" Ku mohon menikahlah dengan Tuan Sadam, rahimmu bisa menyelamatkan hidupku!" pinta Danu memohon kepada Istrinya, yakni Mahira.
Karena hutang Suaminya, Mahira rela membayarnya dengan rahim miliknya, ia pasrah Saat Suaminya menjatuhkan talak padanya dan memintanya untuk segera menikah dengan bosnya sendiri.
Apalagi Danu telah mendapatkan ancaman akan masuk bui jika syarat yang ia ajukan tidak di penuhi.
Tuan Sadam Narendra Hito adalah sosok seorang pengusaha kaya raya yang telah memberikan pinjaman tersebut. Dan ia juga yang mengajukan syarat seperti itu.
Akan kah Mahira bisa mengandung benih dari pria yang tidak di cintainya?
Di lain sisi, rupanya Danu telah bermain api selama dirinya menikah dengan Mahira. akankah kebusukannya terbongkar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kado spesial dari Sadam
Kini Sadam langsung terduduk lemas, pandangannya fokus tertuju kepada Foto Mahira, ia terus saja menggenggamnya.
"Apa maksud Papah berkata seperti itu padaku? Aku tidak mengerti Pah." tanya Sadam berpura-pura tidak tahu.
"Kau jangan berpura-pura bodoh Sadam, Papah sudah tahu semuanya, sudah dua Minggu kau menikahi wanita itu kan?"
Sadam kembali terdiam, seperti biasa ia melepaskan satu kancing kerah kemejanya karena lehernya serasa tercekik.
Dan Sadam pun tidak bisa mengelaknya lagi, dirinya saat ini sudah tertangkap basah oleh Papahnya sendiri.
"Papah sengaja memata-matai ku?"
Tuan Hito hanya membalasnya dengan senyuman.
"Ayo jawab Pah? Tanya Sadam mulai geram
"Iya, Papah memang sengaja menyuruh anak buah Papah untuk membuntuti mu Sadam, dan setelah Papah tahu, justru Papah sangat bahagia akhirnya kau mau mencari wanita lain agar bisa melahirkan darah dagingmu."
Sadam segera bangkit dari tempat duduknya.
"Stop Pah, berhentilah ikut campur urusan rumah tanggaku, Papah sudah sangat keterlaluan!" sungut Sadam mulai geram.
"Terserah apa katamu, pokoknya Papah hanya ingin kau memiliki seorang anak dan memberikan papah seorang cucu, tadinya Papah akan mencoret namamu dari hak waris keluarga Hito jika kau masih bertahan dengan perempuan mandul itu."
Sadam malah tidak terima atas perkataan kasar dari Papahnya, darahnya kini semakin mendidih
"Stop Pah, tidak seharusnya Papah mengatai istriku dengan sebutan itu." Sadam mencoba membela Alisa.
"Itu kenyataannya Sadam, bukalah matamu itu putraku! Alisa itu perempuan mandul yang tidak bisa memberikanmu seorang keturunan, kau tidak bisa mengelaknya, karena ini adalah kenyataan, dan Papah akhirnya mengurungkan niat Papah yang semula ingin mencoret namamu dari daftar ahli waris setelah tahu kau telah menikah lagi, Papah sangat setuju dengan keputusanmu itu Sadam."
Sadam malah menjambak rambutnya, ia kesal karena pernikahannya dengan Mahira telah di ketahui oleh Papah nya, di tambah perkataan Papah yang begitu menyakitkan saat mengatai Alisa wanita mandul.
Sadam kembali mengatur nafasnya, dan ia mencoba meredamkan emosinya, ia tidak mau sampai adu mulut dengan Papahnya secara terus menerus.
"Sudahlah Sadam, kau mengaku saja sama Papah! Kapan-kapan kau kenalkan istri keduamu itu sama Papah ya!" pinta Tuan Hito tersenyum lebar karena merasa senang.
"Baiklah Pah, Sadam memang telah menikah lagi dengan seorang Wanita, Namanya Mahira."
Seketika Tuan Hito langsung terdiam.
' kenapa rasanya aku pernah mendengar nama itu, tapi dimana ya? Akh aku lupa!' ucap Tuan Hito dalam hati.
"Terus bagaimana hubunganmu dengan wanita itu, Sadam? Apakah kau sudah..emh! Papah tidak usah menjelaskannya, kau pasti tahu maksud dari perkataan Papah."
Seketika raut wajah Sadam berubah menjadi merona, ia malah mengulum senyumnya, melihat tingkah laku putranya seperti itu, Tuan Hito pun sudah tahu jawabannya. Lalu ia beranjak dari tempat duduknya dan kemudian menepuk bahu kanan putranya.
"Perlakukan lah istri muda mu itu dengan baik, cintai dan sayangilah dia, apalagi jika istrimu yang bernama Mahira itu telah berhasil mengandung darah dagingmu, Papah tidak akan membiarkannya hidup menderita olehmu!" tegas Tuan Hito yang mencoba memperingatkan putranya.
Seketika Sadam Langsung membulatkan kedua bola matanya.
"Dulu saat aku bersama Alisa, sikap Papah tidak sebaik ini, berbeda sekali terhadap Mahira, kenapa Papah bersikap tidak adil?" protes Sadam.
Tuan Hito malah menyunggingkan bibirnya. "Itu karena Papah tidak pernah merestui pernikahanmu dengan wanita itu, padahal dulu Papah sudah menjodohkan mu dengan seorang gadis, putri dari guru spiritualnya Papah, dan sekarang gadis itu sudah menikah, sungguh sangat di sayangkan!"
