NovelToon NovelToon
PEWARIS DEWA NAGA SEASON 2: ETERNAL BLOSSOM

PEWARIS DEWA NAGA SEASON 2: ETERNAL BLOSSOM

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyelamat
Popularitas:22.9k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

🏆Sekuel Pewaris Dewa Naga🏆

Tujuh tahun setelah perang besar, kedamaian di Benua Feng hanyalah ilusi. Dunia di luar perbatasan telah jatuh ke tangan iblis, dan seorang pria asing muncul membawa rahasia besar. Dunia jauh lebih luas dari yang mereka kira, dan apa yang tersembunyi di balik kabut sejarah mulai terungkap—termasuk rahasia tentang asal-usul Liang Fei sendiri.

Siapa sebenarnya orang tuanya? Apa kaitannya dengan Pemimpin Sekte Demonic? Dan bisakah Zhiyuan, murid yang terjatuh dalam kegelapan, masih bisa diselamatkan?

Dengan persekutuan lama yang diuji, musuh baru yang lebih kuat, dan petunjuk yang mengarah ke dunia yang terkubur dalam sejarah, Liang Fei harus meninggalkan takhta dan melangkah ke medan pertempuran yang lebih besar dari sebelumnya.

Dunia telah berubah.
Dan perang yang sesungguhnya baru saja dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30 Kenangan Long Zen: Pertemuan dengan Wanita Misterius

Liang Fei terdiam.

Di hadapannya adalah sosok yang pernah mengangkatnya sebagai cucu angkat. Seorang pria tua yang selalu tersenyum hangat kepadanya, yang memperlakukannya dengan kasih sayang meskipun dunia menolaknya.

Tangannya terangkat tanpa sadar, menyentuh bingkai kayu lukisan itu. "Kakek…" gumamnya pelan.

Kenangan lama berkelebat di pikirannya—hari-hari saat ia masih menjadi anak yang diremehkan di Sekte Naga Putih, saat hanya Long Zen yang percaya padanya. Pria tua itu selalu memberinya kata-kata bijak, selalu ada di sisinya saat semua orang mengucilkannya.

Namun, ia tidak pernah sempat mengucapkan terima kasih. Karena Long Zen telah tiada sebelum ia bisa membuktikan dirinya.

Liang Fei menghela napas, matanya sedikit menghangat. "Jika kau masih ada di sini, kau pasti akan menertawakanku sekarang," bisiknya. "Anak yang dulu kau selamatkan, kini telah menjadi Kaisar…"

Ia menggeleng pelan, lalu tersenyum tipis. "Aku harap kau bangga padaku, Kakek."

Ia berdiri di sana cukup lama, membiarkan dirinya tenggelam dalam nostalgia, sebelum akhirnya tatapannya beralih ke sesuatu yang lain—sebuah kotak kayu tua yang diletakkan di bawah lukisan Long Zen.

Alisnya mengernyit. Dengan hati-hati, ia berlutut dan mengambil kotak itu. Ukirannya sudah mulai pudar, tetapi masih terlihat simbol Naga Putih di bagian depannya.

Liang Fei membuka kotak itu perlahan. Di dalamnya… terdapat gulungan surat yang masih utuh.

Matanya menyipit, jantungnya berdetak sedikit lebih cepat. Ia mengenali tulisan tangan itu.

Itu tulisan Long Zen.

Dengan napas tertahan, ia membuka gulungan surat tersebut dan mulai membacanya.

"Kepada anak yang kupilih sebagai cucuku, jika kau membaca ini… berarti kau telah menemukan jalan yang benar. Aku menulis surat ini karena ada sesuatu yang harus kau ketahui… sesuatu tentang asal-usulmu."

"Kau bukanlah anak biasa, Liang Fei. Kau berasal dari garis keturunan yang telah lama hilang—sebuah takdir yang lebih besar dari yang pernah kubayangkan. Orang tuamu…"

Liang Fei diam membeku.

