seorang anak yang memiliki kelebihan bisa mendengarkan bisikan-bisikan dari alam dan hewan-hewan, hingga dia dianggap gila oleh warga desa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hambali balon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15 : Bisikan Yang Membuat Kegelisahan
Di ladang danu sedang membersihkan lahan yang mau di tanami cabai dan tomat, hari ini danu kurang berkonsentrasi dikarenakan bisikan angin tadi malam tentang sari yang berada di kota.
Danu “perasaan kok bisa gelisah ya hari ini, apa ada sesuatu yang akan terjadi di desa ini”
Angin “tidak danu, itu hanya kegelisahan hati kamu yang mengkhawatirkan sari yang ada di kota”
Danu “ah, yang benar kamu angin, perasaan aku terhadap sari biasa saja”
Angin “kamu jangan berbohong danu, aku lebih tau perasaanku, kamu hanya menyangkal semua itu”
Danu “hmmm,hmmm, apa iya perasaan aku terhadap sari mulai ragu”
Angin “coba kamu renungkan diri kamu, apakah kamu ikhlas jika sari memilih orang lain selain kamu”
Danu “hmmm, benar juga, terkadang aku tidak ikhlas jika sari diganggu orang lain, apa itu yang dinamakan cemburu”
Angin “setiap manusia pasti ada rasa itu danu, jika kamu sudah tidak cemburu lagi dengan manusia, berarti kamu sudah mengerti apa tujuan sebuah mencintai”
Danu “maksud kamu angin apa, aku masih bingung”
Angin “seiringnya waktu kamu mengerti, hanya tuhan yang bisa membimbing kamu sampai ke arah itu, jalani saja kehidupan kamu, terima apa yang ditakdirkan oleh kamu”
Danu “baiklah angin, aku pikir-pikir yang kamu bilang itu benar”
Angin “kapan kami berbohong danu, kami lebih baik diam, ketimbang kami berbohong seperti manusia”
danu berhenti sejenak untuk beristirahat di bale-bale ladangnya, lalu dia makan yang dia buat sendiri, tidak berselang lama dia merasa rindu ingin duduk di bawah pohon beringin.
Danu “kok rindu aku nyantai di pohon beringin, ah lebih baik aku kesana saja”
sesampainya danu di pohon beringin, dia langsung disambut dengan pohon beringin.
Pohon Beringin “hay danu, sudah lama kamu tidak kesini, apa kegelisahan kamu dengan nya membuat kamu datang kemari”
Danu “entah lah beringin, aku juga tidak tau, dengan perasaan ini”
Pohon Beringin “jangan keraguan kamu, membuat kamu lalai dengan semuanya, ingat kamu punya tuhan yang sudah menggariskan itu semua”
Danu “astagfirullah, untung saja kamu ingatkan aku beringin, padahal angin sudah mengingatkan aku”
Pohon Beringin “hmmm, sedikit aku bertanya dengan kamu, jika tuhan sudah menggariskan sari bukan memilih kamu sebagai pendamping, atau sari mati, apakah kamu masih memberontak dengan garis yang telah tuhan berikan kepada kamu”
Danu “hmmm, maaf aku belum bisa menjawab dari hati aku beringin, mulut ku bisa saja berbicara lain dengan hati ku, mulut ku bisa saja berbicara ikhlas tentang hal itu, tetapi hati aku belum tentu, makanya saat ini aku belum bisa menjawabnya”
Pohon Beringin “iya, aku mengerti danu, aku tak perlu jawaban itu, yang perlu hanya kamu, tenangkan lah diri kamu di hutan, cari jawabannya dan hanya kamu lah yang tau jawabannya, tuhan akan membimbing kamu”
Danu “baik lah beringin, maaf beringin aku ingin mengistirahatkan tubuh ku sebentar”
Pohon Beringin “baiklah danu silahkan”
Pohon Beringin “bangun danu hari sudah mulai gelap, kamu harus segera pulang”
danu tersentak, telah dibangunkan oleh beringin
Danu “terimakasih beringin”
danu bergegas untuk kembali ke ladang dan berbenah untuk kembali ke rumahnya, belum danu masuk, danu sudah di hadang oleh pak soleh yang juga baru pulang dari ladang nya.
