NovelToon NovelToon
Pacar Gelap Kakakku

Pacar Gelap Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: sani iswanti

Felycia gadis yang cantik, periang, lucu dan punya banyak Sahabat, namun tidak ada yang tau rahasia apa yang sedang ia sembunyikan. satu-satunya sahabat dia yang paling dekatpun tidak mengetahuinya.

mau tau apa yang di sembunyikan Felycia. mari ikuti ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sani iswanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab10.

"Sya tumben banget lo kemarin gak masuk..?" tanya Mia. Saat mereka berjalan beriringan menuju kelasnya.

Tiba-tiba suara seruan seseorang yang mereka kenali menghampirinya.

"Hai guys, huh capek banget." Syakira dengan nafasnya yang ngos-ngosan.

"Kenapa Sya..?" tanya Felycia.

"Gue takut telat Fel, tadi hampir aja gerbangnya mau di tutup."

"Ya lagian lu dandan ke sekolah ngabisin waktu satu jam." kata Felycia sambil terkekeh.

Gadis itu hanya nyengir kuda saja. "Lu udah baikan Fel..?"

"Udah nih makanya gue masuk sekolah." jawabnya dengan senyum sumringah.

"Tunggu-tunggu dari wajahnya nih kayanya lu lagi happy udah jadian ya sama si Andre..?" Syakira menggoda sahabatnya itu dengan menaik turunkan alisnya.

"Apaan sih enggaklah, mana ada gue jadian sama si Andre."

"Fel lo yakin gak ada perasaan apa-apa sama si Andre..?" Mia ikut bersuara.

"Enggak Mi.. Kenapa sih gue harus banget gitu pacaran sama si Andre, orang gue gak cinta ya mau di apakan.?"

"Oke deh iya-iya, ya udah yuk kita ke kelas.!" ajak Syakira akhirnya.

...

Kantor milik Hendra Hendrawan.

"Sat, mungkin udah saatnya Ayah kasih kamu jabatan Ayah buat kamu, sepertinya Ayah harus pensiun." ucap Hendra siang itu di dalam ruangan pribadinya.

"Tapi Yah, Satria belum siap, Satria takut gagal.?" ucapnya.

"Gagal.. Terus perusahan kita yang di singapura itu, kamu sukses mengelolanya."

"Itu kan gak Satria sendirian Yah, disitu paman Sam ikut andil."

"Sudah-sudah, Ayah akan tetap kasih jabatan ini buat kamu, Ayah sudah tua begitu juga dengan Bundamu, kita ingin menikmati masa tua, oya kapan kamu akan kasih Ayah dan Bunda cucu.?" pertanyaan yang tidak ingin Satria dengar lagi, bukan tidak ingin memiliki keturunan namun sang istri sulit sekali di aturnya.

"Iya Yah, sabar ya mungkin belum waktunya Tuhan ngasih kepercayaan sama pernikahanku."

"Cobalah kalian luangin waktu berdua, holiday misalnya, jangan biarkan istrimu keluar terus tidak enak di lihat tetangga." ucap lelaki paruh baya itu sambil membuka kacamata lensanya.

Satria tidak menjawab apa-apa lagi, lelaki itu hanya menganggukan kepalanya saja, kemudian berpamitan keluar untuk kembali ke ruangannya.

Setelah sampai di ruangannya, Satria merogoh saku jasnya untuk mengambil handphone nya.

"Sayang lagi apa, udah makan belum..?" pesan itu ia kirim pada kekasih gelapnya.

"Ting..!" suara notifikasi pesan pun masuk, namun bukan dari pujaan hatinya itu.

"Mas sorry ya kayanya aku se,minggu lagi di sini, gak papa kan..?"

Satria menghembuskan nafasnya kasar. "Oke!"

...

Jam pulang sekolah pun tiba. Felycia merogoh tasnya dan mengambil benda pipih yang selama masuk sekolaj tadi ia matikan notifikasinya.

Sebuah pesan tertera di layar hp nya. Senyum itu terbit saat gadis itu membuka pesan tersebut.

"Maaf bang, baru buka hp ini juga mau pulang."

Tak perlu memakan waktu banyak Satria dengan cepat membalas pesan itu.

"Jangan dulu pulang ya, mampir dulu ke apartement abang, abang kangen sama kamu."

Senyum cantik terbit dari bibir gadis itu. "Iya sayangku."

Kemudian gadis itu masuk kedalam mobilnya dan segera tancap gas menuju apartement Satria.

Setelah beberapa menit Satria baru sampai di Apartement miliknya, gadisnya itu telah menunggunya di depan pintu dengan bibirnya sedikit mengerucut.

"Ih lama banget sih, pegel tau dari tadi aku berdiri." ucapnya dengan manja.

