NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Muda Bosku

Menjadi Istri Muda Bosku

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Cecee Sarah

Karin, terpaksa menikah dengan Raka, bosnya, demi membalas budi karena telah membantu keluarganya melunasi hutang. Namun, setelah baru menikah, Karin mendapati kenyataan pahit, bahwa Raka ternyata sudah memiliki istri dan seorang anak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cecee Sarah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Empat Belas

Karin terbaring di tempat tidurnya, menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong. Sinar matahari yang menyelinap masuk melalui tirai jendela tidak cukup untuk membangunkannya dari lamunan. Hari sudah pagi, dan dia tahu seharusnya berangkat kerja, tetapi selimut yang membungkusnya terasa terlalu nyaman untuk dilepaskan. Pikiran tentang kepergian ayahnya ke desa terus menghantuinya, menambah berat hatinya.

Hari ini adalah kali pertama Karin jauh dari Ardi, sosok yang sejak kecil selalu ada di sampingnya. Mereka berdua begitu dekat, sehingga wajar jika saat ini Karin merasa kehilangan. Rasanya seperti ada bagian dari dirinya yang hilang.

Karin mengingat dengan jelas bagaimana ayahnya selalu menasehatinya untuk bersikap baik kepada orang lain, terutama pada Raka, suaminya. Namun, meskipun ia tahu Raka dijuluki pria yang baik, hatinya tidak bisa menerima sepenuhnya. Kenangan tentang bayangan Raka memberikan cinta pada wanita lain—terutama Aeri—masih membayangi pikirannya.

“Bagaimana mungkin aku membagi cinta dengan wanita lain?” pikirnya, merasa frustrasi.

“Argh!” Karin menutup kepala dengan bantal, berusaha mengusir semua pikiran kotor yang menggerogoti. Di tempat kerjanya, ia sering mendengar obrolan karyawan wanita yang memuji Raka dan Aeri sebagai pasangan yang sempurna. Setiap pujian itu hanya semakin menggerus kepercayaan dirinya. Ia merasa marah dan cemburu, dan hal itu membuatnya semakin kesepian.

‘Apakah aku harus berdamai dengan Raka?’ tanya Karin pada dirinya sendiri, sambil mengusap wajahnya yang sudah lelah. Selama ini, Karin sangat sadar bahwa ia tidak pernah bersikap baik kepada Raka. Setiap kali bertemu, suasana di antara mereka selalu dipenuhi ketegangan dan saling mendiamkan. Raka berusaha bersikap sabar, tetapi Karin merasa hatinya terjepit antara rasa marah dan rasa rindu.

Dengan tekad untuk melupakan kesedihan, Karin bangkit dan bergegas ke kamar mandi. Ia tidak ingin menghabiskan waktu lagi terjebak dalam pikiran yang mengganggu. Setelah bersiap-siap, ia turun untuk mencari makanan, berharap bisa meredakan rasa laparnya dan mungkin sedikit memperbaiki suasana hati.

“Di mana Raka, Bibi?” tanya Karin pada Bibi Xia, yang sedang menyiapkan sarapan di dapur.

“Tuan… Tuan Raka sudah pergi pagi-pagi,” jawab Bibi Xia terbata-bata. Dia terkejut karena ini pertama kalinya Karin menanyakan keberadaan suaminya.

“Mungkin dia mengunjungi istrinya,” kata Karin pelan sambil mengambil makanan ke piringnya, berusaha terdengar santai meskipun hatinya bergetar.

Mendengar perkataan Karin, Bibi Xia merasakan kesedihan. Ia tahu betul bahwa tidak ada wanita yang rela berbagi cinta dengan yang lain. 'Apakah kau sudah mulai mencintai Tuan Raka?' pikir Bibi Xia sambil mengamati Karin yang memakan sarapannya dengan wajah muram.

“Tuan Raka berpesan, mulai sekarang anda akan dijemput oleh Dani. Mungkin Tuan Raka beberapa hari ini akan sibuk, jadi kalian tidak bisa pergi bersama,” jelas Bibi Xia, berusaha menghibur.

Karin merasa tertegun. 'Apakah sikapku membuatnya bosan hingga dia tidak mau pergi bersamaku lagi?' batinnya. Rasa tidak berdaya mulai menggerogoti dirinya.

“Baiklah, tapi seharusnya tidak perlu dijemput, aku bisa pergi sendiri,” jawab Karin dengan nada lembut, meski hatinya bergejolak.

“Tidak apa-apa, Tuan yang memesannya,” jawab Bibi Xia sambil tersenyum, tetapi Karin merasakan kesedihan yang mendalam di balik senyumnya.

Setelah sarapan, Karin pergi ke tempat kerja. Di dalam mobil, pikirannya melayang kembali pada Raka. Setiap kali dia melihat wajahnya, ada campuran rasa kasih dan benci. Raka selalu berusaha bersikap baik, tetapi Karin merasa terjebak dalam perasaannya sendiri.

Sampai di perusahaan, Karin bertemu dengan Jean di ruang ganti. Jean, sahabatnya yang selalu ceria, menyambutnya dengan penuh semangat.

“Bagaimana filmnya? Seseram itu?” tanya Jean dengan antusias, matanya berbinar penuh harapan.

“Lumayan,” jawab Karin singkat sambil menaruh barang-barangnya ke dalam laci. Ia tidak ingin terlalu membahasnya.

“Ah, sayang sekali aku tidak jadi pergi,” keluh Jean dengan nada menyesal, menyadari ada yang mengganjal di hati Karin.

“Karin, ada adegan di bioskop?” lanjut Jean, melihat Karin yang tampak tidak bersemangat.

“Ada apa?” tanya Karin, berusaha mengalihkan perhatian dari pikiran yang mengganggu.

“Saat di jalan, aku bertemu dua wanita yang bilang mereka berkelahi dengan seorang gadis muda,” cerita Jean, matanya berbinar penuh cerita.

“Hah?” Karin terkejut, tetapi berusaha tetap tenang, mencoba tidak menunjukkan ketertarikan yang berlebihan.

“Mereka bilang ada cewek nonton bareng pacarnya, tapi cowoknya terlihat dewasa. Cewek itu langsung marah dan rambutnya dijambak, seperti preman! Untung satpam datang cepat sebelum dua cewek itu bisa botak!” Jean tertawa, membuat Karin tertegun, membayangkan situasi itu.

Karin terdiam, teringat kejadian semalam yang sangat memalukan. Ia tidak menyangka akan bisa bertindak seperti itu, padahal selama ini semua masalahnya selalu terpendam.

“Bukankah itu pakaianmu?” Jean menunjukkan padanya foto keributan yang muncul di berita.

Karin melirik foto itu, terkejut melihat seseorang dengan pakaian yang sangat mirip dengannya. Beruntung saat itu rambutnya sedang terurai, sehingga wajahnya tidak terlalu terlihat. Hatinya berdegup kencang saat mengingat apa yang terjadi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!