Sebuah senjata pusaka yg sempat menggegerkan dunia persilatan karena kehebatan nya, menjadi incaran banyak tokoh-tokoh pendekar yg berkeinginan untuk memiliki nya di saat senjata itu menghilang.
Dan bagi siapa saja yg akan berjodoh dengan pedang tersebut tentu akan menjadi tokoh dunia persilatan kelas wahid bahkan kemungkinan menjadi tokoh nomor satu tidak akan terbantahkan bila berhasil menggenggam senjata tersebut.
Baik dari kalangan putih maupun hitam saling berlomba guna mendapatkan pedang pusaka tersebut.
Nantikan kisah nya dalam cerita Pusaka Pedang Tabut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakaria Faizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#1 Menjangan Putih.
Diwandaka yg tergeletak lemah di hamparan pasir putih di tepian pantai itu berusaha bangkit , namun karena tenaga nya terasa tidak ada lagi, maka ia pun bergerak dengan cara merangkak.
Cukup jauh juga ia berhasil menggeser tubuh nya dan tiba pada dekat sebuah rerumputan.
Kembali pemuda itu membaringkan lagi tubuh nya dengan menghadap ke atas.
Di lihat nya cahaya mentari yg sudah tidak terasa panas lagi sebab sebentar lagi akan terbenam.
Pemuda itu melihat ada sebuah tanaman pohon ketimun yg tidak berapa jauh dari diri nya terbaring kini.
Hehh, mungkin itu bisa ku gunakan sebagai pengganjal perut dan penghilang dahaga ku , kata nya dalam hati.
Kembali ia bergerak dengan tetap merangkak dan berhasil mencapai tempat tersebut.
Ia pun segera mengambil buah ketimun tersebut dan segera memakan nya meski sebenar nya diri nya masih sempat teringat akan kejadian di desa nya desa semenyih pada waktu dahulu.
Di sebabkan oleh tanaman ketimun ini lah ia di cap sebagai seorang pencuri di desa nya.
Namun di tepis nya perasaan itu, ia tetap saja memakan buah yg banyak mengandung air tersebut dan,
Ahh, alangkah segar nya rasa buah ini , berseru pemuda itu kegirangan.
Air yg berasal dari buah ketimun itu pun masuk ke dalam tubuh nya dan membuat diri nya tiba-tiba saja merasakan rasa segar yg luar biasa.
Ia yg tadi nya tidak mampu bangkit ,kini dapat berdiri dengan begitu kokoh nya.
Hahh, apakah buah ini memang memiliki khasiat untuk menambah tenaga , kata nya dalam hati.
Dengan cepat ia pun mengambil beberapa buah ketimun itu dan memasukkan nya ke dalam bailk baju nya.
Kini dengan melangkah tegap , Diwandaka pun meninggalkan tepian pantai tersebut dan berjalan menuju arah barat.
Sesudah agak lama berjalan, pemuda itu pun menemukan hutan yg sangat lebat seperti tidak pernah di rambah oleh manusia.
Bagaimana aku akan melewati hutan yg sangat pepat ini, malam pun sudah tiba, apa tidak mungkin di depan sana akan ada banyak binatang buas yg siap menerkam ku, tanya nya dalam hati.
Di saat hati pemuda itu bimbang untuk melewati hutan yg menghadang di hadapan nya ini, kembali ia melihat sesosok menjangan putih yg ada di depan.
Mengapa binatang itu ada di tempat ini ?
Itu lah pertanyaan yg ada di benak nya.
Dengan cukup lama ia memperhatikan binatang itu tanpa ada niat nya untuk memanah nya lagi.
Dengan langkah perlahan sekali , Diwandaka berusaha mendekati nya , namun tidak seperti biasa nya, binatang itu tampak tenang-tenang saja.
Begitu jarak diantara kedua nya hanya beberapa tombak saja , tiba-tiba saja telinga Diwandaka mendengar sesuatu.
" Ikut lah dengan ku , dan pergunakan kemampuan lari mu !"
" Hahh, aneh !"
Diwandaka merasa aneh setelah mendengar suara yg memang berasal dari binatang yg ada di depan nya ini.
Ada niatan nya untuk bertanya , akan tetapi binatang segera mendongak kan kepala nya.
Lalu seperti ada yg memerintahkan, menjangan putih itu pun segera melesat pergi dengan begitu cepat nya.
