“Ivory Esmeralda, apakah kau sedang mencoba untuk menguji kesabaranku sekarang? Bukankah sejak awal kau sudah menyetujui semua perjanjiannya?”
“Apa maksudnya Ivory Esmeralda? Namaku jelas-jelas Ivory Asteria, lalu kenapa … Sial, jangan katakan kalau dugaanku benar-benar menjadi kenyataan. Aku memasuki dunia lain?”
“Ingatlah, pernikahan ini hanya akan berlangsung selama 6 bulan lamanya. Jangan berharap aku akan memperlakukanmu sebagai seorang istri karena kau tahu sendiri bahwa aku telah memiliki seorang kekasih yang sangat aku cintai.”
Kalimat yang sama, ekspresi raut wajah dan nada bicara yang sama seperti yang di gambarkan oleh penulis dari novel yang berjudul ‘Kematian Tragis Permaisuri Raja Vampir’ yang Ivory baca sebagian sebelum dia terjatuh dari tangga begitu mendengar kabar tentang kecelakaan kedua orang tuanya.
“Benarkah aku memasuki dunia novel? Pengangguran menjadi Ratu, apakah mungkin? Bahkan Ratu Vampir, bagaimana jadinya nanti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Nyaris Saja
Setelah memastikan Ivory baik-baik saja, Rend kembali berhadapan dengan vampire pembunuh itu. Seperti yang dia katakan, Rend memang tidak ingin ikut campur dalam urusan bangsa vampire mengingat dirinya juga datang secara diam-diam ke wilayah kekuasaan bangsa vampire. Akan tetapi, entah mengapa Rend tidak tega melihat Ivory yang sudah tidak berdaya terbunuh di depan matanya.
“Sialan, kalau begitu biar kau saja yang mati lebih dulu di tanganku,” umpat vampire pembunuh tersebut dengan penuh kemarahan.
“Benarkah kau bisa membunuhku? Jujur saja, aku tidak yakin kau bisa melakukannya,” balas Rend yang jelas tengah meremehkan lawannya itu.
“Bajingan sialan, matilah kau!”
Detik itu juga sang vampire pembunuh kembali menyerang dengan membabi buta. Gerakan dan serangannya begitu cepat, bahkan melebihi kecepatan saat bertarung dengan Ivory. Meski begitu Rend masih bisa menyeimbangkan serangan tersebut dengan mudah, bahkan terlihat jelas bahwa dia tidak merasa terdesak sama sekali.
Pertarungan itu begitu sengit, dimana apapun yang terkena serangan mereka akan langsung hancur menyisakan serpihan debu. Suara pukulan, bangunan roboh dan tangkisan serangan mematikan terus terdengar di tempat itu.
Ivory sendiri bahkan tidak bisa melihat dengan jelas pertarungan itu, karena gerakan serangannya yang begitu cepat. Ditambah kepalanya yang mulai terasa pusing, karena untuk kesekian kalinya dia memaksakan diri menggunakan kekuatannya. Belum lagi, luka-luka yang dia dapatkan dari pertarungan sebelumnya.
“Dia benar-benar hebat! Apakah bangsa werewolf memang memiliki kekuatan yang begitu hebat dibandingkan bangsa vampire?” gumam Ivory berusaha menjaga kesadarannya.
“Ivory ….”
Tiba-tiba suara Ragnar terdengar memanggil namanya dengan penuh khawatir. Sontak membuat Ivory langsung menatap ke arah sumber suara untuk memastikan bahwa dia tidak sedang berhalusinasi karena tadi dia terus berharap Ragnar ataupun Denzel datang untuk menyelamatkannya.
“Yang Mulia?” Lirih Ivory dengan tatapan sendu, mengira bahwa dia sedang membayangkan kedatangan Ragnar untuk menolongnya.
Namun, siapa sangka rupanya suara itu bukan khayalannya semata. Karena suara dan sosok yang Ivory lihat saat ini memang benar-benar Ragnar yang berhasil menemukan keberadaannya.
Ragnar pun segera melesat menghampiri Ivory untuk memastikan keadaanya. Dimana ratunya itu terlihat dalam keadaan yang sangat kacau. Lalu perhatian Ragnar sedikit teralihkan pada pertarungan yang tengah terjadi antara Vampir pembunuh dan seorang werewolf.
“Apa yang terjadi? Dimana yang terasa sakit?” cecar Ragnar yang jelas memperlihatkan kekhawatirannya.
“Itu dia! Target kita sudah tidak berdaya lagi, cepat selesaikan pekerjaan kita dengan rapi!” Seruan seseorang membuat Ragnar dan Ivory mengalihkan pandangannya.
Tampak terlihat beberapa vampire pembunuh yang mulai bermunculan untuk memburu Ivory. Mereka dengan cepat mengepung Ragnar dan Ivory dengan senjata pembunuh vampire yang menjadi senjata utama mereka.
Sungguh Ivory menyesal keluar dari istana disaat dia masih belum menemukan siapa dalang yang terus mengirimkan pasukan vampire pembunuh untuk melenyapkannya. Ivory hanya bisa pasrah, jika tiba-tiba Ragnar meninggalkannya begitu saja dan dia berakhir terbunuh di tangan para vampire pembunuh itu.
“Yang mulia …”
“Tetap di sini! Batas ini akan melindungi mu dari mereka,” ucap Ragnar, dimana setelahnya dia langsung memasang batas pelindung untuk memastikan Ivory tetap aman.