Matanya membesar saat ia membaca lebih lanjut.

Dan di saat itu juga, sebuah kebenaran yang tersembunyi selama bertahun-tahun akhirnya mulai terungkap.

...

Kenangan Long Zen: Pertemuan dengan Wanita Misterius

Aku tidak pernah percaya pada takdir.

Bagiku, hidup adalah permainan kekuatan, dan hanya yang terkuat yang bisa bertahan. Tetapi hari itu, di tepi pantai terpencil yang tak pernah kukunjungi sebelumnya, aku merasakan sesuatu yang berbeda.

Seolah ada tangan tak kasat mata yang membimbing langkahku ke tempat ini.

Langit mulai berubah jingga saat matahari perlahan tenggelam di cakrawala. Ombak berdesir pelan, membasahi pasir putih di bawah kakiku. Aku berjalan tanpa tujuan yang jelas, sampai tiba-tiba mataku menangkap sesuatu di kejauhan.

Seseorang berdiri di sana.

Seorang wanita.

Aku langsung terhenti.

Wanita itu… bukan manusia biasa.

Rambut putihnya tergerai panjang, berkilauan di bawah cahaya senja. Matanya berwarna emas bercahaya, penuh keagungan yang hampir tak bisa kugambarkan dengan kata-kata. Saat melihatnya, entah kenapa keinginanku untuk bersujud begitu besar—seolah aku sedang berdiri di hadapan dewi.

Namun, ada sesuatu yang janggal.

Ia terluka parah.

Gaun putihnya ternoda merah. Nafasnya berat, hampir seperti tertahan. Tapi yang paling menarik perhatianku adalah sesuatu yang ia dekap erat dalam kain lusuh di tangannya.

Aku memperhatikan lebih saksama.

Bayi.

Bayi mungil, mungkin baru lahir beberapa hari yang lalu.

Aku tak bisa menyembunyikan keterkejutanku. Wanita secantik dewi ini, terluka dan berlumuran darah, sambil membawa seorang bayi?

Sebelum aku sempat bertanya, ia perlahan mengangkat kepalanya dan menatapku.

“Tolong…” suaranya lirih, hampir seperti bisikan angin.

Aku mengerutkan kening. “Siapa kau? Apa yang terjadi padamu?”

Ia tidak menjawab, hanya memandang bayi dalam pelukannya, lalu dengan sisa tenaganya, ia mengulurkan tangannya ke arahku.

“Tolong… jaga dia…”

Aku menatap bayi itu.

Apa maksudnya? Kenapa dia memberikannya padaku?

“Apa ini anakmu?” tanyaku, mencoba memahami situasinya.

Ia mengangguk lemah. “Namanya… Liang Fei.”

Liang Fei...

Nama itu terasa asing, tapi entah kenapa ada sesuatu di dalamnya yang membuat dadaku bergetar.

Aku kembali menatap wanita itu. Siapa dia sebenarnya? Dari mana asalnya? Kenapa dia terluka seperti ini?

Sebelum aku sempat bertanya lebih lanjut, tubuhnya tiba-tiba limbung. Matanya yang bercahaya mulai redup, dan dalam hitungan detik, ia jatuh ke pasir.

“Hei!” Aku segera berlutut, menopangnya. “Jangan pingsan dulu! Siapa kau sebenarnya?! Dari mana asalmu?!”

Tidak ada jawaban.

Dewi yang tadi begitu agung kini tampak begitu rapuh di pelukanku. Napasnya semakin melemah, dingin mulai merayap ke tubuhnya.

Aku menatap bayi yang masih terbungkus kain lusuh itu.

Ia begitu kecil. Begitu lemah.

Aku seharusnya pergi. Ini bukan urusanku. Tapi untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku merasa… iba.

Aku menggenggam erat kain pembungkusnya.