Pak Soleh “danu sebentar”
Danu “iya pak”
Pak Soleh “maaf bapak merepotkan kamu”
Danu “tidak pak, ada apa ya pak”
Pak Soleh “maaf nak danu, tadi pak abizar menelpon saya, katanya rumah ibu ayu yang disini mau di renovasi menjadi lebih besar, jadi dia minta tolong untuk melihat-lihat pekerjaan nya”
Danu “oh, kapan itu pak”
Pak Soleh “paling lusa danu, sekalian kalau sudah selesai kamu yang menempati rumah nya sekalian menjaganya, semua peralatan sudah lengkap dan biaya untuk kamu sehari-hari dilengkapi, terus pak abizar akan memberi kamu uang upah untuk menjaganya”
Danu “hmmm, kalau masalah melihat-lihat untuk seminggu ini kayaknya belum bisa lah pak, karena saya harus membereskan ladang saya dulu untuk beberapa hari terus saya beberapa hari kemudian saya mau ke hutan, ada sesuatu yang harus saya selesaikan pak”
Pak Soleh “ke dalam hutan, ada masalah apa danu”
Danu “iya pak, ya sedikit permasalahan lah pak, biar desa kita lebih tenang, terus kalau masalah untuk jaga rumah ibu ayu saya siap pak”
Pak Soleh “baik lah danu, iya kata pak abizar rumah kamu juga akan di renovasi juga”
Danu “kalau itu, tolong bilang ke [ak abizar, tidak perlu repot-repot pak, yang pak abizar berikan sama saya sudah cukup pak”
Pak Soleh “ok nanti saya bilang ke pak abizar, oh iya, sari juga titip salam rindu buat kamu”
Danu “hmmm, titip salam rindu balik pak, jika bapak di telpon sama sari, dan saya titip salam juga untuk semua keluarga pak abizar, semoga mereka sehat-sehat di kota”
Pak Soleh “baik danu, nanti saya akan titipkan salam kamu, ya sudah untuk satu minggu ini bapak yang lihat-lihat pekerjaan rumah ibu ayu, nanti kamu kabarin bapak, jika kamu sudah pulang dari hutan ya”
Danu “baiklah pak”
Pak Soleh “iya danu, bapak pulang dulu ya”
Danu “iya pak”
Pak Soleh “assalamualaikum”
Danu “waalaikumsalam”
rasa rindu danu semakin menggebu saat danu mendengar perkataan pak soleh tadi, malam ini danu makan seadanya, hanya makan nasi dan telur goreng, keesokan harinya danu segera menyelesaikan pekerjaan nya di ladang agar ia segera bisa menenangkan hatinya di dalam hutan. saatnya ia pergi kehutan, perjalanan danau kali ini kedalam hutan tidak memiliki tujuan akhir, ia hanya ingin menenangkan diri saja, dimana ia merasa tenang disitulah dia menginap sampai beberapa hari, sampailah ia di tengah hutan yang lebat, memang hutan di desa tersebut belum sama sekali terjamah oleh manusia-manusia yang berniat jahat.
Danu “sudah jangan mengintai-ngintai terus dari tadi, aku bukan mangsa kamu harimau”
Harimau “hmmm, semakin peka daja perasaan kamu danu”
Danu “hati aku lagi gelisah, jangan sampai aku lepas kendali, nanti aku akan memakanmu hehehe”
harimau pun keluar dari persembunyiannya,
Harimau “hehehe, bisa juga kamu bercanda, sejak kapan kamu mau memakan aku”
Danu “hmmm, ya sudah ngapain juga kamu bersembunyi, apa kamu takut aku makan”
Harimau “tidak, aku tidak takut, tapi aku takut kalau aku menyinggung hati kamu, jika aku keluar”
Danu “menyinggung hati aku, emang kenapa dengan hati ku harimau”
Harimau “engkau memang tidak pernah berubah danu, kamu selalu menyembunyikan perasaan gelisah kamu, kalau sama manusia kau bisa, kalau sama kami jangan harap bisa kau sembunyikannya danu”
Danu “hmmm, benar juga ya”
Harimau “terus bagaimana kau bisa menenangkan diri kamu, jikalau kau masih seperti ini danu”
Danu “maksud kamu”
Harimau “iya, tujuan kamu masuk kedalam hutan kan untuk menenangkan diri kamu kan, jika kamu tidak melepaskan semuanya bagaimana tujuan kamu terlaksana”
Danu “aku juga bingung harimau, apa yang harus aku lakukan sekarang”
Harimau “baiklah, kamu ikut aku sekarang”
Danu “mau kemana harimau”
Harimau “kau akan lebih tenang jika kamu tinggal di sarang ku”
Danu “ide bagus itu harimau, tapi nanti keluarga kamu tidak keberatan”
Harimau “mana mungkin keberatan, yang pastinya mereka senang apalagi anak ku yang telah kau selamatkan”
Danu “iya juga, aku rindu dengannya, apakah dia sudah menjadi harimau yang cantik”
Harimau “kau lihat saja nanti”
Danu “baiklah harimau aku ikut kamu”
danu segera mengikuti harimau ke sarangnya, untuk mencari ketenangan hatinya, setelah danu dan harimau sampai.
