Akibat salah bergaul dan tidak pernah mendengarkan nasehat orang tua. Vivian, baru saja duduk kelas 3 SMP mendapati dirinya tengah hamil. Vivian bertekad akan menjaga bayi tersebut tanpa ada niat sedikit untuk membuangnya. Vivian sangat menyayanginya, janin tersebut adalah darah dagingnya dan Aksel, mantan pacarnya. Disisi lain, hal yang paling Vivian hindari adalah Aksel. Vivian cukup menderita, Vivian tidak ingin Aksel masih dalam bayangnya.
Mereka masih sangat belia dan Aksel adalah anak laki-laki yang bisa menghilang seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Sedangkan Vivian seorang perempuan, yang menghadapi berbagai stigma masyarakat. Vivian memiliki tekad bahwa selagi otot yang kuat, tulang yang keras dan otak yang cerdas untuk mencukupi kebutuhan anaknya, dan yang terbaik untuk anaknya.
Lalu bagaimana Vivian melalui semua ini? Bagaimana dengan kedua orang tuanya?
Yuk ikuti kisah perjalanan, perjuangan serta tekad Vivian dalam Novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nysa Yvonne, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10-Masih seperti bayi kecil
Setelah ditinggal, Kai pun sedikit terdiam sejenak. (Hmm... Gadis lucu dan manis, Gue suka) ucapnya dalam hati sambil senyum-senyum sendiri.
Deg...Deg...Deg... Jantung Kai berdetak tak karuan.
Kai menggelengkan kepalanya cepat, "aah ada apa ini jantung gue... Udah ah gila Lo Kai, cewe baru lo temuin dah serangan jantung aja, serem amat" gumam Kai langsung beranjak dari sana, ia pun melanjutkan kegiatan hari itu.
Di Rumah Sakit
Vivian yang dari sekolah ternyata langsung menuju rumah sakit dimana Ayahnya dirawat.
"Hai Papa, apa kabar?"tanya Vivian yang baru datang sambil meletakkan tasnya di sofa, langsung mendekat ke arah Ayahnya yang tengah berbaring.
"Hai sayang, Papa udah mendingan, kata dokter kemungkinan beberapa hari lagi Papa dibolehin pulang"ujar Christian yang wajah sedikit lebih segar dari kemaren.
"Syukurlah kalo gitu Pa...."ucap Vivian yang telah duduk disamping ranjang pasien.
"Tadi di sekolah kamu amankan? Ada yang sakit? atau keluhan yang lain? Janagn pernah sembunyiin sakitnya ya Nak..."tanya Christian banyak sambil mengelus pucuk kepala Vivian.
"Iya, iya Pa. Tadi aman kok, dan Aku bersyukur tugas-tugas susulanku tadi udah selesai. Jadi Aku datang ke sekolah di hari Ujian aja deh, ya tinggal 6 hari lagi..."Vivian mengupas buah untuk sang Ayah, lalu memberikannya.
"Kamu nggak capek? Udah makan?"tanya Christian lagi sambil mengunyah buah tersebut.
"Udah kok tadi, di kantin sekolah..."jawab Vivian sekenanya. Mereka terus berbincang hal-hal random hingga sang Ibu datang menggantikan untuk menjaga Christian. Sebenarnya Vivian bisa saja menjaga full setiap hari, tapi kedua orangtuanya melarang takut Vivian kecapean yang beresiko pada kondisi kehamilan mudanya itu.
Sore harinya
Tampak Christian sudah terlelap begitupun dengan Vivian disampingnya yang tidur di ranjang khusus tamu pasien. Mariana yang baru saja datang tersenyum melihat pemandangan Ayah dan anak tersebut. Namun ada sedikit terbesit dalam hatinya, bagaimana jika kebenaran terungkap.
Apakah mereka bisa bersama-sama seperti ini? Keluarga hangat, penuh canda dan tawa. Bahkan menerima apa adanya dan saling mendukung satu sama lain.
Mariana duduk di sofa tersebut sambil merenung. (Haa... Gimana nanti Vivian tau ya? Aku takut, takut anakku akan menjauh dariku... Tuhan bantu dan kuatkan Aku...) gumamnya dalam hati, tak terasa setetes demi setetes air mata berjatuhan dari matanya.
Terlihat Vivian bergerak dan perlahan membuka matanya, melihat sekeliling dan perlahan duduk dengan wajah seperti khas orang bangun tidur.
"Hmm... Mama?... Sejak kapan Mama datang?... Kok nggak bangunin Aku Ma... Hoaam..."ucapnya nyaris bergumam lalu menguap dan meregangkan otot-ototnya.
Muka bantal Vivian menatap Mariana yang duduk di sofa sambil tersenyum kearahnya. "Kamu itu deh, Mama nggak papa kok kalo nunggu kapanpun kamu bangun, dah sana cuci muka kamu..."Mariana menyuruh Vivian untuk mencuci mukanya biar lebih segar. Vivian pun menurutinya, dengan malas berjalan gontai menuju kamar mandi yang berada di ruangan tersebut.
