Married With Duda

Aku juga senang karena Damien dan Darren menyukai Sarah bahkan memanggilnya mommy. Itu artinya aku hanya tinggal mengambil hati Sarah saja, anak-anak jelas menerimanya. Aku juga mengatakan padanya kalau kamar yang lain belum dibersihkan agar Dia tidur di kamar ku. Karena itu akan menjadi kamar kami nantinya. Ya, akan berusaha mendapatkan hati Sarah. Aku bahkan tidak peduli lagi dengan janji ku yang tidak akan menjalin sebuah ikatan lagi setelah perceraian ku. Tapi aku tidak sanggup jika Sarah di miliki oleh pria lain selain diri ku.

Beberapa hari telah berlalu, Damien dan Darren tampak senang dengan kehadiran Sarah di rumah mereka. Apalagi sekarang ada yang menemani mereka saat tidur, membacakan dongeng dan memasak makanan untuk mereka. Kehadiran Sarah membuat hidup mereka berubah.

Awal nya saat Sarah datang dan pulang bersama-sama dari sekolah beberapa rekan guru memang bertanya-tanya, bahkan mengira jika Sarah menjalin hubungan dengan Devano, tapi Sarah mencoba menjelaskannya kepada mereka yang sebenarnya, namun mereka malah menjodohkan Sarah dengan Devano.

"Mom, kenapa Daddy pulangnya lama?" Tanya Dami pada ku, padahal ini baru tiga hari ayah mereka pergi. Sudah ketiga kalinya ia bertanya seperti itu dalam satu hari ini. Sepertinya ia rindu dengan Daddy nya.

"Daddy kan sudah bilang dia pergi selama satu minggu, kamu rindu daddy ya. Ayo kita vidio call dengan Daddy" ujar Darren.

"Itu ide yang bagus kak, mom ayo kita hubungi daddy sekarang" ucap Damien pada ku.

"Ta..tapi.." aku belum menyelesaikan perkataan ku Damien sudah mengambil ponsel ku, kemudian duduk di pangkuan ku dan mencari kontak Devano lalu memanggilnya.

"Hai dad" ucap Damien lalu melambaikan tangannya. Darren mendekat ke arah ku lalu duduk di sampingku, ia juga melambaikan tangannya.

"Bagaimana kabar kalian sayang?"

"Kami baik dad, kapan daddy pulang" tanya Darren.

"Secepatnya, akan daddy usahakan" ucap Devano pada mereka. Pembicaraan mereka cukup lama, anak-anak menceritakan kegiatan yang mereka lakukan bersama ku selama aku di rumah ini. Mereka tampak senang menceritakannya. Aku juga senang jika anak-anak bahagia.

Setelah anak-anak selesai berbicara dengan Devano aku menidurkan mereka. Saat aku hendak tidur tiba-tiba terdengar bunyi denting bel dari ponsel ku yang menandakan sebuah pesan masuk. Aku lalu mengambil ponsel ku, ada pesan yang masuk dari Pak Devano. Aku membukanya lalu membaca nya

✉️ (Devano)

"Apa kamu sudah tidur?"

✉️ (Sarah)

"Tadi saya mau tidur Pak, tiba-tiba ponsel saya berbunyi, jadinya tertunda tidurnya😁😁. Apa ada sesuatu Pak?".

✉️ (Devano)

"Saya cuma mau bilang terima kasih karena sudah menjaga anak-anak beberapa hari ini, mau meluangkan waktu mu untuk mereka. Mereka tampak senang berada di dekat mu. Maaf jika waktu mu jadi tersita hanya untuk menjaga mereka".

✉️ (Sarah)

"Tidak usah merasa bersalah Pak lagipula saya senang menjaga anak-anak Pak. Mereka sudah saya anggap seperti anak saya, jadi itu bukan jadi beban buat saya".

✉️ (Devano)

"Bisa tidak kamu jangan memanggil ku dengan Pak, kedengarannya risih, saya jadi merasa kamu itu anak saya. Panggil nama saja kedengarannya lebih enak deh. Saya juga belum tua-tua amat kok masih cocok lah bersanding dengan mu".