🥉JUARA 3 YAAW Season 10🏆2023
EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Jika menemukan cerita ini di tempat lain, tolong laporkan🔥
Takdir membawaku dalam keadaan ini. Lahir sebagai putri tunggal seorang Perwira Tinggi Polri (Pati) sangat tidak mudah. Terlebih sejak lahir seakan hidup sendiri tanpa kasih sayang dari sang Ayah. Walaupun Ayahnya masih hidup dan tinggal satu atap bersamanya.
Suatu hari, Bening Putri Prasetyo sejujurnya tak ingin menghadiri pesta kelulusan sekolahnya. Namun olokan dan sindiran teman-temannya, terutama dari Della Wijaya yakni gadis terpopuler di sekolahnya membuatnya terpaksa hadir. Pesta yang membawa petaka baginya. Kehilangan kesuciannya dan hamil di luar nikah oleh pria yang satu profesi dengan sang Ayah.
Akankah hidup Bening yang keruh akan menjadi bening kembali, sebening namanya?
Simak kisahnya💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 - Buku Diary
Dokter kepolisian pun memeriksa kondisi Irjen Pol. Prasetyo Pambudi. Ayah Bening tersebut pingsan karena faktor kelelahan dan syok berat. Namun tidak terlalu membahayakan.
Akhirnya setelah siuman, Ayah Bening pun diantar pulang oleh sang ajudan ke rumah. Sesuai saran dokter agar lebih banyak istirahat. Untuk sementara ini dirinya memutuskan untuk cuti terlebih dahulu dari kedinasan.
Sebelum tiba di rumah, sang ajudan yang bernama Riko sudah menyuruh ajudan lain yang berada di rumah sang komandan dan art untuk mensterilkan rumah dinas sang komandan.
Dikarenakan sebelumnya sejak berita jatuhnya pesawat EC Airlines muncul, banyak wartawan maupun tamu-tamu berdatangan ke rumah dinas Irjen Pol. Prasetyo Pambudi.
Riko ingin sang komandan beristirahat dengan tenang. Sebab dirinya sangat memahami kondisi komandannya yang tengah syok dan berduka.
Mobil pun tiba, dan suasana rumah yang masih sepi karena sudah disteril membuat Ayah Bening melangkah masuk ke dalam rumah seperti biasa.
Akan tetapi hatinya penuh dengan luka kepedihan yang menyayatnya kala mengenang kegiatan Bening sewaktu di rumah yang tertangkap oleh matanya.
Bik Ningsih hanya bisa menangis dalam diam melihat dari jauh keterpurukan Tuannya yang tengah meratapi kepergian putri semata wayangnya untuk selama-lamanya.
Ya, tadi Bik Ningsih dan Jono telah mendapat informasi dari Riko, ajudan kepercayaan sang majikan, bahwa Nona Bening mengalami kecelakaan pesawat yang jatuh di Samudera Hindia dan beritanya sudah dimuat di seluruh media.
Bahkan Ningsih pun sempat pingsan saat melihat sendiri berita tersebut di televisi. Jono dengan sigap melakukan pertolongan pertama pada Bik Ningsih.
Jono sangat memahami perasaan Bik Ningsih yang sangat syok. Dikarenakan wanita paruh baya itu sudah merawat Bening sedari kecil dan sudah menganggapnya seperti anak sendiri.
Sehingga mengetahui Nona Beningnya meninggal pasti membuat siapapun yang mengenal gadis delapan belas tahun itu pasti akan sedih dan merasa kehilangan.
Tap... tap... tap...
Langkah kakinya perlahan melangkah menaiki tangga menuju ke lantai dua yakni kamar putrinya.
Ceklek...
Derit pintu kamar Bening terbuka. Tiba-tiba langkahnya menuju ke meja belajar tempat Bening menyelesaikan segala tugas sekolah maupun saat belajar. Ayah Bening pun mendaratkan bok0ngnya ke kursi meja belajar.
Di meja belajar itu tampak foto dirinya dan Embun saat sedang mengandung Bening. Ia pun memberanikan diri menyentuh pigura yang berisi foto tersebut di dalamnya.
Sungguh nelangsa hatinya, menatap kenangan itu. Putrinya ini sangat mencintai dirinya dan juga mendiang Embun, sebagai orang tua.
Sampai-sampai seluruh kamar Bening baru ia sadari banyak sekali foto berdua antara Embun dengan dirinya saat pernikahan dan saat mengandung Bening. Lalu foto dirinya memakai seragam lengkap kepolisian. Yang tertera di bagian bawah foto tersebut yakni tulisan tangan Bening "Best Papa".
Sisanya hanya foto Bening sendirian. Dan tak ada foto antara Bening bersama dirinya sebagai sosok Ayahnya.
Bagaimana mau ada foto berdua, jika dirinya tak pernah mau diajak foto bersama putrinya itu.
Ayah Bening pernah mengajak putrinya untuk berlibur keluar kota. Namun tetap untuk mengabadikan momen bahagia, Ayah Bening tidak mau foto dengan sang anak.
Dan kini hanya ada sebuah penyesalan semakin mendalam di hatinya. Hingga rasanya ingin sekali dirinya masuk ke dalam liang lahat bersama Embun dan Bening.
"Maafkan aku, Embun. Aku bersalah padamu. Aku bersalah pada Bening. Kamu pasti saat ini marah padaku. Bagaimana caranya aku menebus semua kesalahanku pada Bening, Embun? Tolong beritahu aku," ucap Ayah Bening dengan terisak pilu.
Air matanya kembali menetes dan ia menelungkupkan wajahnya bertumpu pada kedua tangannya yang berada di atas meja belajar Bening.
Setelah puas menangis dan mengeluarkan isi hatinya yang tengah bercokol perih. Ia pun tanpa sengaja membuka laci meja belajar Bening.
Deg...
Sebuah buku diary.
Tangannya terulur mengambil buku diary tersebut. Didera rasa ingin tahu apa saja yang ditulis sang putri. Siapa tahu dirinya bisa mengetahui nama lelaki yang menghamili Bening. Kini kemarahan di hatinya makin memanas kala mengingat sosok lelaki yang tega menghamili putrinya itu.
Walaupun dirinya termasuk Ayah yang kejam dan sering berlaku kasar pada Bening, tetapi ia selalu memantau pergaulan putrinya dari jauh. Siapa saja teman putrinya terutama lawan jenis dan beberapa kegiatan putrinya di luar sekolah.
Sehingga sama sekali dirinya tak menyangka bahwa putrinya tersebut hamil padahal pergaulannya selama ini lurus-lurus saja. Kecuali jika Bening?
Diperkosa.
Deg...
Satu kata tersebut tiba-tiba terlintas di pikirannya. Sungguh bodoh.
Kenapa dirinya tak pernah terpikirkan hal ini. Bisa saja Bening diperkosa.
Dirinya yang dikenal tajam dan sangat teliti menangani kasus apapun terutama kriminalitas, bahkan dirinya sangat dipuja oleh rekan-rekan sesama korpsnya saat menangani kasus yang sangat rumit karena jiwa detektifnya selalu akurat, tajam dan terpercaya. Justru tak menyadari hal krusial seperti ini bisa saja terjadi pada putrinya.
Dengan segera ia membuka diary Bening tersebut dan membacanya satu persatu dengan seksama.
🍁🍁🍁
terimakasih.