Aku tidak tahu siapa bayi ini sebenarnya, tetapi saat ini, aku tahu satu hal.

Aku akan menjaganya.

Aku akan melindunginya.

Apapun yang terjadi.

...

Kembali ke sisi Liang Fei.

Liang Fei terdiam. Tangannya masih menggenggam surat itu dengan erat, tetapi pikirannya melayang jauh, mencoba mencerna setiap kata yang baru saja ia baca.

Orang tuamu…

Kalimat itu terus bergema di benaknya.

Selama ini, asal-usulnya adalah misteri yang bahkan ia sendiri enggan mengungkapnya. Ia tidak peduli. Atau setidaknya, ia berpikir bahwa ia tidak peduli. Namun, mengetahui bahwa Long Zen telah menyimpan rahasia ini begitu lama... Liang Fei tak bisa menahan diri untuk tidak merasakan sesuatu.

Matanya menatap tulisan tangan yang terpampang jelas di surat itu—coretan tangan yang begitu familiar, begitu khas milik pria tua yang pernah mengangkatnya sebagai cucu.

"Kakek..."

Suara itu lirih, hampir seperti bisikan.

Ada banyak hal yang ingin ia katakan. Banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan. Tetapi Long Zen telah tiada. Semua jawaban yang ia inginkan kini hanya bisa ia dapatkan dari jejak-jejak yang ditinggalkan pria itu.

Liang Fei menggenggam surat itu lebih erat. Lalu, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"Terima kasih..."

Itu adalah kata-kata yang seharusnya ia ucapkan sejak dulu. Kata-kata yang selama ini tertahan di dalam dadanya, tersembunyi di balik keteguhannya.

Namun sekarang, tak ada lagi alasan untuk menyimpannya sendiri.

Ia menarik napas panjang sebelum perlahan melipat surat itu dengan hati-hati. Pandangannya kemudian beralih ke kotak kayu di depannya. Ia baru menyadari bahwa di dalamnya masih ada satu benda lain.

Sebuah kalung.

Liang Fei meraihnya dengan hati-hati. Kalung perak dengan hiasan bulan yang terukir halus di bagian tengahnya. Bentuknya sederhana, tetapi saat ia menyentuhnya, sensasi aneh merayap di ujung jarinya.

Tanpa perlu penjelasan, ia tahu.

'Ini milik ibuku...'

Jantungnya berdegup lebih cepat. Matanya menelusuri setiap detail kalung itu, membayangkan sosok wanita misterius yang pernah mengenakan benda ini.

Wanita yang telah mempertaruhkan segalanya untuk melindunginya.

Wanita yang telah mengorbankan nyawanya... agar anaknya bisa hidup.

Liang Fei menutup matanya sejenak. Tangannya yang kokoh perlahan mengepal, menggenggam kalung itu erat-erat.

Perasaan asing menyelimutinya. Campuran antara kehilangan, kerinduan, dan sebuah ikatan yang selama ini tak pernah ia sadari keberadaannya.

Setelah beberapa saat, ia membuka matanya kembali. Tanpa ragu, ia mengalungkan benda itu ke lehernya.

Begitu kalung itu menyentuh kulitnya, ia merasakan sesuatu yang aneh. Hangat. Seolah ada sentuhan lembut yang menenangkannya, seolah seseorang berbisik di telinganya: "Maafkan aku... dan terima kasih telah hidup..."

Liang Fei mengepalkan tangannya, lalu perlahan berdiri.

Matanya kini lebih tajam. Lebih tenang.

Ia tidak tahu kebenaran penuh tentang asal-usulnya. Namun, satu hal yang pasti...

Ia akan mencari tahu.