"Iya maaf sayangku, tadi agak macet di jalan ya udah yuk masuk." Satria merangkul pundak gadis itu untuk masuk ke dalam apartement miliknya.

Lalu gadis itu melempar tas sekolahnya asal dan menghempaskan tubuhnya di sofa.

"Besok-besok kamu juga pegang ya kunci apartement nya jadi kamu tidak perlu menunggu abang." ucap Satria sambil menyodorkan minuman kaleng dingin ke gadis itu.

Felycia menganggukan kepalanya, lalu gadis itu membuka satu kancing seragamnya. "Gerah." tuturnya.

Satria mengeringai. "Mau menggoda aku ya..?" tutur nya sambil lebih mendekat jarak duduknya.

"Kalau iya kenapa nih aku buka lagi." Felycia membuka semua kancing seragamnya, terpangpanglah bukit kembar itu di balik kacamata merah yang di belikan oleh Satria waktu itu.

"Nakal ya.?" Satria pun dengan cepat melumat bibir ranum itu seraya merem*s bukit kembar yang kini menjadi candu nya itu.

Lalu Satria merebahkan tubuh gadis itu do sofa dengan mengangk*ngkan kedua paha gadis itu sehingga kini dirinya berada di tengah-tengah paha itu.

"Boleh abang buka..?"

"Buka aja bang," dengan suara serak gadis itu memangkat punggungnya agar Satria lebih muda membuka pengait kacamata itu.

"Waw ini lezat sekali." dengan rakus Satria melahapnya, sedangkan Felycia menikmatinya dibawah itu.

Setengah jam Satria larut dalam kenikmatan duniawi. Gunung itu telah penuh dengan tanda-tanda merah milik Satria.

Sedangkan di bawah sana ngamuk minta jatahnya.

"Sayang pindah yuk, abang mau kasih yang lebih nikmat dari ini."

Felycia pun membulatkan matanya. "Jangan bang, hanya sebatas ini aku belum siap."

Satria menatap gadisnya itu dengan nafas yang memburu. "Oke baiklah kita sudahi saja." lelaki itu bangun dari tubuh Felycia begitu juga dengan Felycia.

"Bang basah..?" ucapnya dengan manja.

"Ya udah mandi terus ganti, abang udah siapin di lemari." kemudian gadis itu berjalan menuju kamar Satria.

Setelah selesai mandi gadis itu membuka lemari yang di tunjuk oleh Satria.

"Abaaanggg...?" teriak Felycia

"Kenapa..?" Satria yang sedang tiduran di ranjangnya menjawab dengan enteng.

"Kok warna merah semua..?"

"Karna abang suka liat kamu pakw warna merah."

"Huh menyebalkan." ucap gadis itu sambil berlalu ke kamar mandi untuk memakai bajunya.

Beberapa saat kemudian Felycia kembali dengan pakaian berbeda, ia mengenakan jeans dan kaos oblong warna putih.

"Lapar gak..?"

"Lapar sedikit." ucap gadis itu sambil memasukan baju seragamnya.

"Mau makan pizza, stick atau yang lain..?" tawar Satria.

"Pizza aja bang."

"Tunggu abang pesen dulu, sini duduk." tangan Satria melambai.

"Apa..?" jawab gadis itu lalu duduk di sisi ranjang.

"Kamu nyesel gak jadi pacar gelap abang..?" tanya Satria sambil memegang punggung tangan gadis itu.

"Enggak, aku juga sayang sama abang ya walaupun abang udah punya istri." jawab Felycia memelankan suaranya di akhir kalimatnya.

"Dengan apa yang udah kita lalukan tadi dan sebelumnya.?"

Gadis itu menggeleng. "Enggak sama sekali, karna kan aku lakuinnya juga atas dasar suka begitu juga dengan abang 'kan.?"

Satria mengangguk setuju.

"Ya aku tau mungkin aku cewek murahan yang mau-maunya sama suami orang bahkan kakak dari sahabatku, kalau pun akhirnya nanti kita putus dan gak ada yang mau sama aku, aku cukup tau diri kok..!" tutur gadis itu.

"ssstt.. Kamu sangat-sangat berharga buat abang, abang udah sayang, udah cinta sama kamu, kamu berbeda dari istri abang, kita jalani saja dengan semestinya jodoh tidaknya itu urusan nanti."

Tiba-tiba suara bel pintu berbunyi dan mengakhiri pembicaraan mereka

"Biar abang yang buka." Satria turun dari ranjangnya, setelah Satria menghilang dari pandangan gadis itu, Felycia pun mengikutinya.

"Yuk makan mumpung masih hangat."

Lalu keduanya pun duduk di meja makan sederhana apartement itu.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!