NovelToon NovelToon
Belenggu Ikatan Sahabat

Belenggu Ikatan Sahabat

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Calistatj

Ares dan Rara bersahabat baik dari kecil. Tidak mau kehilangan Ares membuat Rara mempertahankan hubungan mereka hanya sebatas sahabat dan memilih Arno menjadi pacarnya. Masalah muncul saat Papa Rara yang diktator menjodohkan Ares dan Rara jatuh sakit. Sikap buruk Arno muncul membuat Rara tidak mempertimbangkan dua kali untuk memutus hubungan seumur jagung mereka. Ares pun hampir menerima perempuan lain karena tidak tahan dengan sikap menyebalkan Rara. Namun demi melindungi Rara ,memenuhi keinginan papa dan membalas Arno. Akhirnya Rara dan Ares menikah. Hari - hari pernikahan mereka dimulai dan Rara menyadari kalau menjadi istri Ares tidak akan membuatnya kehilangan lelaki itu. Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka yang sebelumnya sahabat menjadi suami istri serta bagaimana jika yang sakit hati menuntut balas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 15

Ares adalah bintang sekolah. Dia memang sangat jago bermain futsal dari pada olahraga apapun, makanya di setiap ada pertandingan futsal antar sekolah Ares selalu diminta untuk bermain dan mencetak angka. Seperti pagi ini Ares sudah bersiap - siap dengan celana pendek putih dan jersey biru dipadukan dengan sepatu futsal terbaru yang dibelikan papanya.

Sudut - sudut lapangan selalu dipenuhi oleh siswi sekolah yang bersorak - sorak untuknya. Siapa sih yang tidak tertarik dengan bintang sekolah. Yang jelas - jelas memiliki kemampuan dan visual yang mempesona. Ares memintaku untuk duduk di sudut yang terlihat olehnya untuk memberikan dukungan. Jadi, aku menurut saja.

Aku melangkahkan kakiku menuju lapangan sekolah dengan setumpuk buku bertepatan dengan beberapa siswi populer yang menghentikan langkahku.

“Rara ya? Apa sih hubungan lo sama Ares?” Tanya salah satu dari mereka yang terlihat paling cantik. Aku tau kalau dia sering mengirim surat cinta untuk Ares.

“Sahabat” Jawabku jujur.

“Kalau hanya sahabat untuk apa terlalu dekat? Kehadiran lo itu bisa jadi penghalang buat gue dan Ares”

“Ares belum tentu suka sama kamu. Bagaimana bisa aku yang diebut penghalang?”

“Aduh nih anak kayaknya nggak ngerti maksud lo deh, Na. Jangan diperhalus” Salah satu dari mereka menimpali.

“Gini ya, Rara. Gue mau lo jauhin Ares sebelum gue berlaku makin kasar. Lagi pula lo harusnya sadar diri kalau lo itu jelek”

“Apa - apaan ini?” Ares berdiri di belakang mereka sambil melipat kedua tangannya di dada.

“Ares! Nggak ada apa - apa” Jawab perempuan yang dipanggil Na itu.

“Jangan ganggu Rara. Ayo, Ra. Gue dari tadi nungguin lo” Ares menatapku. Aku segera melewati mereka dan berjalan di sisi Ares.

Dari dulu situasinya selalu seperti itu. Ares dan penggemarnya. Aku menoleh ke sampingku dan mendapati Ares tertidur. Mungkin dari dulu sampai sekarang aku memang pemenangnya.

***

Pagi hari aku terbangun dan mendapati Ares menatapku sambil menumpu satu sisi wajahnya dengan telapak tangan. Aku melirik jam dinding dan mendapati pagi sudah tiba.

“Aku kesiangan ya?”

“Masih jam 7, Ra. Kok kesiangan?” Dahi Ares berkerut

“Kesiangan untuk buat sarapan. Bentar lagi kamu berangkat?”

“Nanti aja. Aku mau peluk kamu dulu” Ares beringsut mendekatiku dan memeluku.

Aku menyandarkan kepalaku di dadanya dan memejamkan mata lagi bertepatan dengan rasa mualku yang naik seketika. Aku langsung bangun dan menuju kamar mandi untuk menumpahkan isi perutku diiringi dengan batuk - batuk. Ares bangkit dari tempat tidur dan mengetuk pintu kamar mandi “Ra, nggak apa - apa kan?”

“Aku mual” Kataku dari dalam kamar mandi. Setelah membersihkan wajahku aku keluar dari kamar mandi.

Ares langsung meletakan kedua tangannya di bahuku. Wajahnya terlihat khawatir. “Kita ke dokter ya?”

Aku langsung menggeleng cepat. Tidak mungkin aku membiarkan Ares membawaku ke dokter. Rencana kejutan ini akan hancur secepat kilat jika itu terjadi. “Nggak usah”

“Yakin? Tapi, kamu sakit loh”

“Iya. Nggak usah. Nanti aku minum obat” Kataku menenangkan.

“Aku nggak ke kantor kalau begitu. Biar bisa jagain kamu”

Perkataan Ares waktu itu memang terbukti benar hanya dia yang bisa menjagaku dengan baik, tapi dia sudah terlalu banyak bolos kantor. Aku menggeleng “Aku nggak apa - apa. Kamu ke kantor dulu. Kamu kan udah banyak bolos”

“Nggak mau. Aku mau di rumah hari ini” Tegasnya.

