Kamu anak tuhan sedangkan aku hamba Allah. Bagaimana mungkin kita akan bersatu dengan dalam ikatan suci dan menjadikanmu imam yang tidak sujud pada tuhanku ?. Tetapi jika kita tidak berjodoh kenapa kita di pertemukan dan kenapa perasaan ini begitu kuat padamu ?. Dari pertemuan yang tidak di sengaja Muhkta dan Satria di perpustakaan kampusnya, menimbulkan perasaan dihati Satria untuk perempuan yang tak sengaja menambaraknya. Apakah dari pertemuan tidak disengaja itu cinta mereka akan tumbuh ? Yuk ! Baca selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ngidam Yang Unik
Waktu begitu cepat malam ini adalah malam takbir, dimana hari esok umat muslim merayakan hari kemenangan yaitu Idul Fitri. Mukhta dan Satria, eh bukan hanya Mukhta saja yang sedang mempersiapkan makanan untuk hari raya esok hari. Mami Satria yang sudah tahu tentang hari raya idul Fitri hanya memperhatikan dan sesekali membantu menantunya, karena dia takut menantunya kecapean.
"Mukhta kamu sedang apa ?" Tanya Maminya Satria
"Ini mi, aku sedang memasak opor dan membuat ketupat untuk makan besok hari" Jawab Mukhta masih mengisi ketupatnya dengan beras
"Kamu jangan cape-cape, nak. Kenapa kamu tidak meminta bantuan kepada mami atau Satria ?" Ucap Mami Satria
"Aku bisa sendiri kok mi, aku takut mami kecapean membantu aku. Aku insyaallah bisa sendiri" Jawab Mukhta sambil menyengir kuda
"Makasih ya nak, sudah perhatian sama mami meskipun mami hanya mami mertua kamu saja" Ucap Mami Satria
"Sama-sama mi, mamikan juga mami aku sama seperti uma" Jawab Mukhta sambil memeluk mami mertuanya
*****
Pukul 4 sore semua persiapan untuk menyambut idul fitri, telah selesai Mukhta dan mami mertuanya persiapkan. Di saat mereka bersantai, Mukhta terbayang buah mangga yang segar lalu ia langsung menatap suaminya.
"Hubby ..." Seru Mukhta sambil tersenyum manis
"Iya sayang, ada apa ?" Tanya Satria sambil menonton televisi
"Aku mau buah mangga yang masih muda" Jawab Mukhta
"Siap nanti aku belikan di pasar ya" Ucap Satria
"Gak mau dari pasar" Jawab Mukhta merajuk
"Terus darimana sayang ?" Tanya Satria bingung
"Dari pak Mumuh tetangga kita di belakang, buah mangganya banyak. Aku mau hubby yang memanjatnya langsung dari pohonnya" Jawab Mukhta dengan matanya yang di kedipkan selucu mungkin
"Tapi aku gak bisa, manjat sayang" Ucap Satria, memang dia tidak bisa memanjat pohon
"Mami hubby gak mau nurutin kemauan istrinya, ini juga gara-gara anaknya yang ada di perut" Ujar Mukhta ngadu kepada mami mertuanya
"Kan mami tahu aku gak bisa manjat, gimana nanti aku manjat pohonnya mi"Jawab Satria
"Kamu harus tanggung jawab, berani berbuat ya berani bertanggung jawab juga, dia hamil karena siapa ?" Tanya mami Satria
"Ya, bukan gitu juga konsepnya mi. Ya dia anak akulah mi" Jawab Satria pasrah
"Jadi kamu harus turuti kemauan anakmu itu, SATRIA" Ucap mi Satria ngegas
"Baiklah, aku pergi sekarang kamu tunggu disini ya" Jawab Satria sambil mengelus kepala istrinya
"Tapi aku mau lihat hubby manjat" Ucap Mukhta
"Ayo" Jawab Satria sambil menggandeng tangan sang istri
*****
Di depan rumah pak Mumuh, Satria meminta izin mengambil buahnya langsung di atas pohon. Awalnya pak Mumuh bilang dia mempunyai buah mangga yang sudah matang di dalam rumah tidak usah memanjatnya, Satria langsung memberitahukan bahwa istrinya sedang ngidam ingin melihatnya sedang mengambil buah mangga di pohon mangga pak Mumuh.
Setalah pak Mumuh memberikan izin, Satria langsung memanjatnya meskipun agak sulit tetapi demi keinginan istrinya dan mengambil beberapa buah mangga untuk ibunda ratu Mukhta Putri Rasyid agar tidak merajuk kepadanya. Awalnya dia bingung dia bingung kenapa sekarang jadi istrinya yang ngidam, kan kemarin dirinya yang menginginkan manisan buah kok jadi terbalik (sungguh aneh dunia ini).
