Semua telah terjadi, imanku rasanya telah kubuang jauh. Berganti Nafsu syahwat yang selama ini selalu kupendam dalam-dalam.
Apakah ini benar-benar keinginanku atau akibat dari sesuatu yang diminumkan paksa kepadaku oleh pria-pria itu tadi.
Aku tidak tahu dan tidak ingin tahu.
Satu yang pasti, aku semakin menikmati semua ini atas kesadaranku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DityaR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman
“Iya gitu... Aaahhh.. S3xy bener anj1ng... Cadaran tapi goyangannya kayak biduan.”
“Bener-bener pantes jadi lont3 nih cewek. Boleh juga goyangnya.”
“Goyang terus mbak... yang enak biar makin hot”
“Mainin bok*ng dan tet3k lu sayang”
“Suit suit...”
Beberapa anggota gang mulai memuji dan menggodaku, bahkan menyiuliku yang mulai memberanikan berjoget di hadapan mereka.
Tubuhku terus bergerak s3xy, bergoyang ke kiri dan ke kanan secara perlahan mengikuti tempo dangdut koplo yang sedang mereka putar. Sambil bergoyang, tanganku turut memberikan rem4san sensval pada payud4r4ku sendiri. Sesekali kupilin kembali kedua put1nkku sambil memberikan lenguhan nakal yang terdengar menggoda.
“Pargoy donk mbak. Kapan lagi liat cewek cadaran pargoy telanj4ng. Hahahah...” pinta salah satu anggota gang.
“Wah boleh juga tuh,” timpal temannya.
Aku memang pernah dengar nama goyangan tersebut. Tetapi aku lupa bagaimana gerakannya karena dulu selalu aku skip jika tanpa sengaja melihatnya.
Kemudian salah satu anggota gang motor itu menunjukkan sebuah video wanita berpakaian s3xy yang bergoyang mengikuti alunan musik DJ, pertama kali memang hanya gerakan tangan biasa saja yang bergerak keatas atau sekedar gerakan menggulung.
Setelah itu, ia posisikan tubuhnya menyamping dan menungging memam3rkan lekuk pant4tnya dari posisi kamera. Gadis itu kemudian gerakkan tubuhnya kedepan dan kebelakang perlahan begitu s3xy memamerkan perut dan pah4nya yang mulus, serta kesemokan pant4tnya saat bergoyang dengan sedikit menungging. Goyangan pinggulnya sangat seronok, menggoda, dan nakal menurutku.
“Pargoy Pargoy Pargoy Pargoy....” lelaki lelaki cabvl itu mulai menyemangatiku untuk bergoyang pargoy seperti yang ada dalam tayangan video tadi.
Di posisiku saat ini, tidak ada gunanya lagi aku memiliki rasa malu. Toh semuanya sudah melihat tubuhku, semuanya sudah menikmati kemalu4nku. Kubuang jauh-jauh rasa maluku saat ini. Asal mereka tidak menyebarkan kegilaan yang kulakukan saat ini ke orang-orang terdekatku.
Beberapa kulihat mengarahkan kamera ponselnya ke arahku. Aku tidak peduli selama mereka tidak mengirimnya ke keluarga maupun teman-temanku. Kuikuti tempo dan irama musik DJ yang mereka putar.
Tanganku mulai bergerak mengikuti gerakan cewek yang tadi kupelajari. Liuk-liukkan tanganku dengan gerakan acak. Setelah itu kuposisikan tubuhku menyamping dan sedikit menungging, lalu mulai kugoyangkan pinggulku kedepan dan kebelakang dengan goyangan pelan yang amat nakal menggoda.
Jujur saja aku masih malu melakukan goyang pargoy di hadapan anggota gang motor itu. Karena gerakannya sangat seronok dan nakal mengundang bir4hi.
Semua lelaki di sana memainkan pensilnya sambil menonton pertunjukan pargoyku. Sebagai seorang amatiran, aku masih demam panggung dan sesekali melakukan kesalahan dalam meliukkan tubuhku. Tapi sepertinya mereka tidak mempermasalahkannnya.
“Hadap belakang dong Ukhti, kita mau liat pant4t lu geal geol,” ujar lelaki bertatoo banteng di lengannya.
“I—Iya....” jawabku pasrah menuruti requestnya.
Sepertinya kali ini mereka ingin melihat bagaimana bongkahan pant4tku bergoyang. Kuturuti kemauan mereka, kubelakangi para penonton yang sedang menatapku. Lalu kuturunkan pinggulku sebelum akhirnya kembali bergoyang-goyang nakal.
Terlihat sekali pant4tku naik turun, bergeol ke kiri dan ke kanan menggoda bir4hi mereka. Tentu saja, siapa lelaki yang tidak terangs4ng melihat perempuan telanj4ng sedang berjoget erot1s.
