Pesona Mama Mertua Muda 2 : Isvara & Javas

Isvara menimbang-nimbang apakah ia bisa menjawabnya, karena Isvara sendiri masih bingung sama perasaannya. Dua tahun ini Isvara tidak pernah melupakan soal Javas.

"Jujur, gue sendiri nggak tau gimana perasaan gue sebenarnya ke Om Javas. Ya, Om Javas sangat baik dan perhatian sama gue. Di dekat beliau gue ngerasa nyaman dan disayang, beliau sosok mengayomi banget. Tapi untuk memutuskan melabeli apa yang gue rasain itu adalah Cinta, gue sendiri agak ragu. Belum lagi status Om Javas itu pria beristri guys, gue beneran nggak mau jadi pelakor diantara Om Javas sama Mbak Kalila yang baik banget itu. Tapi apalah arti cinta gue sekarang, karena gue juga udah dianggap mati'kan."

"Selama ini Om Javas tahunya lo meninggal' kan, Nan? Gimana kalau nggak sengaja lo ketemu dan beliau tahu lo masih hidup. Beliau mau jalin hubungan sama lo gimana? Kalau takdirnya kalian dipersatukan gimana menurut lo, Nan?" tanya Friska dengan wajah serius.

Isvara terlihat salah tingkah, padahal yang Friska tanyakan juga seandainya karena kenyataannya hal itu belumlah terjadi. "Gue bingung, sekarang gue sama sekali enggak tau harus gimana. Liat nanti aja kalau itu emang benar-benar kejadian."

Karena pembicaraan itu sudah selesai, Isvara bersama kedua sahabatnya keluar kamar. Isvara tersenyum melihat ternyata tamu yang Dion maksud adalah Indah atau suster Indah.

"Mbak Kinan tambah cantik aja," puni Indah, karena sudah tidak bekerja dan tinggal bersama Isvara lagi. Indah kembali memanggil Isvara menggunakan Mbak.

Indah memang sudah tidak bekerja dengan Isvara sejak satu tahun lalu, intinya saat Ineisha melahirkan bayi kembarnya. Isvara yang ternyata masih punya empati yang besar terhadap anak dari Ineisha, dan jelas saja tidak bisa dipungkiri anak-anak Ineisha itu adalah keponakannya sendiri. Isvara menegaskan pada dirinya sendiri, yang ia benci adalah Ineisha bukan anak-anaknya. Anak-anak Ineisha jelas tidak memiliki salah apa-apa kepadanya, jadi untuk apa Isvara membencinya.

Isvara tahu Ineisha tidak bisa merawat anak-anaknya sendiri karena sedang berada di penjara untuk menjalani hukumannya, sedangkan yang ia dengar Chio yang mau merawat satu bayi yang merupakan anak kandungnya sendiri. Sedangkan bayi yang lain tinggal di kediaman Heksatama bersama kedua orang tua dan Eyangnya.

Dion memberitahukan pada Isvara bahwa Eyangnya mencari babysitter untuk bayi Ineisha yang bernama Vandra, karena Isvara takut keponakannya tidak mendapatkan babysitter yang bagus. Dengan terpaksa ia meminta Indah untuk melamar kerja di rumah keluarganya, Isvara memang sangat percaya pada Indah, karena selama kerja dengannya Indah merawat Sheva dengan baik.

Awalnya Indah menolak saat akan diminta pindah kerja, walaupun Isvara menawarkan gaji lebih besar di sana. Dari keluarga Heksatama Indah jelas akan mendapatkan gaji, dan Isvara akan memberikan gaji tambahan padanya.

Indah menolak karena ia sudah nyaman bekerja pada Isvara, ia juga merasa sudah sangat sayang dengan Sheva hingga ingin mengasuh Sheva terus sampai anak itu dewasa.

Isvara meminta tolong dengan sangat pada Indah, Indah sudah menawarkan diri membantu mencarikan babysitter lain aja untuk Vandra. Tentu Indah memiliki banyak kenalan babysitter yang tidak kalah berpengalamannya dengan dirinya. Namun, Isvara hanya mau dan percaya pada Indah bukan orang lain.

Logikanya itu, Vandra tidak ada kdua orang tuanya di samping anak itu. Selain Rieta tidak ada lagi yang peduli padanya, jadi Isvara takut babysitter akan berbuat seenaknya pada Vanda yang tentu bisa berakibat buruk pada anak itu. Sedangkan untuk Indah, ia percaya bahwa wanita itu melakukan apa yang ditakutkannya.

