NovelToon NovelToon
Tobatnya Sang Ketua Mafia

Tobatnya Sang Ketua Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta setelah menikah
Popularitas:406.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: chibichibi@

Max Stewart, yang merupakan ketua mafia tidak menyangka, jika niatnya bersembunyi dari kejaran musuh justru membuatnya dipaksa menikah dengan wanita asing malam itu juga.

"Saya cuma punya ini," kata Max, seraya melepaskan cincin dari jarinya yang besar. Kedua mata Arumi terbelalak ketika tau jenis perhiasan yang di jadikan mahar untuknya.

Akankah, Max meninggalkan dunia gelapnya setelah jatuh cinta pada Arumi yang selalu ia sebut wanita ninja itu?
Akankah, Arumi mempertahankan rumah tangganya setelah tau identitas, Max yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MAFIA 1.

Prolog.

Arumi Nasha Razeta, gadis muslimah berusia 24 tahun. Merupakan seorang tenaga pengajar honorer di sebuah madrasah di tempat tinggalnya. Arumi memiliki sifat lembut dan juga ceria.

Sifatnya yang memang penyayang dan sangat menyukai anak-anak, membuat Arumi memilih profesi dengan gaji tak seberapa ini. Sementara Arumi berasal dari keluarga yang sederhana. Arumi sudah menjadi yatim piatu sejak kecil dan dia hanya memiliki seorang paman yang sudah berumur.

Max Stewart adalah ketua mafia yang sangat gagah dengan rahang tegas serta rambut panjang sebahu berwarna hitam legam. Terdapat bulu-bulu tipis di sekitar dagu dan juga jambangnya.

Sebagai pemimpin Mafia kelas atas. Max Stewart merupakan sosok yang teramat di takuti. Tentu saja di karenakan sifat kejam yang tanpa welas asihnya itu. Bahkan, Max tega menghabisi nyawa kakek dan sang ibu melalui kedua tangannya sendiri. Bukan tanpa sebab sifat pembunuh berdarah dingin itu melekat padanya. Masa kecil yang ia habiskan dengan beragam penyiksaan serta kurang kasih sayang, telah menjadikan sifat kejam mendarah daging pada jiwa seorang Max. Melihat sang ayah disiksa hingga meregang nyawa di hadapannya, telah membuat Max tumbuh menjadi seorang pria yang tanpa hati dan cinta. Sejak saat itu, Max membenci mahkluk yang bernama wanita.

*

*

Pertarungan dua kelompok mafia memang selalu terjadi. Selain berebut lahan kekuasaan mereka juga saling menjatuhkan sama lain. Hal itu juga tengah dialami oleh seorang pemimpin kelompok mafia yang cukup di takuti. Max Stewart, ketua dari kelompok mafia Black Hawk

Karena sebuah penghianatan maka nyawanya kini di ujung tanduk. "Shit!" Pria bertubuh tinggi kekar itu terus berlari setelah kendaraannya meledak di pinggiran jalan sepi.

Di balik pekatnya malam, Max terlihat berlari dengan langkah yang semakin tertatih. Beberapa tembakan menghujani kepalanya. Hingga salah satu lesatan timah panas itu mengarah padanya dan tak dapat terelakkan lagi.

Dorr!

"Akh!!"

Max, terjatuh karena sebuah tembakan entah dari mana, hingga ia terguling di atas aspal. Sebelah tangannya memegangi bahu yang kemungkinan tertembus timah panas. Seketika, luka itu pun mengeluarkan darah cukup banyak.

Max, sekuat tenaga menahan rasa panas yang menjalar dari bahu hingga ke pangkal lengannya. Bahkan, jemarinya mulai sulit untuk di gerakkan. Max, langsung mengeluarkan pil dari sakunya dan menelannya tanpa air.

"Argh!" Max, terdengar mengerang sebelum akhirnya bangkit dan kembali berlari demi menghindari musuh yang tengah menggila ingin menghabisi nyawanya.

