akhirnya dapat tertangkap tangannya oleh Candra.
Candra menarik tangan Cantika karena tarikannya agak kencang Cantika jatuh dipangkuan Candra. Mereka diam saling memandang, Candra memandang wajah Cantika melepaskan kacamata Cantika dan menaruhnya di nakas, memandang hidung dan bibir.
Candra memajukan mukanya dan memegang tengkuk Cantika dan menciumnya. Cantika kaget karena tidak ada perlawanan Candra mencium lagi, Cantika menutup matanya menikmati ciuman pertamanya.
Ciuman lama sampai mereka kehabisan oksigen barulah ciuman tersebut di lepas.
Cantika terbangun dari pangkuan Candra dan ingin pergi tapi ditahan tangan oleh Candra.
" Maaf aku khilaf, kamu boleh memukulku aku pasrah." ucap Candra
" Sudahlah lupakan. Oh ya mau dilanjutkan lagi?" tanya Cantika mencoba mengalihkan perhatiannya.
" Maksudmu ciuman yang tadi?" goda Candra sebenarnya hatinya agak kecewa ketika Cantika mengatakan untuk melupakan ciuman mereka.
" Hus mesum, melanjutkan menyentuh kaki kak Candra." ucap Cantika
" Hehehe.. silahkan." jawab Candra tersenyum kikuk.
Cantika menggulung celana satu persatu dan mulai mencari titik saraf kaki Candra. Teriakan demi teriakan membuat Ibunya Candra masuk bersama kepala pelayan.
Ceklek
" Cantika apa yang kamu lakukan terhadap putraku?" tanya mamanya Candra terkejut mendengar teriakan anaknya.
" Hanya menyentuh kaki kak Candra tante." jawab Cantika jujur.
" Tapi kakinya kan tidak bisa digerakkan dan tidak merasakan sakit kenapa bisa Candra berteriak?" tanya mamanya Candra.
" Tanya sama kak Candra tante." jawab Cantika
" Candra sayang mana yang sakit?" tanya mamanya lembut.
" Kakiku mah tapi sekarang kaki dan badanku jadi merasa enak, kamu apakan kakiku Can?" tanya Candra terkejut.
" Hehehe... maaf sebenarnya dari tadi aku lagi mencari titik saraf kaki kan candra ternyata tidak terlalu parah mungkin sekitar 3 minggu kurang kak Candra bisa berjalan normal." ucap Cantika.
" Benarkah?" tanya Candra bahagia mendengarnya.
" Iya benar, lebih bagus lagi kalau Kak Candra mau operasi mukanya biar tambah tampan, sekarang sudah tampan tapi lebih tampan kalau mau dioperasi, gimana kak? pamanku mempunyai sahabat yang bisa mengoperasi kak Candra?" tanya Cantika lembut dan berharap Candra setuju.
" Baiklah saya setuju." ucap Candra semangat sambil tersenyum.
" Ok. Nanti aku kabarin." jawab Cantika.
Elisabeth merasa senang anaknya sudah mulai semangat hidup lagi.
" Candra kamu belum makan?" tanya Elisabeth mamanya Candra
" Sudah Mam, Cantika yang memasak dan sudah habis makanannya enak dan juga sudah minum obatnya." jawab Candra sambil tersenyum.
Elisabeth terkejut dan senang mendengarnya terlebih anaknya sudah tidak marah - marah lagi. Elisabeth menghampiri dan bersujud di depan Cantika mengucapkan terima kasih tapi Cantika memaksanya berdiri dan memeluknya.
Elisabeth melihat kamar anaknya rapih dan bersih. Elisabeth bersyukur kehadiran Cantika membawa kebahagiaan untuk anaknya.
" Tante, kak Candra aku pulang dulu ya sudah mau sore, papa menungguku pulang." ucap Cantika.
" Besok kesini lagi ya?" pinta Candra mengharap kedatangan Cantika.
" Ok. jawab Cantika singkat.
Cantika memegang tangan Elisabeth dan mencium punggung tangannya kemudian cipika cipiki sedangkan Candra hanya bersalaman.
Cantika pulang menuju rumahnya sedangkan Candra merasakan sepi dan berharap hari berlalu dengan cepat agar bisa bertemu kembali dengan Cantika.
Candra tidak mengerti kenapa kedatangan Cantika sangat berarti baginya.
Candra menatap di meja nakas melihat kacamata milik Cantika membuat dirinya bertanya - tanya.
" Kenapa kacamata Cantika di tinggal? berarti tanpa kacamata Cantika bisa melihatnya." ucap Candra
Candra mencoba memakai kacamata milik Cantika.
" Kepalaku tidak pusing berarti ini bukan kacamata minus, besok aku tanya." sambung Candra.
Karena lelah Candra memanggil pelayan untuk tidur siang dan menidurkan Candra di ranjangnya.
Klo ada yg mau paling liat bawah nya ( jaman sekarang meh nyari perawan susah/Facepalm//Facepalm/)
a