HIDDEN LOVE FOR MY MAID

HIDDEN LOVE FOR MY MAID

BAB I. Kabur dari Perjodohan

Suasana mencekam menyelimuti ruangan dengan corak kuno disekitarnya. Sepasang ayah dan anak saling melemparkan tatapan tajam, seakan mengibarkan bendera perang satu sama lain.

"Ayah, aku tidak ingin bertunangan ataupun menikah dengan orang yang tidak aku cintai! " Gadis pirang itu melemparkan tatapan tajam ke arah lawan bicaranya tanpa rasa takut sama sekali. Pipinya yang menggembung, membuatnya semakin menggemaskan dari biasanya.

" Ini demi kebaikanmu, Cassa. Ayah juga tidak akan memilih asal-asalan calon suamimu itu, bisa kah kau tidak terus-terusan membantah ucapan dari ayah mu yang tampan ini hm? Pertunanganmu juga akan dilaksanakan saat kau sudah melaksanakan debutante mu " Pria paruh baya, yang diyakini ayah dari gadis di depannya itu mengusap dahinya, frustasi melihat tingkah laku anak gadis semata wayangnya. Sikap keras kepalanya itu bahkan menurun darinya, mungkin lebih keras kepala dari dirinya sendiri.

"Lagipula, aku masih muda. Aku ingin menjalani masa mudaku dengan bebas, Yah. Kenapa aku harus bertunangan dengan orang yang tidak kukenal? Walau dia putra mahkota, aku tidak akan mau! Kalau ayah melakukan ini demi terjalinnya kerja sama antar kerajaan, maka ayah saja yang menikah! " Cassandra menolak mentah-mentah, perdebatan antara ayah dan anak ini sudah menjadi hal biasa di kerajaan ini. Dengan sifat ayahnya yang overprotective dan suka mengatur, sedangkan sifat sang anak yang pembangkang, membuatnya mereka seperti musuh bebuyutan.

"Tidak usah membantah, Cassa! Ikuti kata ayah, besok berdandanlah yang cantik. Ayah akan mengirimkan gaun untukmu besok, jangan berpikiran untuk kabur dari pertunangan ini dan memalukan nama ayah. Putra Mahkota Kenzo adalah lelaki yang baik, jadi terima saja ya demi kebaikan kamu. Mengerti, sayang? " Setelah mengucapkan kalimat panjang tersebut, Ayah Cassandra yang bernama Jasver Abelard Payton, pergi meninggalkan ruangan tersebut meninggalkan putrinya sendiran agar merenungi semuanya.

"Heh? Kau kira aku akan menurutimu dengan mudah, Ayah? Tidak akan! " Batin Cassandra dengan menampilkan senyum seringainya. Otak kecilnya sedang merangkai sebuah rencana agar terbebas dari acara pertunangannya.

Cassandra keluar dari ruangan, dan dikejutkan dengan kedatangan sang kakak kesayangan yaitu Jezgar Aruiz Payton. Cassandra merasa heran saat melihat senyuman kakaknya yang tak pudar dari raut tampan miliknya.

" Kakak, kau sudah gila ya? Apa perlu kupanggilkan tabib? "Tanya Cassandra, sebenernya ia tak peduli. Tetapi ia begitu penasaran apa yang membuat kakaknya tersenyum layaknya orang gila.

" Tidak apa, adik manis. Kakak hanya senang, mendengar adik kakak yang manis ini akan bertunangan. Tenang saja, adik. Putra mahkota kerajaan Veldris , adalah teman kakak di akademi jadi kakak sudah tau sifatnya. Walau dia adalah lelaki dingin, tapi dia tidak kasar! Dia tampan, tapi lebih tampan kakakmu ini" Jezgar tersenyum lebar saat menceritakannya. Cassandra melirik sinis sang kakak, kenapa keluarganya itu tidak ada yang waras? Apakah hanya dia yang waras disini?

