Pengembaraan seorang pendekar muda yang mencari para pembunuh kedua orang tuanya.Ia berkelana dari satu tempat ketempat lain.Dalam perjalanannya itu ia menemui berbagai masalah hingga membuat dirinya menjadi sasaran pembunuhan dari suatu perguruan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tumbuhan bunga emas lima jari
Dengan menggendong palu besar di punggungnya Antasena terus berlari menuju ke puncak gunung Kemulan dengan mengerahkan seluruh kemampuannya.
Berkat bantuan dari harimau itu Antasena dapat mendaki gunung itu dengan tenaga yang masih segar bugar.
Antasena yang dari kecil sudah sering mendapatkan gemblengan keras dari Ki Supa dan Nyai Damah di alam bebas ,dapat mendaki gunung itu tanpa banyak mengalami kesulitan.Bagi Antasena mendaki gunung dan turun bukit adalah pekerjaan yang sering dilakukannya.
Sehingga dalam mendaki gunung itu ia tidak cepat merasakan lelah karena sudah terbiasa dan terlatih.
Setelah sekian lamanya berjalan tanpa henti perjalanan Antasena pun sudah mencapai pertengahan lereng gunung itu.Di pertengahan lereng gunung tersebut Antasena menghentikan perjalanannya, karena hidungnya mencium bau harum yang begitu kuat.
"Bau harum dari mana ini kenapa begitu sangat kuat di sekitar sini ? " ucap Antasena merasa penasaran dan campur heran, mengingat tempat ia berdiri hanyalah terdapat hamparan rumput sepanjang mata memandang.
"Apa mungkin di sini ada sesuatu,"Gumam Antasena.Ia kemudian menjelajahi tempat itu karena ingin tahu sumber bau wangi tadi berasal.Dengan menoleh ke kiri dan ke kanan Antasena terus berjalan dengan mengikuti bau harum tersebut.
Semakin lama Antasena berjalan ,semakin kuat pula bau harum yang diciumnya ,sampai membuat dirinya tidak merasa telah berjalan jauh.
"Bau harum ini semakin lama semakin kuat, aku yakin pasti ada disekitar sini sumber bau itu " ucap Antasena. dengan mengedarkan pandangannya ke segala penjuru.
Sampai pada akhirnya pandangan Antasena jatuh pada sebuah tumbuhan berbunga setinggi tiga puluh sentimeter yang mempunyai batang sebesar jari.
"Tumbuhan apa itu kira kira?"tanya Antasena, sambil mengamati sebuah tumbuhan yang memiliki lima daun dan berbunga warna kuning keemasan lima kelopak.
"Apa mungkin bau harum tadi berasal dari bunga itu, " gumam Antasena merasa tidak yakin.Ia lalu mendekati bunga itu untuk memastikannya.
"Mmm.! aku sekarang yakin kalau bunga inilah yang mengeluarkan bau hawa harum tadi, " ucap Antasena sambil memperhatikan bunga berwarna keemasan yang mempunyai lima kelopak dan lima daun.
"Kira kira bunga apa ini kenapa baunya sangat harum ,serta daun dan kelopaknya sama sama berjumlah lima,"batin Antasena, merasa takjub dan heran dengan bunga yang ditemukannya.
"Sepertinya sangat sayang kalau dilewatkan , sebaiknya aku petik saja dan akan aku tanyakan pada ayah dan ibu ,mereka berdua pasti tahu apa nama bunga ini."gumam Antasena,lalu memetik bunga itu beserta daun daunnya dan memasukkannya ke dalam bajunya.
Dan anehnya setelah bunga itu dipetik bau harum yang tadi menusuk hidung itu hilang seketika, membuat Antasena merasa heran.
"Apa yang terjadi , kenapa bau harum itu tiba-tiba lenyap seketika?"Tanya Antasena kepada dirinya sendiri.Namun saat ini bukanlah waktu yang tepat baginya untuk memikirkan itu semua karena dirinya sedang berkejaran dengan waktu.
Setelah menyimpan bunga itu Antasena segera melanjutkan perjalanannya menuju ke puncak gunung.Tapi disaat Antasena akan beranjak pergi dari tempat itu, tiba-tiba kedua telinganya samar menangkap suara dua orang yang sedang berbincang-bincang.
"Aku kira hanya aku sendirian yang ada di tempat ini,ternyata di sini juga ada orang lain,"ucap Antasena lalu melesat dan bersembunyi di sebuah pohon besar karena ia tidak ingin kedua orang tersebut tahu keberadaan dirinya.
"Siapa kira kira kedua orang tadi dan apakah tujuan mereka ke tempat ini,"gumam Barata dengan rasa penasaran.
