Gadis cantik yang bernama Vanilla Jasmine untuk pertama kali dalam hidupnya ia terbangun di sebuah hotel bintang lima bersama seorang pria berumur. Vanilla Jasmine kerap dipanggil Lala oleh orang-orang terdekatnya. Lala tidak pernah menyangka bahwa malam dimana ia pergi dengan teman-temannya malah berakhir tidur dengan seorang pria yang Lala yakini pria tersebut bukan orang biasa. Memutuskan kabur dan menghilang agar tidak menambah masalah justru membuat beban baru bagi Lala. Beban yang tidak bisa dihapuskan begitu saja. Beban yang akan mengubah kehidupan Lala berikutnya. Beban akibat Lala kehilangan kehormatannya malam itu, tepat satu bulan Lala mengetahui jika ia tengah berbadan dua. Lalu apa yang akan Lala lakukan? Simak selengkapnya.
Peringatan🗣️🗣️🗣️
Cerita ini adalah murni hasil karangan imajinasi author dan seluruhnya adalah fiktif belaka. Semoga pembaca tidak larut dalam cerita sehingga tidak membawanya ke dalam dunia nyata. Cerita ini hanya hiburan, ok!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diamond ice, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Dalang
Massa yang tadi berkumpul kini telah bubar. Mereka menuruti perintah Fernando sebelum mereka mendapatkan masalah baru. Fernando sendiri menjanjikan akan menyelesaikan masalah ini secepatnya.
'' Jadi ada yang ingin Ibu Maulida jelaskan?'' tanya Fernando tenang seperti masalah ini hanya sebagian kecil dari pekerjaannya.
'' Tolong jangan pecat saya. Saya memang belum bisa memberikan bukti tetapi saya pastikan jika saya tidak tersangkut dalam masalah ini,'' jelas Ibu Maulida.
'' Ibu Maulida semua masalah bersumber dari anda. Bagaimana bisa selama ini anda diam saja ketika uang sekolah dipakai untuk hal yang tidak-tidak,'' ucap Ibu Farhana mencoba meluruskan.
Ruangan itu berisi beberapa guru, Fernando beserta anak buahnya dan kepala sekolah yang berperan utama sebagai mediator. Tampak semua guru merasa kecewa dengan perilaku orang yang selama ini mereka anggap berjasa. Ibu Maulida adalah pekerja sekolah yang paling lama mengabdikan diri di sekolah ini.
Selain karena sudah lama bekerja beliau juga termasuk orang kepercayaan langsung dari pemilik yayasan. Hingga baru muncul masalah ini Ibu Maulida berhenti sebagai penyandang orang paling terpercaya di sekolah.
'' Ibu Maulida saya tahu anda sudah lama bekerja disini tetapi mengapa anda mengecewakan kami semua,'' ucap salah satu guru.
Ibu Maulida hanya menunduk tidak tahu harus apa. Beliau sudah cukup terdesak dengan tuduhan-tuduhan yang menyudutkannya.
Di sisi lain Lala harus berusaha ekstra sabar menghadapi ketiga anaknya yang tengah merengek meminta sesuatu. Mereka ingin pergi ke sekolah di hari mereka diliburkan.
'' Apa kalian ini sangat suka bersekolah? Sehingga hari libur saja masih tetap mau masuk?'' tanya Lala melihat ketiga putranya yang selalu mengikutinya kemana-mana.
Ia terpaksa menunda pekerjaannya di kedai karena harus menuruti ketiga bocah yang anehnya memiliki keinginan yang sama. Lala mungkin tidak mengerti jika sebenarnya triplet tengah memikirkan kasus yang kemarin. Mereka berjanji akan membantu Sisil menyelesaikan masalah. Tapi sekarang yang jadi kendala adalah sekolah mereka diliburkan dan Lala yang melarang mereka pergi kemana-mana.
'' Ayolah ma, ini masalah penting. Kita harus pergi ke sekolah sekarang juga,'' rengek Oliver kepada Lala.
'' Sayang mama tahu kalian anak-anak yang rajin, tetapi sekolah kalian meliburkan hari ini. Mama sendiri loh yang menerima informasi kalau sekolah libur. Masa iya kalian tetap masuk sekolah? Emang di sana mau ngapain? Jualan toge? '' kata Lala diselingi candaan.