"Aku tidak peduli, jangan menghalangiku kakak!" Jezgar hendak berbicara sesuatu, tetapi Cassandra meninggalkannya tanpa mengucapkan apapun untuk pergi ke kamarnya.

"Besok pagi aku harus pergi, maka dari itu aku harus merapikan semuanya" Dikamar miliknya, Cassandra sibuk menata baju-baju yang akan dibawanya. Lumayan banyak untuk mencukupi kebutuhannya, mungkin sekitar 30 gaun. Lalu membawa koin bulanannya yang telah ditabungnya agar saat diluar kerajaan, ia tidak akan menjadi gelandangan. Cassandra juga tak lupa membawa barang lainnya yang mungkin ia pakai saat diperjalanan.

Menghabiskan waktu 2 jam lebih, akhirnya Cassandra sudah selesai mengemasi barang barang miliknya. Saat ini ia tengah berbaring di ranjang sambil meratapi nasibnya.

" Ayah begitu menyebalkan! Apakah besok aku harus mencari pekerjaan? Ide yang menarik! Menjadi putri sangat merepotkan dan membosankan harus menjaga tingkah laku dan selalu bertemu dengan para penjilat"

Malam hari pun tiba, kini jam dinding di ruangannya menunjukkan pukul 7 malam dan sudah saatnya untuk para bangsawan melaksanakan makan malam bersama.

"Tuan Putri Cassandra memasuki ruangan"

Menghiraukan teriakan dari sang penjaga, Cassandra mendudukkan dirinya di tempat duduk miliknya, tampaknya keluarganya sudah menunggunya sedari tadi.

"Kenapa kalian menatapku seperti itu! " tanya Cassandra masih kesal karena kejadian tadi.

"Tidak apa sayang, ayo makan yang banyak. Makanan kesukaan kamu juga ada disini, Selamat makan semua" Ucap seorang wanita paruh baya, ibu dari Cassandra itu bernama Christina Alora Payton. Meski sudah berumur 45 tetapi wajahnya masih terlihat muda. Rambut cokelat dengan mata biru sapphirenya begitu mempesona. Tak heran jika dulunya ia adalah primadona di Kerajaan Basilius.

Ruang makan kini hanya terdengar dentingan sendok, membuat Cassandra bosan. Setelah menghabiskan makanan miliknya, ia segera bangkit dari kursinya. Tak lupa mengucapkan salam kepada keluarganya yang menyebalkan.

"Sayang, apa tidak apa kita menjodohkannya? Aku takut Cassa akan melakukan sesuatu yang berbahaya" Cemas Ratu Christiana, ia begitu menyayangi sang putri kecil tetapi saat perjodohan terjadi ia tak bisa melakukan apapun. Semua itu adalah kehendak dari suaminya, jadi ia hanya bisa menurut.

"Sudahlah, sayang. Jangan khawatir, aku sudah menempatkan banyak penjaga agar anak nakal itu tidak bisa kabur! " Balas Raja Jasver

Sinar matahari yang tadinya masih gelap, sekarang menjadi lebih terang. Pagi sudah kunjung tiba, lebih tepatnya masih pukul 3 pagi. Cassandra telah bangun dari tidur cantiknya, dengan segera ia menjalankan rencananya untuk melarikan diri. Cassandra mulai memakai sihir miliknya yang dipelajari diam-diam olehnya, sihir tersebut dapat mengubah penampilan seseorang. Rambut yang awalnya berwarna keemasan kini berubah berwarna hitam, mata biru langit yang indah itu berubah menjadi hijau emerald dan sekarang ditubuh Cassandra sudah dipakainya pakaian seorang pelayan.

Walau harus melewati penjaga yang sedang berkeliaran kesana kemari, tetapi hari ini keberuntungan memihak kepada Putri Cantik kerajaan Payton tersebut.

