Kisah perjalanan pernikahan Kaluna dan Nathan yang harus kandas karena sebuah kesalahpahaman yang di sebabkan oleh adik Nathan yang tidak menyukai Kaluna menjadi bagian keluarga mereka.
Tiga tahun kemudian saat Kaluna mendapat pekerjaan saat itu ia harus berurusan kembali dengan keluarga mantan suaminya.
Bagaimana lanjutan kisah Kaluna dan Nathan apakah mereka akan rujuk kembali ataukah mereka menemukan tambatan hati yang lain. Jangan lupa ikuti kisahnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itz_zara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Tujuh
Alea masuk ke dalam rumah dengan wajah yang masih marah dan frustrasi, tapi ia berusaha untuk menyembunyikan perasaannya agar tidak membuat mamahnya curiga. Ia mengambil napas dalam-dalam dan berusaha untuk menenangkan diri, tapi pikirannya masih terfokus pada Kaluna dan rencana untuk membuat Kaluna menyesal.
"Kamu dari mana le?" Tanya mama Saras yang sedang duduk menemani cucu kembarnya di ruang tengah.
"Aku baru dari depan, Ma," jawab Alea dengan senyum yang terpaksa.
Ia berusaha untuk terlihat normal dan tidak menunjukkan perasaan marah dan frustrasinya.
"Ngapain?" tanya Mama Saras lagi, sambil memandang Alea dengan mata yang penuh kasih sayang.
"Cuma jalan-jalan ditaman depan aja, Ma," jawab Alea dengan singkat, berusaha untuk menghindari pertanyaan lebih lanjut dari Mama Saras.
Ia tidak ingin menceritakan tentang pertengkarannya dengan Kaluna, karena itu akan membuat sang mama tau rahasianya membuat keluarga kakak nya renggang.
"Ya udah sana gih siap-siap, kita mau pulang ke rumah sekarang."
"Iya ma, aku ambil tas sama perlengkapan si kembar dulu," kata Alea langsung melenggang menuju kamar.
"Iya, sayang. Mama tunggu kamu di depan."
"Ayo nak, kita mau pulang sekarang."
"Iya oma," jawab si kembar serempak.
*****
Alea berjalan menuju kamarnya lalu mengambil barang-barang miliknya dan suami tak lupa perlengkapan si kembar juga. Setelah semuanya diambil ia berjalan munuruni tangga menuju ke depan dimana mama nya menunggu. Saat melewati ruang tamu ia melihat Kaluna sedang menyapu lantai.
"Gue akan buat lo keluar dari rumah ini lagi," kata Alea pada Kaluna.
Kaluna hanya mengedikan bahunya acuh. Membuat Alea murka dan langsung meninggalkan Kaluna.
Alea berjalan dengan cepat dan marah, meninggalkan Kaluna yang masih menyapu lantai dengan acuh tak acuh. Ia merasa kesal dan marah karena Kaluna tidak menanggapi ancamannya. Saat ia mencapai depan rumah, Mama Saras melihat wajah Alea yang marah.
"Kamu kenapa le, kok kaya marah gitu."
Alea mengambil napas dalam-dalam dan berusaha untuk menenangkan diri.
"Gak papa, Ma. Cuma kesel aja mas Haris gak angkat telfon," kata Alea berbohong.
"Sabar, sayang. Mungkin Haris sibuk. Kamu jangan terlalu kesal, ya."
"Iya ma, yuk kita pulang," ajak Alea.
Mama saras kemudian memanggil Si Kembar yang sedang bermain di sekitar taman.
"Ayo, nak. Kita pulang sekarang."
Si Kembar tertawa dan berlari ke arah Mama Saras, "Iya, Oma!"
Alea mengambil mobilnya di bagasi lalu disusul mama dan anaknya masuk ke dalam mobil. Mobil berjalan meninggalkan rumah Nathan.
"Ma, mama tau Olivia temanku kan?" Tanya Alea pada mamanya.
"Iya tau, kenapa le, yang deket sama abang kan?"
"Iya ma, gimana kalau kita buat perjodohannya lebih cepat ma?"
"Memangnya abang bakalan mau?"
"Ya mama bujuk abang lha, aku gak mau ya gara-gara ada Kaluna buat abang gagal move on," kata Alea menggebu-gebu."
"Kamu ini, Alea. Selalu punya rencana, ya? Tapi, mama rasa itu ide yang bagus. Mama akan mencoba membicarakan hal ini dengan abang kamu Nathan. Tapi, kamu harus janji satu hal, Alea."