Anak Harimau “akhirnya kamu datang juga danu”
Danu “kenapa kamu seperti itu menyambut aku”
Anak Harimau “bukan sari saja yang rindu dengan kamu, aku juga danu”
Danu “hmmm, iya aku juga rindu kamu, kamu sudah besar juga”
Anak Harimau “iya lah, terimakasih danu, kalau kamu tak menyelamatkan aku saat itu aku sudah mati”
Danu “sudah lah itu masalalu”
Ibu Harimau “kamu kebiasaan, biar kan danu duduk dulu, danu kamu mau beberapa hari tinggal di sini”
Danu “paling dua hari, kalau terlalu lama aku takut merepotkan kalian”
Ibu Harimau “sejak kapan kau merepotkan kami, justru kami yang selalu merepotkan kamu, kamu selalu menjaga alam ini agar tetap stabil”
Danu “itu sudah tanggung jawab aku”
Harimau “sudah-sudah, sebaiknya kamu beristirahat goa ini lebar tinggal cari yang menurutmu nyaman danu”
Danu “baiklah”
selama beberapa hari danu di sarang harimau, anak harimau tidak mau keluar selalu menjaga danu, bahkan sampai dia tidur dengan danu, akhirnya danu bisa melepaskan semua kegelisahan yang ada didalam hatinya,
Danu “aku adalah kamu, tidak jauh dan tidak dekat, ini semuanya tiada hanya dia yang memilikinya”
Harimau “akhirnya kamu sudah mengerti danu”
Danu “terima kasih”
Harimau “sudah waktunya kamu pulang danu”
Danu “baiklah harimau”
danu pun bergegas untuk pulang yang di temani oleh harimau dan anaknya, harimau dan anaknya menemani danu sampai perbatasan hutan.
Danu “sekali lagi aku berterimakasih dengan kalian”
Harimau “kau tidak perlu berterima kasih dengan kami, tuhan yang semua memberinya kepada kamu danu”
Danu “hmmm” sambil tersenyum “aku pulang dulu harimau, titip salam dengan yang lainnya”
Harimau “baiklah”
Anak Harimau “jangan lupa kembali ke sarang kami”
Danu “iya comel, assalamualaikum”
Harimau dan anaknya “waalaikumsalam”
Danu setelah dari hutan langsung ke rumah pak soleh,
Danu “assalamualaikum”
Pak Soleh ‘waalaikumsalam, eh kamu danu, masuk”
Danu “iya pak”
Pak Soleh “gimana danu sudah selesai urusannya”
Danu “sudah pak, oh iya pak, bisa gak saya mengontrol bangunan rumah ibu ayu siang sampai sore pak, sepulang saya dari ladang, soalnya saya mau nanam cabai dan tomat pak”
Pak Soleh “ya sudah, gak masalah, biar pagi sampai siang bapak yang kontrol”
Danu “terima kasih pak”
Pak Soleh “oh iya, bapak lupa, dari besok kamu ambil makanan dari sini aja”
Danu “kok gitu pak”
Pak Soleh “sari yang minta sama ibu ayu, biar kamu di masakin sama istri saya”
Danu “waduh jadi ngerepotin istri bapak saja”
Pak Soleh “gak lah danu, biasa saja, kan sekalian masak sehari-hari danu, cuma porsinya saja di lebihkan, itu semua pak abizar yang bayar danu”
Danu “waduh, kok saya jadi merepotkan semua orang ya”
Pak soleh “kamu tidak merepotkan danu, itu semua sudah rezeki kamu, lagian kamu juga banyak membantu warga danu, tanpa pamrih lagi”
Danu “kalau masalah itu pak, sudah tanggung jawab saya”
Pak Soleh “kamu ini, sudah-sudah, kalau masalah kayak gini biar bapak saja yang atur”
Danu “iya pak, sekali lagi terima kasih, tolong sampaikan terima kasih saya kepada keluarga pak abizar, danu pulang dulu ya pak, assalamualaikum”
Pak Soleh “iya danu. waalaikumsalam”
Danu segera pulang ke rumahnya yang sederhana, dan beristirahat untuk melakukan aktifitas esok hari.