Karena permintaan majikannya yang sangat baik padanya, Indah akhirnya bersedia pindah. Dion yang mengantarkan langsung Indah pada Rieta. Sehingga Eyang Isvara itu langsung menerimanya, apalagi Indah juga sudah sangat berpengalaman. Suster Indah yang merawat Sheva saat bayi dan yang sekarang merawat Vanda memang satu orang yang sama.

Setelah terbiasa hidup dengan Indah selama hampir satu tahun, Isvara dengan berat hati melepaskan Indah untuk bekerja mengurus keponakannya. Jadi selama setahun lebih Isvara hanya hidup berdua dengan Sheva, untungnya ia bisa karena tetangganya di desa sangat baik-baik dan saling membantu satu sama lain. Jadi Isvara sangat betah tinggal di desa itu.

"Mbak Indah bisa aja, Mbak juga cantik kok. Oh iya gimana kabar, Mbak. Keluarga Mbak, terus Vandra juga gimana?" Isvara tanya sambil memeluk Indah dengan penuh kerinduan, walaupun hanya setahun bekerja dengannya. Banyak sekali kenangan Isvara dengan Indah saat mengurus Sheva bersama-sama, sekarang ia senang sekali bisa bertemu dengan Suster Indah lagi setelah sekian lama.

"Kabar saya dan keluarga saya baik, kabar Vandra juga baik, Mbak. Tapi hari ini saya libur kerja karena ingin bertemu dengan Mbak Kinan dan Sheva di sini, setelah mendapatkan kabar Mbak akan ke Jakarta saya senang sekali dan berharap bisa bertemu dengan Mbak. Jadi saya hubungi Mas Dion, untungnya beliau mau membantu," jawab Indah panjang lebar saat sudah terlepas dari pelukan Isvara.

Indah memang meminta libur satu hari kepada Rieta, mengatakan ingin pulang kampung bertemu dengan anaknya. Padahal hal itu tidak sepenuhnya benar, Indah tidak pulang kampung karena anak bersama kedua orang tuanya sudah pindah ke Jakarta atas bantuan Dion. Dion yang mencarikan rumah untuk keluarga Indah, agar lebih memudahkan Indah jika ingin bertemu dengan keluarganya.

Uang membeli rumah jelas uang tabungan Indah sendiri, gaji Indah sangat banyak jadi selain mengirimkan uang untuk anaknya di kampung. Indah juga menabung uangnya untuk membeli rumah sederhana yang bisa di tempati oleh keluarganya.

Setelah puas di rumah barunya dengan keluarganya, Indah yang mendapatkan informasi bahwa Isvara dan Sheva ada di Jakarta segera menghampiri kedua orang yang sangat ia rindukan itu.

Isvara tidak pindah ke Jakarta, gadis itu sudah terlalu nyaman tinggal di pedesaan. Jadi tidak pernah berpikir untuk pindah, sedangkan alasannya ke Jakarta karena mengantar Sheva ke makam Mama kandungnya. Usia Sheva sudah dua tahun, menurutnya Sheva sudah berhak tahu di mana Mamanya di makamkan.

"Sheva sayang, sini, Nak," panggil Isvara kepada putrinya. Sheva langsung berlari menghampiri sang Bunda karena mendengar panggilan dari Bundanya.

"Ini Sheva, Mbak Kinan?" tanya Indah tidak percaya melihat Sheva yang dulu masih bayi saat ia rawat, sekarang sudah besar karena sudah berusia dua tahun. Sudah bisa bicara dan berjalan. Indah sudah melihat Sheva sejak tadi saat anak itu bermain dengan Dion dan Chilla, tetapi Indah tidak berani mendekatinya.

Isvara hanya mengangguk. Kini Sheva sudah ada di samping Isvara dan di depan Indah, Indah masih menatap Sheva dengan tatapan tidak percaya. "Sheva sayangnya Bunda, Bunda mau kenalin Sheva sama Ante Indah. Sheva ingat nggak Bunda pernah cerita dulu Bunda ngerawat Sheva dibantu oleh seseorang, seseorang itu adalah Ante Indah sayang," kata Isvara memberitahu sang putri.

"Ingat, Bunda," jawabnya terdengar menggemaskan.