Lu Nana adalah Gadis tomboy yang terkenal di kampusnya.
karena orangnya ceria dan suka mengikuti bermacam kegiatan olah raga dan seni.
Jadi dia memiliki banyak teman.
Tapi ketika temannya mengerjai Jam bekernya dengan mempercepat waktu, jadi dia kira sudah terlambat ke kampus.
Dengan tergesa - gesa dia menyebrang tanpa memperhatikan, akhirnya terjadilah kecelakaan.
Tapi akibat dari itu jiwanya berpindah ke zaman kuno, ketubuh Selir yang di asingkan, kelaparan dan sendirian. selir yang pendiam dan mudah di tindas, karena kecantikannya yang membuat banyak wanita lain Iri. menggunakan trik untuk menjatuhkannya. Dia hanya diam.
Tpi sekarang jangan harap, dia sudah mati saya penggantinya tuk balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 35 Ingin mengetahui rahasia tersembunyi
"Ketika kami pergi, apakah kau akan di sini Nana?" tanya pamannya.
"Ya, masih ada yang ingin ku selesaikan dulu paman." ucap nya.
"Ling Tu shi, jaga adikmu selama ayah tidak ada di rumah ya." ucap jendral Ling kepada anak bungsunya.
"Ya ayah" ucapnya
Kemudian Jendral Besar Ling mulai bersiap-siap dan begitu juga kedua putranya. Mereka berencana akan berangkat Besok pagi bersama-sama. Walau di persimpangan akan berpisah dengan putra ke duanya.
Ling Nana, hanya diam, dia kembali ke kamarnya. Dan mengunci pintu, dia menyuruh Yan sing untuk berjaga dan tidak membiarkan siapapun masuk.
Di dalam dia mulai memeriksa seluruh tubuhnya dengan seksama karena dia merasa sedikit aneh dari kemarin.
"Popo, apakah kau masih di sana?"
Popo melonjak terkejut kegirangan, selama ini dia merasa tuannya sudah hilang, karena tidak pernah mencarinya.
"Tuan! Kamu sudah kembali?"
"Aku masih bingung, aku kenapa? Kenapa perasaanku berbeda?"
"Tuan, awalnya aku berfikir kamu akan di kuasai iblis, Banyak virus yang memasuki sistem dalam dunia portabel. hamba tidak bisa memanggil anda, saya mengira anda sudah pergi selamanya... Hiks hiks.."
"Bagaimana virus itu sekarang di sana?"
"Virus itu masih ada nona, tapi saat ini dia membeku, seperti ada hacker yang menyimpannya dalam satu kotak, dan kotak itu terkunci."
"Apakah virus itu berbahaya?"
"Tentu saja nona, terkadang dalam penukaran koin akan terjadi kesalahan. Bisa juga hasil dari pertukaran akan menghasilkan barang yang tidak bermutu tinggi atau rusak."
"Di tubuh ku juga sepertinya ada virus, darah binatang bercampur dengan darahku."
"Itu seharusnya tidak bisa nona, karena darah binatang tidak memiliki golongan darah seperti darah manusia. Kalau benar darah anda tercampur, maka anda akan berevolusi menjadi Mutan."
"Apakah aku akan memiliki cakar?"
"Saya belum tahu nona, sebaiknya kita lihat dulu binatang itu seperti apa dan apakah dia memiliki spesies yang sama."
"Jadi kita harus ke hutan terlarang lagi popo?"
"Benar nona, karena kita menemukannya di sana, jadi mungkin spesies yang sama dengan dia masih ada di sana."
"Kita harus menangkap Macan kembali?" Dia membulatkan matanya, dia sedikit trauma atas rasa sakit bekas gigitan binatang itu.
"Belum tahu nona, kita harus melihat situasinya dulu, mungkin mereka mencium darah spesiesnya di tubuh anda, mereka marah atau malah berteman, kita tidak tahu nona."
"Besok, paman dan ke 2 kakaku akan pergi ke perbatasan utara dan selatan, jadi sore kita sudah bisa bergi ke hutan terlarang."
"Anda mau bermalam di sana? Sebaiknya lusa pagi kita pergi, jangan biarkan kaka ketiga anda mengetahui rencana kita."
"Baiklah, oya ada satu hal aneh popo."
"Apa itu nona?"
"Lukaku hilang semua, tidak ada bekasnya sedikitpun."
"Berarti darah Macan itu merubah anda menjadi Mutan yang bermanfaat nona, menyembuhkan luka sendiri itu kan bermanfaat untuk diri sendiri."
"Ck, aku bingung dengan apa yang kau katakan, bermanfaat itu untuk orang lain, untuk diri sendiri itu kekebalan tubuh."
"Hoh, iya nona. Tapi mungkin bisa juga untuk orang lain kalau anda men-tranfusikan darah ke mereka."
"Kamu jangan menjadi pengarang bebas seperti Author, kamu kira darahku banyak dan di gunakan sebagai bank darah. Hmm? Kamu aneh - aneh saja."
"Itu masih dugaan saya nona, semuanya kan bisa kita eksperimen kan."
"Eksperimen kan saja kepala kau"
"He he he, ternyata anda masih nonaku yang lama." ucapnya dengan senyum lebar di mulut besarnya.
Tak berapa lama, Yan sing mengetuk pintu untuk mengajak Ling Nana makan malam bersama paman dan saudaranya.
Dia pun keluar menemui mereka di meja makan, semua makan telah di hidangkan, tapi perhatian Ling Nana hanya ke daging dan ayam yang di depannya, nasi yang dulu dia sukai kini tidak di sentuhnya.