Diwandaka tidak membuang kesempatan, ia pun segera berlari pula mengejar nya.
Terjadilah kejar-kejaran diantara keduanya.Di dalam hutan lebat di saat malam pun sudah mulai turun.
Meski telah mengerahkan kemampuan nya, namun Diwandaka tidak mampu memangkas jarak dengan sang menjangan putih tersebut.
Tetapi apa yg tidak di pikirkan oleh Diwandaka, ia pun mampu menembus hutan yg sangat lebat dan pepat itu dengan begitu mudah nya.
Padahal kegelapan sudah menyelimuti alam mayapada.
Perlahan dengan langkah pasti , cucu dari Ganda Puro berjalan dan melihat ada cahaya sinar lampu berada di depan nya.
Rumah siapakah itu?
Kembali bertanya-tanya dalam hati pemuda yg berasal dari desa semenyih ini.
Dengan mengendap-endap ia mendekati tempat tersebut.
Terdapat sebuah gubuk yg tidak terlalu besar di dekat hutan lebat tersebut.
Diwandaka segera merapatkan tubuh nya dan berusaha melihat ke dalam.
Terdapat tiga orang yg bertubuh lumayan besar laksana seorang prajurit.
Dari tampang nya kelihatan nya orang-orang yg berada di dalam gubuk itu bukanlah orang sembarangan.
" Kakang, apa tidak sebaik nya kita segera menyebrang ke pulau sebrang guna mencari putra dari sang Prabhu ?" tanya salah seorang kepada teman nya.
Ia menggunakan ikat kepala berwarna merah dan baju nya pun senada dengan ikat kepala nya itu.
" Benar kakang Bajul ijo, sebaik nya kita segera menelusuri keberadaan dari putra prabhu Suprabangkara itu " kata teman nya yg lain.
Yg duduk di pojokan dari gubuk tersebut.
Sedangkan Diwandaka hanya mendengarkan saja dari balik dinding bambu gubuk tersebut.
" Apa kalian dapat meyakini bahwa sang pangeran , putra dari Gusti Prabhu Suprabangkara itu memang berhasil selamat dan bagaimana kita akan mengetahui nya , bahwa dia adalah putra sang prabhu itu, apa bukti nya ?"
Bertanya lah seorang lelaki yg bertubuh besar dengan kumis nya yg cukup tebal.
Ia sambil memilin kumis nya ini.
Tatapan mata lelaki itu tiba-tiba saja mengarah ke tempat Diwandaka berada.
Pemuda itu sempat kaget juga , namun ternyata lelaki besar yg di panggil Bajul Ijo ini kembali mengarahkan pandangan nya kepada kedua orang teman nya ini.
" Aku yakin, sang pangeran masih selamat, namun untuk membuktikan nya , ini lah yg memang masih sulit " sahut orang yg menggunakan ikat kepala merah itu.
" Apa dasar keyakinan mu adi Sura Manila, dapat mengatakan bahwa sang pangeran masih bisa bertahan hidup meski kedua orang tua nya telah tewas ?" tanya Bajul Ijo lagi.
" Ah, kakang Bajul Ijo ini seperti tidak merasakan selama ini bahwa , acapkali kita masih dapat melihat Menjangan Putih itu masih berkeliaran di tempat ini, itu adalah pertanda bahwa tuan nya masih ada " jawab lelaki yg menggunakan baju merah itu.
" Benar kakang Bajul Ijo, bukan kah kita pun dapat merasakan hal tersebut" sahut teman nya yg lain.
Ia adalah yg paling muda diantara dari ketiga nya.
Orang yg bernama Bajul Ijo ini sempat merenung dan terdiam beberapa saat.
" Memang sebaik nya kita harus menyelidiki hal tersebut, kita tidak bisa membiarkan selama nya Patih Matunggal Malayangan itu berkuasa terus di kerajaan Suraba ini " kata Bajul Ijo.
" Ya, dan kita tidak bisa selama nya menjadi begal di alas Paruh ini dan dalam pada itu para prajurit Suraba pun terus berusaha untuk menangkap kita " sebut Sura Manila.
" Memang sudah cukup lama kita berkuasa di alas Paruh ini dan terus menjaga petilasan terakhir dari Gusti Parbhu Suprabangkara sesuai dengan permintaan terakhir nya itu " ucap lelaki yg paling muda itu
obat yang diberikannya sangat mujarab 👍