"Hihi... dasar anak kecil, eeh bukan bentar lagi kan punya anak kecil, duh. Aku memikirkannya saja jadi bingung, tapi aku juga bahagia bentar lagi kami memiliki cucu dari dia, ya walaupun waktunya terlalu cepat...."gumam Mariana, mengamati gerak-gerik Vivian, terlihat lucu dimatanya. Vivian masih dianggap bayi kecilnya.
Setelah Vivian ke kamar mandi, Christian terbangun"Ma..."suara serak khas bangun tidur Christian memanggil sang Istri.
"Eeh... Ya Pa, udah bangun? Mau minum?"Mariana segera menghampiri Christian, Christian hanya mengangguk saja dan dengan telaten Mariana mengambil air tersebut dan memberikannya pada Christian. Air tersebut diminum hingga tandas.
"Ma... Kapan Mama datang? Vivian udah pulang?"tanya Christian setelah kesadarannya sudah full 100 persen.
"Mama datang dari tadi, ya sambil santai nungguin Vivian bangun, dia ketiduran nungguin Mama kali. Oh ya, dia masih dikamar mandi mungkin merapikan diri, bentar lagi keluar"jawab Mariana sambil memijit lembut kaki sang Suami.
Kreek... Bunyi pintu terbuka, Vivian tampak lebih segar dari sebelumnya.
"Vi... Kamu mau pulang sekarang?"tanya Mariana menghentikan aktivitasnya.
"Iya Ma... Aku mau pulang dulu, dan gerah nih..."jawab Vivian sambil menciumi bau badannya. Ia menghela nafas lega bersyukur badannya tidak berbau.
"Yaudah, kamu pulang nggak papa kok. Kebetulan Mang Tono Mama suruh nungguin bentar tadi, jadi kamu pulang sama dia ya?"saran Mariana dan diangguki setuju oleh Vivian.
"Oke Ma, Aku mau pulang"ujar Vivian sambil meraih tasnya di sofa. "Ma... Pa... Aku pulang dulu, Papa cepat sembuh ya..."ucap Vivian kembali sambil menciumi kedua pipi orangtuanya secara bergantian.
"Iya Nak... Hati-hati di jalan ya Nak..."ujar Christian sambil mengelus lembut pucuk kepala Vivian.
"Vi... Hati-hati ya..." "Mang... Jagain anak saya anterin sampai dirumah dengan selamat!"perintah Mariana sedikit tegas pada Mang Tono.
"Iih... Apa-apaan sih Ma... liat tuh Mang Tono keringetan dengerin ancaman Mama. Dah ayo Mang..."ujar Vivian sebelum menghilang dari pintu.
"Haha kamu ada-ada aja deh Ma..."Christian terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Mereka terus bergurau satu sama lain.
Di Kediaman Christian Family
Vivian yang baru saja sampai pun, menuju ke kamarnya. Ia membersihkan diri dan merilekskan badannya dengan berendam di bathtub.
"Aah... Nyamannya, rasanya semua pegal-pegalku hilang..."gumamnya sambil berendam, tak sadar dirinya tertidur lagi.
Langit pun mulai tampak menggelap, Vivian tersadar dari tidurnya karena dirasa sudah tidak bisa bernafas lagi.
"Bwuaah... astaga Aku ketiduran..."Vivian segera bergegas dan memakai kimono handuknya yang ada di sampingnya.
Saat ia memakai kimono tersebut, pantulan dirinya terlihat dari kaca kamar mandinya itu. Vivian tersadar dan mendekat ke kaca tersebut. Handuk itu masih belum terikat menampilkan lekuk tubuhnya.
Vivian mulai meraba melonnya yang tampak ada perubahan seperti lebih pada dan membesar dari biasanya. "Waah... Makin berat aja, perasaan tak segede ini..."ia bergumam sambil meremas pelan melonnya itu.
Vivian kemudian melihat kearah perutnya yaang tampak kencang dan keras. Perlu diketahui Vivian adalah orang yang sangat rajin sekali berolah raga, sehingga badan dan proporsional tubuhnya itu tidak diragukan lagi keindahan. Sebab itulah Aksel tergila-gila padanya.
"Keras ya..."Vivian memencet perutnya pelan. "Oh ya, ada bayi di perutku ini, haa tak terasa 7 bulan lagi kau akan membuatku menjadi seorang ibu"gumamnya sambil mengelus perutnya. "Hei... apa kau mendengarkanku? Kau lagi apa sekarang? Apa kau tidur?"Vivian terus bertanya seolah sedang mengajak janin dalam perutnya itu.
Vivian masih belum terbiasa dengan perubahan dirinya, terlalu cepat untuknya jika harus bisa beradaptasi. Namun pelan-pelan tapi pasti, Vivian tentu saja menerima perubahan yang cukup besar ini dalam hidupnya.
...****************...
tanpa tanda koma. tanda koma sbg penghubung dua kalimat biasanya pada kata penghubung akan tetapi, meskipun, walaupun, melainkan, sedangkan dll.
harus tau penggunaan kata 'di' sbg penunjuk dan sbg kata kerja