'' Ihhh mama ayolah. Oliver, Max dan Matt ada urusan penting pokoknya,'' rengek Oliver lagi.
Lala semakin pusing mendengar rengekan Oliver. Diantara mereka yang paling cerewet dan keras kepala adalah Oliver. Setiap keinginannya tentu tidak dalam materi selalu harus dituruti.
'' Mama kita masih memiliki urusan di sekolah. Tolong antarkan kita bertiga ma!'' kali ini anak sulung Lala yang meminta.
Lala akhirnya menyanggupi keinginan triplet. Ia mau mengantar mereka untuk pergi ke sekolah walaupun di hari libur. Lala sampai setengah mati memikirkan urusan apa yang ingin mereka kerjakan. Bahkan Matt yang selalu penurut juga ikut-ikutan meminta untuk diantarkan ke sekolah. Jika Matt sudah berbicara Lala yakin pasti ada yang serius yang sedang disembunyikan triplet.
...****************...
Ibu Maulida masih diam seribu bahasa, beliau belum mengeluarkan suara baik itu kesanggupan menerima konsekuensi ataupun mencoba memberikan sanggahan. Ia memang bekerja sebagai bendahara sekolah. Keuangan selalu ia yang menanggung namun masalah ini diluar kendalinya. Ia tidak tahu menahu akan masalah yang bahkan namanya menjadi tersangka utama.
'' Ibu Maulida saya tidak cukup waktu untuk mengatasi masalah seperti ini. Biarkan bawahan saya saja yang akan memberikan keputusan terakhir tentang anda. Kami masih memberikan kesempatan jika anda memiliki bukti lain untuk membersihkan nama anda maka anda kami bebaskan dari tuduhan,'' ucap Fernando beranjak dari kursi.
Fernando bersiap melangkah keluar namun dengan waktu bersamaan terhenti karena suara seseorang yang baru muncul.
'' Tuan jangan pergi dulu! Perkenalkan saya Sisil petugas penjaga perpustakaan sekolah. Saya ingin menyerahkan bukti yang akan membebaskan Ibu Maulida selaku bendahara sekolah dari segala tuduhan. Beliau sama sekali tidak terlibat dalam kasus ini, '' ucap Sisil menyerahkan berkas kepada Fernando.
'' Nona Sisil, apakah itu sopan? Datang tanpa salam dan langsung menerobos masuk ke ruangan pertemuan, '' ujar Ibu Farhana.
'' Maafkan saya Ibu Farhana, saya sedang terburu-buru sebelum Tuan Fernando kembali bertugas,'' jelas Sisil.
'' Tuan Fernando, maafkan petugas kami yang kurang sopan kepada anda. Dia ini adalah adik ipar dari Ibu Maulida. Pasti dia datang ingin membela kakaknya. Padahal semua keputusan sudah ditetapkan. Takutnya nanti pihak luar mengira jika sekolah kita membiarkan KKN ( Korupsi, Kolusi, Nepotisme ) terjadi lagi karena Nona Sisil bersekongkol dengan kakaknya, '' ucap Ibu Farhana tidak ingin terjadi masalah baru.
Fernando mengabaikan pernyataan dari kepala sekolah itu. Dia lebih mendahulukan membaca berkas yang ia terima dari gadis yang di depannya.
'' Dari mana anda mendapatkan semua bukti ini nona?'' tanya Fernando membuat Sisil menjadi gugup.
'' Sudahlah tuan. Abaikan berkas yang tidak penting seperti itu, nona Sisil mungkin hanya sedang bermain-main dengan tuan,'' ujar Ibu Farhana tidak ingin membuat Fernando mengabaikan pekerjaannya.
Sisil semakin gugup karena tidak bisa menjawab pertanyaan darimana ia mendapatkan berkas itu. Pasalnya ia mendapatkan berkas yang dipegang Fernando itu berasal dari orang-orang yang mungkin mereka tidak percayai.
'' Itu dari.....'' Sisil masih bingung ingin berkata apa.