Meskipun selongsong peluru tembus ke bahunya yang kekar. Hingga membuat nya, sempat terjerembab, tapi Max langsung buru-buru bangun lagi. Luka yang ia dapatkan pada tubuhnya tidak akan membuatnya menyerah begitu saja. Max, memutuskan terus berlari, hingga terpaksa masuk ke sebuah pemukiman padat penduduk.

Max merasa, saat ini dirinya tak mempunyai pilihan lain selain berkamuflase untuk menyelamatkan dirinya dari para petugas bersenjata yang mengejarnya itu. Tim panther yang memang mengejar sindikat mafia narkoba yang menjadi momok perusak generasi muda, katanya.

Max, nyatanya tidak pernah berada di posisi ini sebelumnya. Dia selalu selamat dan mulus ketika mengadakan transaksi. Hari ini nyatanya menjadi waktu na'as baginya ketika dirinya mendapatkan pengkhianatan dari salah satu anggotanya sendiri.

"Akan ku pastikan. Kau mati dengan kedua tanganku sendiri," monolog Max, dengan napas yang terengah-engah. Peluru panas yang menembus bahu sebelah kiri telah membuatnya kehilangan banyak darah.

Max, beringsut semakin ke dalam gang ketika sayup-sayup ia mendengar suara dari orang-orang yang mengejarnya. "Sial! Mereka bahkan terus mengejar sampai kesini," erangnya, geram.

Sang ketua mafia berdarah dingin itu, yang biasanya tidak pernah takut dengan siapapun. Terlihat menutupi sebagian tubuhnya dengan tumpukan karung dan plastik sampah lalu ia bersandar di sebuah kotak kardus bekas barang elektronik. Max, berharap dengan begini maka keberadaannya tidak tercium oleh pihak yang berwajib. Max sadar diri bahwa kondisinya saat ini sangat tidak menguntungkan.

Max mengeluarkan ponselnya dan ternyata benda tersebut kehabisan daya. Max, lagi-lagi kesal karena ia tidak bisa menghubungi anak buahnya untuk meminta pertolongan. "Shit!" Max, kembali mengantongi benda persegi itu. Lalu melempar batu kedalam parit yang berada sebelahnya, untuk mengusir binatang pengerat yang berniat mendekatinya. Para tikus itu pun melompat rusuh dan berlarian ke segala arah.

Max memukul dan menendang tikus-tikus yang mendekatinya dengan tenaga yang tersisa. Binatang-binatang itu ada yang naik ke bahunya dan berjalan di atas kepalanya. Salahnya sendiri mengacaukan konsentrasi sekumpulan tikus got tadi.

Max, memejamkan matanya sambil mengatur napas. Max khawatir dengan darah yang terus keluar dari bahunya. Posisinya juga terancam ketahuan.

"Aku tidak boleh tertangkap. Apalagi dalam keadaan memalukan dan nista seperti ini," erang Max, dengan rahangnya yang saling beradu. Keringat telah membasahi wajahnya dengan gurat tegang.

"Sialan! Jika aku selamat, akan ku buat pengkhianat itu lebih menderita dari ini!" geram Max. Merasa ada yang mendekat, Max memutuskan untuk tidak bersuara lagi. Max bahkan menahan napasnya.

Setelah di rasa aman, Max kembali bergerak sambil mengendap-endap. Ia terus berusaha berlari dari kejaran kelompok petugas berseragam itu.

Anjing pelacak hampir menemukan jejaknya dari bau darah yang terbawa angin. "Sial! Aku harus segera menemukan jalan keluar."

Max, mengeluarkan sisa tenaganya untuk terus berlari. Ketika ia menemukan secercah cahaya terang yang menandakan bahwa ada sebuah bangunan yang berpenghuni. Max, pun semakin mempercepat larinya. Dengan sisa tenaganya, Max menghampiri sebuah rumah. "Aku tidak boleh kalah apalagi mati!" erangnya lagi.