Dua orang itu berumur sekitar lima puluh tahun dengan memakai pakaian berwarna merah.Kedua orang itu terlihat melangkah menuju ke tempat Antasena memetik bunga tadi.
"Tunggu kakang Kameswari,"kata salah satu orang itu, menghentikan langkahnya tiba-tiba.
"Kenapa mereka berhenti apakah mereka mengetahui keberadaan ku,"gumam Antasena, sambil terus mengawasi mereka.
"Ada apa Denis Waris, apakah kita salah tempat?"tanya Kameswari.
"Tidak kakang,aku merasa ada yang aneh karena aku tidak mencium bau harum di sekitar tempat ini,"ucap Denis Waris,sambil menajamkan indera penciumannya.
"Aku kira kau salah tempat Denis Waris,"ucap Kameswari.
"Tidak kakang ,aku yakin disinilah tempatnya,tiga hari yang lalu aku bersama Amalia ,sungguh melihatnya tumbuhan bunga emas lima jari itu di sini dan masih belum mekar,"tegas Denis Waris.
"Ayo kita cari dengan teliti tempat ini untuk mengetahui masih ada atau tidak tumbuhan itu,"ucap Kameswari.
Mereka berdua mengelilingi tempat itu untuk menemukan tumbuhan bunga emas lima jari yang di carinya.
Kemeswaris dan Deniswaris menyibak rerumputan yang setinggi lutut yang memenuhi sepanjang lereng itu.Namun sekian lamanya mereka mencari tidak kunjung menemukan tumbuhan bunga emas lima jari itu.
"Celaka kakang ternyata tumbuhan itu sudah dipetik oleh orang lain,"ucap Denis Waris, terlihat dalam posisi jongkok melihat bekas potongan tumbuhan itu.
"Apa kau yakin yang ada di denganmu potongan tumbuhan itu, Denis Waris?"tanya Kameswari , sambil memperhatikan batang tumbuhan sebesar jari kelingking di tangan adiknya itu.
"Benar,aku benar benar yakin kalau ini adalah pohon tumbuh bunga emas lima jari itu,"jawab Denis Waris.
"Sialan, kalau begitu kita terlambat.Rupanya ada orang lain yang sudah mendahului kita,"ucap Kameswari, dengan raut wajah yang memancarkan rasa kekecewaan yang begitu dalam.
"Siapa kira kira orang yang telah memetik tumbuhan itu, bukankah tidak banyak orang yang tahu tentang tumbuhan itu Denis Waris, selain kita berdua,"ucap Kameswari.
"Kalau di dalam perguruan Semeru memang hanya kita kakang,tapi kita tidak tahu kalau ada orang luar yang juga mengetahui khasiat dari bunga emas lima jari itu,"ucap Denis Waris.
"Padahal dengan tumbuhan itu aku bisa dengan cepat meningkatkan kekuatan ku sampai ke puncak,tapi sayang harapan ku harus pupus dengan dengan lenyapnya tumbuhan itu,"ucap Kameswari, dengan nada terdengar kecewa.
"Kakang aku yakin orang itu pasti belum jauh melihat potongan ini masih segar,dan kemungkinan orang yang mengambil tumbuhan ini pasti sedang turun gunung.Lebih baik ayo kita bergegas tinggalkan tempat ini untuk mencari orang itu,"ucap Denis Waris.
"Kau benar , ayo,"sahut Kameswari.
Kameswari dan Denis Waris langsung berkelebat meninggalkan tempat itu menuruni lereng gunung untuk mencari orang yang memetik bunga emas lima jari.Karena terlalu buru buru mereka berdua tidak menyadari kalau orang yang mereka cari masih berada di tempat itu.
Setelah kepergian mereka berdua Antasena pun kemudian keluar dari tempat persembunyiannya.Diam diam Antasena merasa kagum dengan kecepatan yang diperlihatkan kedua orang itu, karena dalam sekejap saja mereka sudah hilang dari pandangan matanya.
"Mmm rupanya mereka adalah orang orang dari perguruan Semeru, yang berkemampuan tidak rendah,"ucap Antasena.
Antasena langsung tersentak begitu teringat dengan nama perguruan Semeru.Pikirannya kembali dengan kejadian kemarin saat ia bersama ibunya bertarung dengan orang orang dari perguruan Semeru di hutan.
"Apa mungkin mereka datang untuk balas dendam dengan peristiwa yang kemarin karena aku dan ibu telah membunuh murid dari perguruan itu,"gumam Antasena.
"Tapi sepertinya tidak mungkin mengingat mereka tadi hanya membicarakan bunga emas lima jari dan tidak menyebutkan nama ibu dan ayah dalam percakapan mereka,"bantah Antasena.
Tidak mau memikirkan hal itu terlalu jauh, Antasena kemudian melanjutkan perjalanannya untuk mendaki gunung Kemulan.