"Sudahlah Pah, jangan bahas masalalu, Sadam sudah tidak ingin mengingatnya lagi!"
"Mangkanya jangan pernah kau tanyakan kenapa Papah tidak bisa bersikap baik terhadap Alisa, karena Papah memang tidak menyukai wanita itu, wanita yang sangat ambisius dan egois, itu yang Papah lihat dalam dari wanita itu, kau telah di buatkan oleh cintanya, suatu saat kau akan tahu sifat aslinya seperti apa, Sadam! Baiklah kalau begitu Papah pulang dulu, dan tenang saja, Masalah pernikahan keduamu akan Papah rahasiakan, bahkan ibumu pun tidak akan Papah beritahu sebelum mendapatkan izin darimu!" tutur Tuan Hito.
Setelah kepergian Tuan Hito, Sadam malah terduduk lemas, tiba-tiba kepalanya terasa pusing.
Apartemen
Sekitar pukul delapan malam, kini Sadam berada di depan pintu masuk Apartemen miliknya, kali ini Sadam telah membawa sebuah Tote bag yang sengaja ia beli saat menuju arah pulang.
Tidak lama kemudian Ia menekan bel pintu.
Mahira yang baru saja selesai mengaji Al-Qur'an, Ia bergegas buru-buru ke lantai satu untuk segera membuka pintu ruang utama.
Ketika pintu di buka, Mahira merasa sangat senang karena bisa bertemu kembali dengan suaminya, begitu pun dengan Sadam, wajah keduanya tiba-tiba saja merona dan saling melemparkan senyum.
Mahira dengan segera mencium punggung tangan Suaminya secara Takzim dan Sadam membalasnya dengan mengecup pucuk kepalanya.
Kemudian Sadam buru-buru masuk kedalam dan segera menutup pintu ruang utama Apartemen.
Seperti biasa, Mahira mulai membukakan sepatu suaminya, Sadam pun tersenyum senang di buatnya, kemudian ia mengasongkan tote bag yang sengaja ia bawa.
"Ambilah!"
" Ini apa, Tuan?" tanya Mahira heran.
"Buka saja!" jawab Sadam tersenyum jahil.
Kini Mahira buru-buru membuka Tote bag tersebut, ia sangat terkejut dengan apa yang telah ia lihat.
"Kenapa Anda membelikan saya baju seperti ini, Tuan?" keluh Mahira dengan bibir kerucut nya.
"Loh kenapa? Aku suka kau memakai pakaian itu saat tidur bersamaku, kau terlihat seksi. Dan kau harus bekerja lembur agar bisa secepatnya hamil, bukankah itu hal yang sangat bagus, Mahira? jadi kau bisa secepatnya membawa putrimu kesini." tukas Sadam sembari menaikan kedua alisnya.
'Cuma dengan cara ini yang bisa membuatmu bertekuk lutut di hadapanku, sehari tidak menyentuhmu, rasanya aku sangat menderita, kau telah membuatku candu, Mahira!' ucap Sadam dalam hati.
'Bisa kah Tuan tidak memintaku memakai baju haram itu, aku merasa sangat menjijikan jika memakainya di hadapanmu, diriku sudah seperti perempuan J*lang, apakah dimatamu aku selalu terlihat seperti itu?' batinnya cukup geram.
Setelah Sadam selesai mandi, ia cukup terkejut saat di suguhi pemandangan yang sangat memacu adrenalin nya, jakunnya pun sampai naik turun.
Bagaimana tidak, saat ini di hadapannya Mahira sudah mengenakan pakaian yang tadi ia beli, dan sangat cocok di pakai oleh nya. Tubuhnya yang sangat mo lek dan berisi membuat Sadam tidak sabar untuk segera mengajaknya berpetualang.
Mahira sendiri kali ini tidak pernah melakukan penolakan atas apa yang di lakukan oleh suaminya, justru ia malah ikut membalasnya, setiap sentuhan lembut yang Sadam berikan terhadap dirinya, ia selalu meresponnya dengan sangat baik. Malam itu pun keduanya kembali pergi ke awang-awang, menyelami telaga indah yang begitu memabukkan,seolah tidak ingin berhenti, dan terus menetap seperti ini.
Kini tubuh keduanya telah di basahi oleh keringat akibat pergumulan yang telah mereka lakukan.
Sadam tiada hentinya memilin bahkan menciumi rambut Mahira.
Mahira sendiri sampai di buat merinding atas sikap suaminya.
"kurang lebih dua Minggu lagi, aku akan segera pergi liburan bersama Alisa, ya sekitar empat belas hari lah, ku harap kau bisa menjaga dirimu baik-baik di sini. Jika butuh sesuatu kau bisa segera menghubungi Hans, oh iya kamu jangan lupa untuk memeriksakan kondisi rahimmu ke dokter kandungan, siapa tahu benih dariku sudah tumbuh di sini!" Sadam langsung menunjuk ke arah perut Mahira dan kemudian mengelus lembut perutnya yang masih rata
Di perlakukan seperti itu, entah kenapa Mahira merasa sangat bahagia, akan tetapi ia tiba-tiba saja merasa sedih ketika tahu jika Suaminya akan pergi ke Luar Negeri bersama istri pertamanya, terbesit rasa tidak rela, namun Mahira buru-buru segera menepisnya.
'aku tidak boleh seperti ini! aku harus tahu diri dan tahu posisiku di sini seperti apa setelah aku melahirkan, maka semua ini akan segera berakhir. Ayo Mahira semangat, ini semua demi kembali utuhnya rumah tanggaku bersama Mas Danu.' ucapnya dalam hati.
Bersambung...
🍁🍁🍁🍁🍁🍁