"Hahaha! Rasakan itu ayah, aku tidak akan menikah ataupun bertunangan dengan siapapun sebelum aku bisa merasakan bagaimana mencintai seseorang, tapi sepertinya itu tidak akan terjadi" setelah bermonolog dengan dirinya sendiri, ia segera bergegas pergi ke bagian belakang istana dengan mengendap-endap.

"AKHIRNYA, aku bisa keluar dari sangkar burung yang mengerikan itu. Baiklah mari kita melakukan perjalanan yang menyenangkan! "

Berbeda terbalik dengan Cassandra yang sedang melanjutkan perjalanannya, di Kerajaan Payton kini telah terjadi keributan. Berita tentang Tuan Putri Kerajaan tersebut menghilang dari kamarnya sudah menyebar.

"Sialan! Kalian sudah kuperingatkan untuk menjaga kamar putriku, tapi kenapa putriku bisa kabur hah?! Putriku pasti kenapa-kenapa diluaran sana! Kepala prajurit hukum mereka dengan 100 kali cambukan, cepat laksanakan itu! " Perintah Raja Jasver. Dia khawatir dengan putri semata wayangnya, karena diluaran sana berbahaya.

"Mohon maaf Yang Mulia Raja, Bagaimana dengan Rombongan dari Kerajaan Veldris?" Tanya dari satu-satunya tangan kanan milik Raja Jasver.

"Bilang ke mereka pertunangan ini akan diundur sampai putriku ditemukan" Setelah mengucapkan itu, tangan kanan Raja Jasver pamit undur diri dan meninggalkan dirinya sendirian di ruang kerjanya.

***

"Permisi, Pak. Tolong antarkan saya ke Kerajaan Aneila, berapa biayanya untuk kesana Pak? " Tanya Putri Cassandra. Sekarang ia sudah mengganti namanya menjadi Laviora Adesta, berpura-pura menjadi gadis dari kalangan biasa membuatnya begitu tertarik dan memutuskan ke Kerajaan Aneila karena dari kecil ia mengagumi Kerajaan Aneila tersebut.

"Harganya 10 koin perak, Nona. Silahkan Nona, anda bisa masuk kedalam kereta kudanya sekarang juga. Saya akan mengantarkan anda dengan selamat" Setelah mengucapkan terima kasih, Cassandra duduk didalam kereta kuda sambil melihat pemandangan kotanya. Ini pertama kalinya ia bisa melihat pemandangan kota dengan bebas.

Setelah menempuh perjalanan selama 5 jam, ia sudah sampai di Kerjaan Aneila. Kerajaan Aneila berbeda dengan Kerajaan Basilius. Jika Kerajaan Basilius terkenal dengan penyihir hebatnya, Kerajaan Aneila terkenal dengan prajurit kuatnya.

Cassandra turun dari kereta kudanya, ia memandang takjub pemandangan didepan matanya. Begitu indah, ternyata ia tidak salah mengagumi Kerajaan Aneila! Ia begitu senang karena saat ini ia bisa datang dengan sendirinya di kota impiannya, dia dari dulu ingin kesana namun tidak bisa karena keluarganya begitu posesif dengan dirinya. Menyebalkan bukan?

Cassandra menyusuri jalanan yang begitu ramai sambil menenteng tasnya, dengan tujuan mencari pekerjaan. Hingga ia tidak sengaja mendengar bahwa ada lowongan pekerjaan yang menjadi pelayan dari seorang Duke. Dari yang ia dengar, Duke tersebut bernama Alaric Stefanus Hexton. Duke yang dikenal dengan julukan iblis karena saat di medan perang, dia lah yang selalu bisa mengalahkan musuhnya hingga ratusan orang bisa mati di tangannya. Bukan hanya di kenal sebagai dengan Duke Iblis tapi ia juga dikenal dengan Raja Perang, semua gadis mengaguminya tapi tak berani untuk mendekat. Duke itu dikenal dengan dingin, kejam dan tanpa perasaan. Hanya saja wajahnya yang seperti malaikat pencabut nyawa, tampan namun mematikan.