“Kalau gitu aku mandi dulu ya. Habis itu aku langsung buatin kamu sarapan”

“Mandi bareng ya!” Ares langsung melepas kaosnya dan masuk ke dalam kamar mandi. Jemarinya meraih tanganku dan menariknya pelan. Aku tersenyum dan mengikutinya ke dalam kamar mandi.

***

Ares POV

Menikah sama Rara adalah satu - satunya hal yang paling gue tunggu di dunia ini. Gue yakin kalau sama Rara hidup gue akan baik - baik saja, karena Rara adalah orang yang paling ngerti gue selama ini. Kita bertemu dari masih kecil dan hubungan itu sudah terjalin belasan tahun. Gue cinta dia dari kita masih kecil nggak peduli kalau dia nggak secantik semua perempuan yang deketin gue. Rara nggak pernah pergi bahkan saat mama pergi bersama lelaki lain dan hilang kontak sama gue. Sejak saat itu gue merasa kalau satu - satunya cewek yang ada di hidup gue adalah Rara.

Pernikahaan ini terasa sangat menyenangkan. Di saat gue bangun tidur gue selalu lihat wajah Rara. Kalau gue pulang kantor gue juga selalu nggak sabar untuk lihat Rara. Hubungan ini benar - benar sudah memasuki babak baru dan gue selalu merasa bahagia sama keluarga kecil ini. Gue pernah dekat sama Donna. Gue jujur bilang kalau Donna akan jadi istri gue hanya kalau Rara nikah sama Arno. Namun, seluruh kejadiannya mulai berbalik. Rara menikah sama gue.

Gue menatap Rara yang sedang sibuk di dapur memanggang roti dan membuat telur dadar. Rambutnya diselipkan di telinga. Daster merah muda membalut tubuhnya yang sekarang jauh lebih kurus dari dulu. Rara bilang dia lakuin itu hanya untuk terlihat serasi sama gue. Tapi, sampai kapanpun orang lain belum tentu bisa melihat Rara seindah indra penglihatan gue memvisualisasi dia.

“Res, udah matang. Ayo sarapan” Kata Rara setelah dia memindahkan masakan simpelnya ke piring.

Gue berdiri dari kursi dan mendekati Rara. “Aku buat kopi dulu”

“Biar aku aja” Rara menahanku. Dia mengambil cangkir dan memasukan kopi instan yang ditambahkan sedikit gula dan susu.

“Makasih” Kataku sambil memeluknya dari belakang dan mencium puncak kepalanya.

Gue sama sekali nggak perlu Rara bisa masak. Gue cuma mau keluarga ini bertahan selamanya. Gue juga mau kalau kita segera punya anak. Tapi, tentu saja gue nggak berani minta apapun sama Rara. Gue berjanji untuk menunggunya untuk siap akan segala hal tentang gue dan keluarga ini. Gue mengambil duduk di hadapan Rara dan menggigit roti bakar buatannya. “Enak, sayang” Pujiku tulus menghargai usahanya.

Rara mengulum senyum dan menggigit rotinya. “Kamu benar nggak mau ke kantor? Kamu lihat kan ini aku baik - baik aja”

“Kenapa aku harus ke kantor kalau kamu sakit?” Jawabku menatap Rara bingung. Ponsel gue berdering dan segera gue raih untuk membaca pesan yang tertulis disana.

From : Donna

Res, aku sakit. Res tolong aku. Kamu bisa kesini kan?

From : Ares

Kenapa gue harus kesana, Don? Lo bisa telepon ambulance kan

From : Donna

Aku tunggu kamu. Aku maunya kamu yang tolong aku. Segera Res.

Gue menatap Rara yang masih asik menikmati sarapannya. Apa yang harus gue lakukan sama Donna? Sejauh yang gue kenal Donna adalah perempuan nekat yang akan memilih untuk sekarat di dalam kamar hanya untuk memenuhi ambisinya. Gue benar - benar akan merasa bersalah kalau terjadi apa - apa sama Donna, karena gue yang udah mainin perasaan dia. Gue menatap Rara.

“Ra, aku ke kantor sekarang”

1
MatchaLatte
Makanya ada ada aja papanya… makasih udh mampir sis hihi
Riiiiee
aduhhhh Rara terima ajaa dong
Riiiiee
aduhhhh raa
Riiiiee
ya ampun papa, hobi anak itu harus dikembangkan bukan malah di larang
Riiiiee
gemesss banget, jadi pengen punya sahabat cowo juga
Devie Varany
Sweet banget ares dan raraaa
MatchaLatte: Makasih kak stay tune untuk cerita berikutnya ya
total 1 replies
acc_.xm
Aku udah rekomendasiin cerita ini ke temen-temen aku. Must read banget!👌🏼
MatchaLatte: Terimakasih kaka stay tune ya untuk part berikutnya
total 1 replies
BloodyKnuckles
Seru banget! Gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya!
MatchaLatte: Hai kak terimakasih hehe stay tune ya aku mau post lanjutannya hari ini
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!