Diki Arya Wijaya harus menelan pil pahit saat matanya melihat istrinya masuk ke dalam kamar hotel bersama laki laki lain yang ia tak kenal, dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui apa yang di lakukan istrinya dengan laki laki itu di dalam sana membuat ia ingin membunuh keduanya saat itu juga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jero rina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Tak terasa sudah dua tahun Diki berada di Amsterdam Belanda dan kini tiba saatnya ia di minta kembali pulang ke Jakarta karna ke adaan perusahaan yang ia pimpin saat ini sudah sangat maju dan kini saatnya perusahaan itu akan kembali di serahkan kepada orang ke percayaannya untuk mengelola selanjutnya.
"Udah siap lo?" tanya Tomi saat melihat Diki keluar dari kamarnya.
"Males banget gue balik, gue udah nyaman di sini." ucap Diki lesu.
"Lo kok gitu ngomongnya, apa Lo gak kangen mama papa?" tanya Tomi.
"Kangen sih, tapi gue masih mau disini dan gue merasa belum saatnya gue pulang, gue ingin pulang kalo hati gue udah siap menerima orang baru, kalo sekarang gue pulang gue yakin mama pasti akan jodoh jodohin gue sama anak temen mama, dan itu bikin gue males." jelas Diki alasan ia masal pulang.
"kalo Lo nunggu hati Lo siap kapan Lo akan pulang? setahun, dua tahun, tiga tahun? apa karna Lo belum bisa muveon dari dia makanya Lo cari alsan agar gak pulang? " tanya Tomi menohok.
"Gue udah move on kok, tapi kalo untuk menjalin cinta yang baru gue belum siap, gue masih ingin sendiri dan gak mau terikat dengan siapa pun untuk saat ini." jawab Diki.
"Kalo cuma masalah Lo belum siap menjalin hubungan baru kan Lo tinggal bilang aja dan gue yakin mama ngerti jadi jangan lagi cari alasan, yuk berangkat." ucap Tomi dan langsung menarik tangan keluar dari rumah menuju bandara karna pesawat pribadi keluarga Wijaya sudah menunggu.
Diki hanya pasrah saat tangannya di tarik Tomi keluar dari rumah, meski berat rasanya ia kembali pulang karna tidak menutup kemungkinan ia akan bertemu dengan dia, tapi mau gimana lagi karna tidak mungkin juga ia akan tinggal disini lebih lama karna perusahaan yang di Jakarta juga membutuhkannya sebab papa Juna ingin pensiun karna kesahatannya sudah mulai menurun.
.
Beberapa jam berlalu, kini Diki dan Tomi sudah berada di bandara dan sedang menunggu si kembar yang menjemputnya, jujur Diki kangen dengan keempat ponakannya itu, apa lagi si princess keluarga Wijaya pasti sangat cantik seperti bundanya.
"Om...." teriak princess dan sedang berlari ke arahnya. Langsung saja Diki merentangkan tangannya menyambut tubuh langsing ponakan perempuannya itu.
"Kangen om...." ucap Lina manja.
Leo dan Elio yang melihat adiknya hanya bisa geleng geleng kepalanya karna sifat manja Lina akan terlihat saat bersama keluarga dan akan jutek saat sama orang yang tak di kenal.
"Apa kabar princess? sehat?" tanya Diki saat pelukannya sudah terlepas.
"Lina baik om, tapi tidak dengan kakak, dia lagi galau tuh." ucap Lina menunjuk Elio dengan dagunya.
"Dek..." tegur Elio gak suka di ejek tapi emang bener.
"Kan emang bener kakak lagi galau." jawab Lina dan di balsa dengan dengusan oleh Elio.
"Om apa kabar?" tanya Elo kalem.
"Om baik, yuk pulang om capek dan gerah banget pingin mandi." ajak Diki.
Semuanya pun berjalan menuju mobil dan setah itu masuk mobil dan pulang kerumah karna Diki bener bener merasa capek, tapi saat di jalan tak sengaja matanya melihat Clarisa sedang berjalan kaki dengan menggendong anak perempuan dengan pakaian yang begitu lusuh.
.
.
Bersambung...