Cassandra yang mendengarkan itu begitu tertarik, matanya berbinar seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah. Ia begitu penasaran dengan Duke Kejam dari Kerajaan Aneila ini. Ia memutuskan untuk melamar pekerjaan di kediamannya, dan itu tidak akan mudah karena harus ada seleksi yang cukup ketat.

"Wah, aku tidak sabar untuk bertemu dengan Duke kejam itu. Apa benar kalau dia sekejam itu? Mereka terlalu membesar-besarkannya. Tapi bagaimana ya, aku tidak bisa melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh pelayan. Ah sudahlah, aku tidak peduli! "

Keesokan harinya, Cassandra sudah bersiap dengan gaun sederhananya yang berwarna biru muda. Ia menata rambutnya sedemikian rupa, kemarin ia telah menyewa sebuah penginapan untuk 2 malam. Pagi ini, Cassandra bergegas ke kediaman Duke Kejam tersebut. Dia begitu tidak sabar.

"Permisi, saya ingin melamar pekerjaan menjadi pelayan disini. Apa masih bisa, Tuan Prajurit? " Tanya Cassandra didepan kediaman Duke Hexton.

"Silahkan masuk, anda bisa berjalan lurus lalu belok kekanan. Akan ada yang membimbing anda untuk melakukan seleksi untuk menjadi pelayan di kediaman Hexton, " jawab Prajurit itu cukup singkat, mempersilahkan Cassandra untuk memasuki kediaman yang cukup besar. Terpampanglah halaman yang begitu luas, dihiasi air mancur lalu taman dengan warna hijau yang menyejukkan. Ada juga patung dengan corak yang begitu unik dengan ciri khasnya, membuat Cassandra menatap takjub. Ya, walau tak seindah kerajaannya tapi Cassandra tetap suka.

"Wah, lumayan juga kediaman Duke Hexton ini. Aku cukup suka dengan desain interiornya" Batin Cassandra, sambil menatap sekelilingnya dengan mata berbinar. Tidak sadar bahwa didepannya ada lelaki bertubuh gagah menghadangnya. Dan berakhir, Cassandra terjatuh di atas tanah seperti ada tembok yang menghalanginya.

"Puas memandangi kediaman ini hm? Rendahan sepertimu memang terlihat begitu norak ya?" Suara berat itu menyapu telinga Cassandra, Cassandra mendongakkan wajahnya dan terlihatlah seorang pria gagah, dengan ototnya yang menonjol, rambut hitam legam dan matah merahnya semerah darah.

"Mata hijau mu menggangguku, jangan seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru. Tata kramamu jangan lupa, dan jangan sampai kau menikmati duduk ditanah seperti itu seperti gelandangan" Lanjutnya, lalu meninggalkan Cassandra yang masih terduduk di tanah. Cukup panjang, dan setelah mengatakan itu Duke kejam itu / Alaric, juga baru menyadari kenapa ia bisa berkata sepanjang itu?!

"Sial! Jadi dia Duke kejam itu?! Tampan sih, tapi begitu menyebalkan! Sok keren, rasanya aku ingin membunuhnya nanti" Dalam hati Cassandra memaki Duke Hexton berkali-kali, bisanya ia direndahkan oleh lelaki sok keren sepertinya!

Setelah kejadian tadi yang membuat Cassandra kesal, Cassandra saat ini sudah melakukan seleksi pekerjaannya. Cukup melelahkan, bahkan ia seringkali ditegur oleh Kepala Pelayan kediaman yang begitu galak.

"Ah, syukurlah. Semoga aku bisa diterima disini. Aku akan membuktikan ke Ayah bahwa aku bisa hidup mandiri, " ucap Cassandra dengan penuh tekad. Lalu dia bergegas kembali ke penginapannya untuk menunggu pesan dari kediaman Hexton, apakah ia diterima menjadi pelayan disitu atau tidak.

