Finding Lost Wife

Erzan heran melihat anaknya yang langsung tenang. Dia mengikuti kemana arah pandang Eleanor dan melihat Selena di ambang pintu.

Wanita itu, berani-beraninya dia kabur.

Dan melihat tatapan tajam Erzan, membuat naluri Arra yang selalu ingin menjauh kembali bangkit.

Tidak lagi mendengar tangisan Eleanor, akhirnya Arra memutuskan untuk segera pergi. Dengan langkah cepat dia berlalu dari sana.

Sebelum benar-benar pergi, Arra sempat tersenyum kepada anaknya yang sudah tumbuh semakin besar.

Mommy sangat menyayangi mu El. Setelah mengatakan itu Arra segera berlari.

Dibawah tangga dia melihat Leo yang siap menghadang.

"Minggir! urusanku dengan tuan mu sudah selesai!" ucap Arra dengan suaranya yang lantang, membuat Leo percaya.

Leo pun menyingkir dan membiarkan Selena pergi begitu saja.

Kemudian Leo memutuskan naik untuk melihat sang Tuan. Memeriksa ruang kerja namun ruangan itu kosong, lalu melihat kamar baby Eleanor yang terbuka, Leo pun kesana dan melihat ada Erzan.

"Dimana wanita itu?"

"Nona Selena?"

"Siapa lagi!"

"Beliau sudah pergi Tuan."

Erzan tidak bisa berkata-kata lagi, kekesalannya sudah sampai di ubun-ubun. Ingin memaki pun percuma, terlebih ada Eleanor disini.

Akhirnya Erzan memilih diam. Namun setelahnya dia meminta Leo untuk selalu mengawasi Selena. Bagaimanapun wanita itu pernah bertemu dengan Arra. Kemungkinan mereka bisa bertemu kembali.

Dan waktu berlalu.

Pernah di culik sekali oleh orang-orang Erzan, membuat Arra lebih waspada lagi. Kini dia sudah memiliki seorang asisten pribadi dan satu juru kamera kemana pun dia pergi.

Tidak ingin Erzan dan Austin mengganggunya, membuat Arra kemanapun harus beramai-ramai. Kamera bahkan selalu menyala dan bisa dia jadikan barang bukti andai Erzan kembali berbuat nekad menculiknya.

6 bulan waktu yang sudah lewat. Arra kini menjelma menjadi seorang artis yang cukup terkenal.

Kecantikannya kini selalu di puja-puja oleh banyak orang.

Selena Maiden adalah salah satu nama yang sering dicari di media sosial.

Di luaran sana Arra memang terlihat begitu ceria, namun tiap malam dia selalu teringat akan sang anak.

Tatapannya dengan Eleanor 6 bulan lalu tidak pernah bisa dia lupakan.

"Aku harus bisa merebut Eleanor dari pria itu," gumam Arra, kini dia sudah tidak tinggal di apartemen lamanya. Kini Arra sudah tinggal di apartemen menengah keatas dengan tingkat keamanan yang tinggi.

Dulu dia memang tidak terpikir untuk merebut Eleanor dari Erzan, namun kini pikirannya berubah.

Setelah mampu berdiri di kakinya sendiri, membuat Arra merasa jika dia pun bisa melawan Erzan.

"Ya, aku harus mengambil anakku kembali." Yakin Arra, dia berdiri di balkon apartemennya dan melihat jauh kesana. Seolah memandang Eleanor.

Sementara di ujung sana, Erzan pun melakukan hal yang sama. Dia berdiri di balkon kamar sang anak, menggendong Eleanor yang kini sudah berusia 9 bulan.

Tubuh kekar Erzan bergerak menimang, sedang berusaha menidurkan sang anak.

Anaknya yang kini tumbuh semakin besar dan begitu menggemaskan. Hari-hari Erzan jadi lebih berwarna karena gadis kecilnya ini, tapi tetap saja dia merasa ada yang kurang.

Setiap hari Erzan selalu mencari Arra, namun bukannya menemukan Arra, Erzan malah merasa semakin jauh dengan istrinya itu. Seolah semakin lama semakin membuatnya yakin jika jejak-jejak Arra telah menghilang.

Ada sesal di dalam hatinya tentang masa lalu, tentang semua hal buruk yang terkenang di kisah mereka.

"Dimana kamu Ra?" tanya Erzan, berharap angin malam ini menyampaikan rindunya pada Arra.