Max, sengaja memilih sebuah rumah dengan lampu yang masih menyala. Apalagi posisi bangunan sederhana itu cukup dekat dengannya.

Di dalam rumah itu, ada seorang gadis terbangun karena merasa haus dan ingin buang air kecil. Padahal waktu telah menunjukkan tengah malam. Gadis itu menguap kemudian meletakkan punggung tangannya untuk menutup mulut. Arumi kemudian keluar kamar dalam keadaan setengah mengantuk. Arumi tidak menyadari jika jendela kamarnya belum ia tutup sejak tadi.

Hal tersebut memudahkan, Max untuk masuk. Max, memutuskan untuk bersembunyi dari kejaran musuhnya di tempat ini. Max, dengan mudah masuk ke kamar itu setelah mengetahui tidak ada pemiliknya di dalam sana. Max yakin jika penghuninya ini hanyalah perempuan dan pasti dia tidak akan sulit menghadapinya.

Pada saat Max sedang menyelinap masuk lewat jendela, pada saat itulah ada sepasang mata yang mengekorinya. "Kena kamu, Rum! Ternyata kamu tidak sesuci itu," gumam pria bertubuh kurus dan tinggi yang kebetulan bertugas ronda.

Pria itu menghampiri pos kemudian mengumpulkan warga lainnya yang kebetulan ikut ronda sama sepertinya. Sebuah cerita telah berhasil ia karang berdasarkan dari apa yang sekilas ia lihat barusan.

Arumi sudah kembali masuk ke dalam kamar. Namun, Max segera menurunkan saklar lampu. "Astagfirullah! Mati lampu?" kaget Arumi.

Tiba-tiba, sosok tegap mendekatinya. Kemudian terdapat lengan kekar membekap mulutnya.

Grep!!

1
Fitriana
biar kan aj tu wanita gila,,,,
Nadyne
syarat apaan Bu nyai kenapa syaratnya nyangkut ke max segala.....
kalau minta yg aneh2 jangan di turuti rum, itu mah akal2lan saja....
.
Mantapp
Mak Aul: tengkiyu/Pray//Pray/
total 1 replies
Nur Lizza
dasar y ank Bu nyai buat malu orng tua
Hana Agustina
Zahira suruh kelaut ajeee Sono.. nyusahin orang.. Bu nyai jg jgn mau manjain anak durhaka bgtu.. msh aja diturutin.. cekek aja anak bgtu mah..
Ropiah Hasan
zahira makan taauuunnnn.. 👹
Thia Alyfia
kasihan arumi baru z dpt kebahagian bareng suami ,,udah ada cewe gatel mau ngncurin rmhtganya...aneh bu nyai&pa kyai mlh klkh&nunduk sama anak iblis 🤬🤬🤬
Erni Nofiyanti
kan bener,JD madu nya arumi
RACHMAH PARAUDDIN
semoga cepat sembuh author .....
RACHMAH PARAUDDIN
author..... jgn biarkan ada orang ketiga di keluarga arumi dan max ☹☹
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
jangan dituruti lah.. wanita gila macam Zahira tak akan pernah puas menghancurkan hidup orang lain
Nadima Situmorang
suka cerita mu thorr
Mak Aul: terima kasih kak
total 1 replies
Tesni Wati
Semangat Thor..../Pray//Pray//Kiss/
Nadima Situmorang
wow
Nissa Distiani
Lumayan
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
sungguh menegangkan semoga Anne dan Dave baik" saja... tetap semangat othor
Nur Lizza
semoga bukan Annie yg tertembak
RACHMAH PARAUDDIN
semangat author.....kami sll menunggu kelanjutan cerita ini .
Daryati Idar
lanjut thor
Fitriana
selalu kek gitu auti,,,, bikin geregetan 🤔🤔🤔🤔 moga annes baik2 saja
Mak Aul: Kan enak klo bikin orang penasaran /Grin//Grin//Grin/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!