'' Sudahlah nona, tanpa anda memberikan saya bukti ini saya juga sudah tahu siapa pelaku sebenarnya,'' ucapan Fernando membuat seisi ruangan terkejut.
'' Apa jadi tuan sudah tahu?'' tanya Sisil memastikan.
'' Jadi tuan sudah tahu kalau pelaku sebenarnya adalah Ibu Maulida? '' tanya Ibu Farhana ikut memastikan.
'' Jangan bermain api jika tidak ingin terbakar Ibu Farhana. Saya tahu jika anda lah pelaku sebenarnya. Anda yang sudah melakukan korupsi sembunyi-sembunyi dengan dalih memberikan persetujuan untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan sekolah yang tidak pernah terlaksana. Anda juga yang telah mengkambing hitamkan Ibu Maulida yang menjabat sebagai bendahara sekolah. Anda takut nama anda akan tercemar sehingga anda membuat bukti palsu seolah-olah Ibu Maulida yang bersalah,'' ungkap Fernando.
'' Tuan Jason sudah lama tahu akan hal ini, namun beliau membiarkan anda berulah hingga anda sendiri yang mengungkapnya. Anda juga yang telah membuat rumor dan menghasut wali murid untuk melakukan aksi demo agar Ibu Maulida dipecat karena anda sendiri tidak bisa langsung memecat mengingat bukti palsu anda belum kuat. Asal anda tahu Ibu Farhana, gara-gara masalah kecil seperti ini saya kehilangan waktu untuk bekerja dengan kerugian mencapai milyaran. Dan satu lagi rumor ini sudah di dengar para investor yang berarti saham akan ditarik oleh mereka. Lalu hukuman apa yang pantas untuk orang seperti anda Ibu Farhana?'' jelas Fernando lagi.
Mereka semua terkejut ternyata dalang dari semua ini adalah kepala sekolah mereka sendiri. Mereka tidak menyangka bahwa kepala sekolah yang digadang-gadang sebagai sosok yang berwibawa ternyata memiliki sisi terburuk bahkan lebih buruk dari seorang penjahat.
'' Sudah saya katakan tadi, masalah ini akan diselesaikan oleh bawahan saya. Mereka yang akan mengambil keputusan untuk Ibu Farhana sendiri. Saya tadi memang diam melihat Ibu Farhana yang selalu memojokkan Ibu Maulida, karena saya sudah memiliki rencana tersendiri,''
'' Baiklah saya harus pergi,'' ucap Fernando hendak berlalu.
'' Nona bisa tunjukkan saya siapa yang memberikan anda berkas ini?'' ujar Fernando dan diangguki oleh Sisil.
Sedangkan Ibu Farhana masih terdiam di tempat. Ia tidak menyangka jika perbuatannya selama ini sudah diketahui oleh pemilik yayasan yang sesungguhnya. Dia juga merasa malu karena telah tertangkap oleh jebakannya sendiri. Kini ia harus siap menanggung semua resiko dan mengganti uang yang telah dia ambil. Untung saja sedari awal masalah mereka belum terlapor ke pihak berwajib, jadi masih ada kemungkinan jika Ibu Farhana tidak masuk penjara. Namun apapun yang terjadi nanti Ibu Farhana telah resmi ditetapkan sebagai dalang di balik korupsi sekolah.
klo hanya menganggap lala wanitamu...bukan kekasih atau calon istrimu...kenapa kamu berbuat seenaknya pada lala...lelaki tipe sprtimu memang tdk bisa di jadikan contoh baik untuk lala terutama triplet...jijik dgn cara murahanmu...kamu sendiri yg melecehkan lala,kau anggap lala sprri wanita murahan...obsesimu yg keterlaluan akan merugikan dirimu sendiri...jngn terlalu percaya diri dan egois ..tdk semua wanita bisa kau anggap murahan sprti bekas wanitamu...
lanjut daja lah thor.../Chuckle/
horang kaya memang sperti itu sikapnya...ga pria ga wanita,sama saja kelakuannya...sombong dan sok kuasa...
kalau masih tetap dikota yg sama dan sekolah yang sama...
biar gampang dilacak ya🤣
coba bayar... bela yang salah pun mau🤣