"Apa itu, Ma?" Mama Saras menjawab.
"Kamu harus berjanji untuk tidak terlalu terlibat dalam urusan Nathan dan Olivia. Biarkan mereka yang menjalani hubungan mereka sendiri."
"Iya ma,"
"Tapi aku gak janji," kata Alea dalam hati.
Tapi, dalam hatinya, Alea berpikir sebaliknya. Ia tidak ingin melepaskan kontrol atas situasi dan ingin terus terlibat dalam urusan Nathan dan Olivia. Ia merasa bahwa dengan demikian, ia dapat memastikan bahwa rencananya untuk mempercepat perjodohan Nathan dan Olivia dapat terwujud.
*****
Siang hari yang panas ini Kaluna sedang berada didalam mobil bersama supir Nathan. Ia akan makan siang bersama dengan Nathan dan juga Athan. Nathan dan Athan sudah terlebih dahulu berada di restoran setelah tadi Nathan menepati janjinya menjemput Athan. Karena Athan meminta makan di luar akhirnya Nathan mengiyakan dan menghubungi Kaluna supaya ikut makan siang bersama. Tanpa ingin membuat curiga orang lain, Kaluna berkata pada pak Tono bahwa ia diperintah Nathan untuk menjemput Athan yang tengah bersama Nathan.
Kaluna duduk didalam mobil dengan perasaan tidak terlalu bersemangat dengan memandang ke luar jendela menatap kota yang sibuk. Ia masih memikirkan perkataan Alea yang akan terus mengusik hidupnya. Ia bingung dengan Alea membuat salah apa sampai ia dibenci sekali sama dia. Supir Nathan sekaligus suami bu Tati memandanginya melalui kaca interior.
"Kamu baik-baik aja kan? Kamu kok kaya murung gitu," tanya pak Tono.
"Iya pak Tono aku baik-baik aja, cuma sedang lelah aja," jawab Kaluna berbohong.
"Kalau gitu kamu harus banyak istirahat lun," ujar pak Tono.
"Iya pak," jawab Kaluna yang kembali memandang keluar jendela.
Mobil terus melaju, dan Kaluna tak menyadari jika mereka sudah sampai di restoran tempat Nathan menunggu.
"Dah sampai lun," ucap pak Tono.
Kaluna terkejut dan langsung memandang ke depan, melihat restoran yang terlihat mewah dan elegan. Ia mengambil napas dalam-dalam dan mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Nathan dan Athan.
"Baik, pak Tono. Terima kasih," ujar Kaluna sambil membuka pintu mobil dan keluar.
"Sama-sama, Kaluna." jawab pak Tono yang kemudian pergi meninggalkan restoran sesuai pesan Nathan tadi.
Kaluna mengangguk dan berjalan menuju restoran, siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi.
Saat Kaluna memasuki restoran, ia melihat Nathan dan Athan sudah duduk di meja yang telah disiapkan. Nathan tersenyum dan mengangguk saat melihat Kaluna."
"Halo, Sayang. Selamat datang," ujar Nathan dengan senyuman diwajahnya, tak lupa ia mengecup pelipis Kaluna saat Kaluna sudah berada disampingnya.
"Mba." Sapa Athan pada Kaluna.
"Hai ganteng gimana tadi seru sekolahnya."
"Seru," jawab Athan semangat.
Nathan dan Kaluna memandang anak mereka dengan penuh kasih sayang. Nathan dan Kaluna saling memandang, dan untuk sejenak, mereka lupa tentang segala masalah yang ada. Mereka hanya fokus pada kebahagiaan dan keseruan yang dirasakan oleh Athan.
"Aku senang sekali melihat kalian berdua bahagia." Kata Nathan jujur karena ia sangat bersyukur bisa berkumpul kembali keluarganya yang akan utuh.
Mereka bertiga kemudian duduk dan memulai makan siang, menikmati hidangan yang lezat dan suasana yang hangat. Saat makan, Athan bercerita tentang kegiatan sekolahnya, membuat Nathan dan Kaluna tertawa dan tersenyum. Mereka merasa bahagia dan bersyukur memiliki waktu bersama seperti ini.
Kaluna memandang Nathan dengan mata yang penuh kasih sayang, merasa bahagia karena Nathan juga merasakan kebahagiaan yang sama. Nathan juga memandang Kaluna dengan senyum, merasa syukur memiliki keluarga yang bahagia dan harmonis.