Ivory hanya bisa terdiam melihat kepedulian Ragnar kepadanya, padahal dia sudah berpikiran buruk bahwa Ragnar akan dengan senang hati mengumpankan dirinya kepada mereka.
Ragnar menatap marah pada para vampire pembunuh itu sembari berkata, “Beraninya kalian menargetkan Ratuku! MAKA HANYA KEMATIAN YANG PANTAS KALIAN SEMUA DAPATKAN!”
Tanpa buang waktu, Ragnar segera menyerang lebih dulu dengan kecepatan serangan yang tidak pernah Ivory lihat sebelumnya. Dalam kedipan mata, Ragnar sudah berhasil merebut salah satu senjata pembunuh vampire musuh dan menggunakannya sebagai senjatanya sendiri.
Dengan gerakan super cepat, Ragnar memotong leher para vampire pembunuh itu dengan mudahnya. Bahkan serangan Ragnar tidak memberikan sedikitpun kepada para vampire pembunuh itu untuk melakukan serangan balik padanya.
Melihat para anak buahnya dibunuh dengan mudah di tangan Ragnar, pria yang tengah melawan Rend pun akhirnya memutuskan untuk melarikan diri dari tempat itu. Namun sayangnya, kemarahan Ragnar tidak ingin membiarkan siapapun yang telah melukai ataupun menargetkan Ratunya melarikan diri begitu saja.
“Sial, dia kuat sekali! Aku harus segera pergi dari tempat itu,” gumam pria itu sembari mencari celah untuk melarikan diri.
“Mau lari kemana kau? Aku Ragnar Rowan Agharon, sang Raja dari bangsa vampire tidak mengijinkanku untuk pergi dari tempat ini. Perbuatanmu dan Tujuanmu akan menjadi akhir untuk dirimu sendiri. Jadi, patuhlah akan titahku!”
Darah dari mayat vampire pembunuh berkumpul menjadi satu mengitari pria yang hampir saja membunuh Ivory. Darah itu seakan-akan ingin melahap habis tubuh pria itu, tapi tiba-tiba sebuah anak panah melesat dan hampir mengenai Ragnar jika dia tidak menghindarinya dengan tepat waktu. Alhasil, pria itu pun berhasil meloloskan dari dari hukuman yang akan Ragnar berikan padanya.
“Sialan, beraninya mereka melepaskan senjatanya padaku!” umpat Ragnar yang melihat seseorang menghilang dari arah anak panah itu melesat.
“Yang Mulia, maaf kami terlambat!” Dorian, Theron dan Ellias segera menghadap Ragnar begitu tiba di sana.
“Kejar mereka! Dan cari tahu identitas mereka secepatnya,” perintah Ragnar pada ketiga pengawalnya.
“Baik, Yang Mulia!” sahut ketiganya yang langsung melesat pergi untuk menjalankan perintah.
Sementara Denzel sudah bersama Ivory untuk memeriksa keadaannya. Lantas Ragnar pun segera menghampirinya, begitu juga Rend yang akan pergi setelah menjelaskan apa yang terjadi.
Sehingga tidak akan pernah muncul kesalahpahaman di antara bangsa vampire dan bangsa werewolf, mengingat dia yang diam-diam memasuki wilayah kekuasaan bangsa lain.
“Bagaimana keadaannya?” tanya Ragnar pada Denzel yang terlihat baru selesai melakukan pemeriksaan.
“Dia memang terluka, tapi tidak terlalu parah! Tenaganya sangat lemah, karena sepertinya dia kembali memaksakan diri menggunakan kekuatan yang belum sepenuhnya bangkit,” jelas Denzel.
“Bukankah dia ratumu? Seharusnya kekuatannya bangkit, begitu kalian menghabiskan malam pertama bersama. Jangan katakan kalau kalian berdua … Belum melakukannya?” celetuk Rend yang akhirnya ikut bersuara.
“Kenapa kau bisa ada di wilayah kekuasaanku? Kau bahkan muncul bersama dengan para vampire pembunuh itu, apa jangan-jangan kau bersekongkol dengan mereka?”
Ragnar jelas tidak berniat menanggapi perkataan Rend barusan, sehingga dia memilih mengalihkan topik pembicaraan, lebih tepatnya kecurigaan dan tuduhan kepada Rend.
“Yakh, jika aku bekerja sama dengan mereka untuk apa aku harus bersusah payah melindungi istrimu itu, Hah?” sentak Rend yang jelas tidak terima dengan tuduhan itu.
“Benar, Yang Mulia! Tuan Rend ‘lah yang telah menyelamatkan aku dari para vampire pembunuh itu,” imbuh Ivory membenarkan perkataan Rend.
“Tunggu! Bagaimana kau tahu namaku? Apakah sebelumnya kita pernah bertemu satu sama lain?” cecar Rend, karena sebelumnya dia belum sempat memperkenalkan dirinya. Belum lagi, Rend juga merasa bahwa sebelumnya dia tidak pernah bertemu dengan Ivory sama sekali.
Bersambung ….
mampir absen mo ikut ngehaluin ivory yachhh😁😁
Ragnar apa yang kau pikirkan lagi cari tahu benar atau tidaknya.
Rend Damien Xandrio ternyata adalah orang yang sudah menolong Ivory.