Sesudah memetik buah mangga mereka pun bergegas pulang karena hari semakin sore, takut kemagriban lalu mereka berterima kasih telah diijinkan memanjat pohon mangga awalnya Satria akan membayar buah yang ia ambil tetapi pak Mumuh menolaknya karena dia dengan ikhlas memberikannya.
Sesampai di rumah Mukhta langsung mengupas buahnya, karena sekarang dia tidak izinkan berpuasa oleh suaminya karena takut bayi yang ada di kandungannya kurang nutrisi jadilah dia tidak berpuasa dari puasa ke 22 sampai terakhir.
"Sudah dapat buahnya ?" Tanya mami Satria saat melihat menantu dan anaknya memasuki rumahnya
"Alhamdulillah sudah, mi. Ini buahnya mami mau, aku mau kupasin dulu buahnya" Ucap Mukhta
"Tidak buat kamu saja, sayang" Jawab mami Satria
\*\*\*\*\*
Di saat setelah semua terkupas Mukhta langsung mencicipinya, dan rasanya terasa asam lalu ia menyuruh suaminya untuk membawakan kaca.
"Hubby tolong ambilkan kaca di kamar" Ucap Mukhta
"Untuk apa ?" Tanya Satria penasaran
"Bawa saja hubby, jangan banyak tanya" Jawab Mukhta
"Bauklah" Ucap Satria langsung membawakan kaca yang diinginkan oleh istrinya
Beberapa menit kemudian Satria kembali sambil membawa kaca yang diinginkan oleh sang istri.
"Ini sayang kacanya" Ucap Satria
"Makasih hubby" Jawab Mukhta sambil tersenyum manis
"Untuk apa kacanya sayang ?" Tanya Satria masih penasaran untuk apa kaca itu
"Karena buah mangganya asem jadi harus sambil ngaca, agar tidak asem" Jawab Mukhta santai
"Apa hubungannya mangga dengan kaca ?" Tanya Satria
"Karena aku memiliki wajah yang kelebihan gula, jadi sangat manis membuat buahnya juga jadi manis" Jawab Mukhta sangat polos
"Astaghfirullah, aku kira apa" Ucap Satria sbil geleng-geleng kepala karena tingkah sang istri
"Yang sabar ya, karena mood wanita hamil gampang berubah-ubah. Kamu cukup menghadapinya dengan sabar" Ujar Mami Satria sambil menenangkan sang anak
"Iya, mami" Jawab Satria pasrah
*****
Selang beberapa jam ponsel Mukhta berdering dan dia melihat siapa yang menelpon, dan ternyata adalah umanya Mukhta langsung mengangkatnya.
"Assalamu'alaikum Uma, ada apa ?" Tanya Mukhta
"Wa'alaikumsalam. Sayang Uma ingin memberitahu, kalau Adzkia akan segera di bawa ke rumah sakit. Dia akan segera lahiran" Ucap Uma Rahma
"Baik Uma aku sama yang Satria ke sana, aku mengkhawatirkan kakak ipar" Ucap Mukhta
"Kamu hati-hati ya, di jalannya jangan ngebut-ngebut bilang sama Satria. Sambil bawa bekal untuk buka puasa ya nak. Karena Uma lupa bawa makanan karena panik" Jawab Uma Rahma
"Baik Uma, aku akan membawa kan makanan untuk Uma dan yang lainnya ke sana" Ucap Mukhta
"Terima kasih sayang, assalamu'alaikum" Ucap Uma Rahma
"Wa'alaikumsalam uma" Jawab Mukhta
"Kenapa nak ?, Uma kamu bilang apa ?" Tanya mami Satria khawatir
"Kakak iparku katanya, akan segera melahirkan. Dia sekarang sedang dibawa ke rumah sakit. Kita ke sama yu hubby, aku jadi khawatir keadaan kakak ipar" Ajak Mukhta pada sang suami
"Tapi kita belum buka puasa, nanti yah setelah buka puasa" Jawab Satria
"Buka puasa nya di sana saja, karena Uma lupa tidak membawa makanan untuk berbuka puasa" Ucap Mukhta
"Ayo kalau gitu mami siapkan makanannya, kalian ganti baju dulu" Ujar mami Satria
"Nanti saja sama Mukhta mi, yang menyiapkan makanan takut merepotkan mami" Jawab Mukhta
"Tidak sama sekali nak, cepat sana siap-siap dulu" Ucap Mami Satria
"Oke mi, makasih ya mi" Ujar Mukhta
"Sama-sama, nak" Jawab Mami Satria