Sekali lagi kutekankan, aku harus membuang rasa maluku jauh-jauh di hadapan mereka. Aku harus menghibur para anggota gang motor itu dengan tubuhku semaksimal mungkin. Tidak ada lagi harga diri yang harus kujaga jika sudah berurusan dengan mereka.
Setelah itu, aku mencoba memvariasikan gerakan pargoyku dengan meletakkan kedua tanganku di atas kepala, seperti sedang memamerkan betapa mulusnya keti4kku yang tanpa bulu. Seluruh anggota tertawa, terhibur melihat aksi goyanganku yang luar biasa bin4l.
Tak kusangka aku berhasil melakukan gerakan erotis ini. Gerakan yang selama ini selalu kuanggap haram karena bisa membuat syahwat para lelaki. Goyangan yang selama ini selalu kuanggap miris karena banyak dilakukan oleh para gadis belia seolah urat malu mereka sudah putus.
Kini aku pun melakukan hal yang sama, bahkan lebih parah karena kulakukan dalam keadaan telanjang bulat di hadapan para lelaki. Sungguh aku sudah gila dan perlahan kuakui aku merasa bangga. Bangga saat melihat mereka terhibur dengan goyangan erot1sku.
Salah seorang lelaki maju dan berjalan kearahku. Kulirik batang pensilnya sudah berdiri keras, entah aku tidak tahu apa yang akan ia perbuat. Aku terus bergoyang erot1s mengikut irama dan musik DJ yang menghentak-hentak . Lalu lelaki tadi sudah membelakangiku sambil meraba payud4r4ku
“Sssshhhh....” lenguhku.
“Sialan... lu terlalu sexy....” puji lelaki itu sambil meremasi dad4ku yang turut bergetar-getar karena hentakan goyangan tubuhku.
Aku kembali dimintanya bergoyang pargoy, kugerakkan pinggulku ke depan dan kebelakang begitu s3xy. Namun kali ini berbeda dari sebelumnya. Karena pant4tku langsung bergesekan dengan pensil lelaki itu saat pinggulku kugoyang kebelakang.
Bat4ng yang sudah sangat keras dan tegang, terasa mengganjal saat menempel erat di pinggulku
“Aaahhh.. terus sayang....” pintanya sambil membiarkan pensilnya bergesekan.
Aku terus bergoyang pargoy membiarkan lelaki di belakangku menyentuhkan bat4ng kejantanannya ke pant4tku. Sesekali lelaki itu menahanku dan ia gesek-gesekkan tepat di belahannya.
Anehnya aku tidak keberatan diperlakukan seperti itu. Bahkan aku sengaja menunggingkan pant4tku lebih lama agar lelaki itu lebih leluasa menggesekkan pensilnya ke pant4tku.
Suasana menjadi riuh saat bertambah lagi satu orang anggota gang motor maju ke depan. Kali ini ia berada di depanku dan memintaku untuk pargoy lagi dengan lebih bin4l.
Pinggulku kugerakkan maju mundur perlahan, sehingga saat pinggul ke depan bat4ng lelaki didepanku mengenai vagin4ku.
Saat pinggulku ke belakang, pensil dibelakangku mengenai bongk4han pant4tku.
“Luar Biasa. Lu jauh lebih menarik daripada cewek-cewek yang ada di tiktok. Hahahah....” puji si Boss.
Tubuhku masih dalam keadaan sandwich saat bergoyang, membiarkan pensil mereka digesekkan ke kem4luan serta pant4tku saat kubergoyang. Kemudian lelaki di depanku meletakkan kedua tanganku ke atas, hingga memamerkan keti4kku yang mulus tanpa bulu.
Kemudian sambil tubuhku terus bergoyang pargoy, kubiarkan lelaki di depanku merasakan ketiakku bergantian. Rasanya luar biasa geli, saat lid4h kasarnya menyapu permukaan keti4kku. Perlahan aku mulai mendesah akibat mulut nakal lelaki itu yang terus menerus memberiku rangs4ngan hebat.
Lalu di arah belakang, lelaki yang di belakangku mulai memainkan payud4r4ku. Diremasnya lembut sambil sesekali put1nkku dipelintirnya perlahan. Perlakuan mereka semakin menggoda imanku.
Perasaan nikmat ini kembali menjalar menstimulus otakku agar liang kewanit4anku kembali memproduksi cairan yang banyak.
Aku tidak tahan lagi, aku sudah terlalu malas menahan rasa ingin kenc1ngku. Kubiarkan vagin4ku terkenc1ng-kenc1ng dengan deras saat sedang dihimpit oleh kedua lelaki itu.
Aku sendiri tidak tahu apakah aku pipis, ataukah ini adalah cairan lain yang aku tidak pernah tahu. Aku tidak peduli, yang kupedulikan saat ini adalah rasa lega yang kurasakan saat mengeluarkan cairan itu.