1
arumazam
mulai terkuak jati dirinya
arumazam
mantapppp
siKocak
ayo cari tau tentang identitas aslimu Kaisar Liang Fei....
🏺Pedang⚔️gurun🏺
aku juga pernah nulis ,tapi kejadian nya sama dengan cerita ini,jadi ga ku teruskan lagi malas,mungkin nanti kalo ada kesempatan bisa ku revisi lagi semoga di terima
alexander
bagus ceritanya rekomen untuk di baca
Caveine
setelah bom bintang 1 di play store, kirim email ke nt, revisi berkali-kali dan dibantu sama editor. akhirnya karena berhasil dikontrak. maaf sudah membuat para pembaca menunggu 🙏
Herda Bhocek: tidak apa-apa
semangat thor
total 1 replies
Herda Bhocek
karya yang begitu bagus, sangat sayang bila harus berhenti
Caveine: Udah lanjut kak
total 1 replies
Herda Bhocek
nt sialan padahal kami pembaca selalu menunggu update nya, terimakasih thor atas karya mu
ZamSatoru
maaf izin tanya,kenapa ditolak bang?
Caveine: katanya sih karena karakter tokohnya yang kurang emosi dan kimesteri(hubungan diantara mereka). terus saya bilang deh kalo ini tuh lanjutan dari seri yang pertama, jadi nggak mungkin saya harus jelaskan hubungan karakter satu persatu.

Sekarang masih dalam proses bersama admin NT. nanti kalo udah berhasil mungkin bakalan lanjut lagi.
total 1 replies
Rinaldi Sigar
lanjut
Prima Saputra
Tanya2sama kawan2 yg sdh dpt kontrak dr NT bro.Kalau menurut pendapat saya lumayan bagus cerita nya dan menyambung satu karakter dg yg lainnya.
HI-KAY GAMING
y..kemungkinan banyak novel yang mandeg di tengah jalan mungkin salah satu penyebabnya selalu di tolak sama NT.lama kelamaan memang GK masuk akal NT ini.NT butuh penulis tp di sisi lain nya NT terlalu menargetkan kualitas cerita yg terlalu tinggi untuk para penulis.kalo pun iya.gak semua penulis bisa memvisualisasikan tulisan 100% seperti apa yg di mau sama NT..sangat di sayangkan NT terlalu mau banyak untung juga.🤦
Caveine: bener bgt bang, dulu saya gabung grup yang isinya sesama penulis kayak Author Naga Hitam (Kehidupan Dengan Sistem Kekayaan) Reza Yusuf (Become As Villain) Kidoo (Pendekar pengendara petir) Riza ID(Evil system) Cordius Satya (The Dungeon Master) Moonmarvel (Arya Mahesa)

Kalian pasti udah pernah setidaknya baca karya-karya mereka. Tapi sekarang semuanya udah Hiatus duluan. Sedih sih GK ada teman lagi, tapi mau gimana 🥲
total 1 replies
Imran Kalimanjaro
saya sedih, padahal ceritanya udah bagus menurut saya.. ayolah NT jangan halangi anak bangsa untuk berkarya... jangan dipersulit seperti karya² yg lainnya, ini cm novel yg tidak sepenting hak cipta peralatan canggih... sedih... miris...
Caveine: dulu saya gabung grup yang isinya sesama penulis kayak Author Naga Hitam (Kehidupan Dengan Sistem Kekayaan) Reza Yusuf (Become As Villain) Kidoo (Pendekar pengendara petir) Riza ID(Evil system) Cordius Satya (The Dungeon Master) Moonmarvel (Arya Mahesa)

Kalian pasti udah pernah setidaknya baca karya-karya mereka. Tapi sekarang semuanya udah Hiatus duluan. Sedih sih GK ada teman lagi, tapi mau gimana
total 1 replies
Mahmud Scholl
jadi sedih kalo begini.. padahal aku selalu menunggu update nya..
Mamat Stone
/CoolGuy/
Mamat Stone
/Casual/
arumazam
semangat lanjut terus thor
Rinaldi Sigar
lanjut thor
Rinaldi Sigar
lanjut
Indah Hidayat
lanjut thor, keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!