Dea sudah menjadi sekretaris dan simpanan Arden Harwell selama 2 tahun. Disaat Arden akan menikah dengan wanita pilihan keluarga nya Dea memutuskan untuk menyudahi hubungan mereka.
Membuatnya dan Arden menjadi mantan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim.nana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3 - Menjerit Di Dalam Hati
"Apa Anda sudah mengingatnya?" tanya Leon ketika melihat Dea yang seolah berpikir, tapi tak kunjung memberikan respon.
"Jika Anda lupa saya bisa membantu anda untuk mengingatnya," jelas Leon.
Ketika itu Dea langusng melebarkan mata dan menajamkan telinga siap mendengar.
"Anda mengatakan pada Tuan Arden untuk tidak tinggal lagi di apartemen, tapi setelah berpisah kalian harus tinggal bersama dulu selama 3 bulan, untuk memastikan apakah Anda hamil atau tidak, karena selama ini Tuan Arden tidak pernah menggunakan penga_"
"Stop! iya saya paham," potong Dea dengan cepat, membicarakan ini dengan Leon cukup membuatnya malu. Bagaimana bisa Leon mengingat dengan jelas percintaannya dengan sang Tuan.
"Tapi kan aku pakai KB Pak."
"Tapi tinggal selama 3 bulan setelah memutuskan berpisah itu juga ada di surat perjanjian."
Dea lemas, dia membuang nafasnya berat. Niat hati ingin pergi sejauh-jauhnya tapi kini malah kembali terikat dengan pria menyebalkan Itu.
"Hari ini Anda akan pulang ke apartemen, mobil juga masih bisa anda pakai."
Dea hanya bisa pasrah.
Setelahnya Leon pergi, meninggalkan Dea yang kembali duduk dengan lemas.
"Sekarang aku akan benar-benar jadi simpanannya, karena siang malam akan selalu ada di apartemen, karena aku tidak bekerja lagi. Ah! sial!"
"Tidak, tidak, aku harus kuat, harus fokus! meski tinggal kembali 1 apartemen, tapi mulai sekarang aku akan tidur di kamar terpisah."
Tekad Dea semakin kuat, bagaimana pun dia memang harus mengakhiri hubungan ini. Karena kini diantara mereka sudah berbeda. Dea yang semakin cinta dan Arden yang sebentar lagi akan menikah.
Tidak ingin lemah, Dea kembali bangkit dan menyelesaikan berkemasnya. Lalu pulang menuju apartemen yang sudah dia tinggal selama 2 tahun terakhir, di tahun pertama Arden hanya mendatanginya saat butuh, saat hanya perlu pelepasan. Tapi di tahun kedua mereka mulai tinggal bersama. Seperti pasangan sesungguhnya tapi ketika berada di kantor Arden akan tetap bersikap dingin.
Dea menekan password apartemen itu dan pintu terbuka.
Masuk dengan santainya langsung menuju kamar...
"Eh Salah, aku tidak boleh tidur di kamar itu lagi," ucap Dea ketika kesadarannya kembali, sudah terbiasa tidur bersama terus otomatis datang ke kamar utama. Tapi kini tidak lagi, Dea kan tidur di kamar terpisah.
Setelah meletakkan barangnya di kamar, Dea terpaksa tetap masuk ke kamar utama untuk mengambil baju-bajunya.
Buru-buru Dea mengambil baju Itu, sebelum Arden sampai kalau bisa ini semua harus selesai.
"Nah sudah!" ucap Dea saat berhasil mengeluarkan semua baju, dia tersenyum siap berlari kembali ke kamarnya.
Namun langkahnya urung saat tiba-tiba melihat Arden yang masuk ke dalam kamar.
Deg! seketika jantung Dea bergemuruh hebat, mendadak berdebar khas orang jatuh cinta.
Dia benci sekali, kenapa dia selemah ini.
"Mau kamu bawa kemana baju Itu?" tanya Arden, dia berdiri dihadapan Dea yang sedang memeluk semua bajunya dengan kedua tangan.
"A-Aku mau pindah kamar." Dea menjawab dengan gugup.
"Dimana bra dan cd mu, biar ku bawakan."
Astaga!! saat itu juga Dea menjerit di dalam hati nya.
"Tidak perlu! nanti ku ambil sendiri!" kesal Dea, setelahnya dia berlalu dari sana, bahkan menabrak lengan Arden dengan kesal.
Dea tidak melihat saat Arden tersenyum dengan tingkahnya itu.
Arden geleng-geleng kepala.
"Kenapa harus malu," ucap Arden.