Didalam perjalanan ke penginapannya, Cassandra berkunjung ke pasar. Begitu ramai, tetapi matanya tidak sengaja menangkap seorang anak kecil yang sedang memungut makanan dari jalanan.

"Astaga, kasihan sekali dia. Sepertinya aku harus membantu anak kecil itu! " setelah mengucapkan itu, Cassandra berjalan kearah anak kecil itu lalu berjongkok menyamakan tinggi anak didepannya. Anak yang diketahui berjenis kelamin laki-laki itu menatap Cassa takut, mengira Cassa adalah orang jahat.

"Halo, anak kecil yang manis. Jangan takut sama kakak, kakak orang baik kok. Oh iya, kamu kenapa mengambil makanan dari jalanan?, " tanya Cassa lembut, tangannya mengelus rambut cokelat anak didepannya.

"Elio lapar, Kak. Elio ingin makan, tetapi Elio tidak punya uang untuk membeli, " ucap Elio, si anak kecil tersebut. Matanya memancarkan kesedihan yang begitu dalam, membuat Cassa tidak tega dengannya.

"Jangan bersedih, Lio manis. Bagaimana kalau kakak belikan Elio makanan enak? " tanya Cassandra sambil tersenyum lembut membuat anak lelaki didepannya terpesona akan paras Cassandra yang semakin memukau walau dia sedang dalam penyamaran.

"Mau, Kak! Elio mau makanan enak. Tapi tidak apa-apa, Kak? " Elio menatap Cassandra dengan tidak enak, takut merepotkan kakak cantik didepannya.

"Tidak apa-apa, kok! Kamu kalau ingin membelikan makanan untuk orang yang di rumahmu, juga boleh" ucap Cassandra meyakinkan, dan diangguki oleh Elio. Mereka berdua pun menyusuri pasar kembali, Cassandra membelikan tiga spaghetti dan dua pizza untuk Elio. Elio begitu sangat senang hari ini, dan memeluk Cassandra dengan erat.

"Kak Viora, terima kasih banyak sudah mentraktir Elio. Ibu dan Adik Elio pasti akan senang sekali saat Elio sudah pulang dirumah. Nanti dimasa depan, Elio mau menikah dengan, Kakak! " ucap Elio dengan percaya diri, senyumnya sangat lebar.

"Hahaha, astaga. Kamu masih kecil tau, sudah bilang nikah-nikah saja! Sudah sana kamu pulang, sampaikan salam Kakak ke Ibu kamu dan Adik kamu ya" ucap Cassandra dan diiyakan oleh Elio. Cassandra tersenyum, ah akhirnya dia bisa membantu walau sedikit di kerajaan impiannya.

Setelah melewati hari yang cukup berat tidak seperti biasanya, Cassandra saat ini sudah berada dikamarnya. Duduk dipinggir kasurnya sambil menikmati biskuit dan teh hangat yang disediakan oleh penginapannya. Menunggu berita yang menegangkan dan yang paling ia tunggu-tunggu.

Tak lama kemudian, seekor burung merpati sudah sampai di jendela kamar Cassandra. Cassandra pun menghampiri burung merpati itu dan mendapati pesan. Inilah yang ditunggunya. Detik-detik, Cassandra membukanya, seketika matanya melotot seakan ingin keluar dari tempatnya.

"APA?! "

...—BERSAMBUNG—...

Terpopuler

Comments

chipsz🌙

chipsz🌙

hai kak, aku dah mampir 🥰✨ temenan yukkk

2024-12-26

1

Aleana~✯

Aleana~✯

hai kak aku mampir,ayok mampir juga di novel ku jika berkenan 😊😊

2024-12-28

1

michiie

michiie

aku sudaa mampir yaa/Kiss/

2024-12-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!