Sequel dari novel Pesona Ayah Mertua.
Terpaksa menikah dengan Uncle Dom yang super dingin datar, membuat Emily merasa seperti tokoh protagonis wanita yang ada di dalam novel yang berperan menjadi istri yang tidak di inginkan oleh suaminya sendiri.
Penasaran dengan kisahnya? Jangan lupa subscribe agar kalian tidak ketinggalan pemberitahuan update Novel ini.
Follow IG emak @Thalinda Lena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumit
Hana menatap tajam suaminya yang baru memasuki mansion.
"Ada apa, Sweetie?" Dante bertanya sembari memeluk istrinya, akan tetapi Hana langsung mendorong dada bidangnya hingga pelukan tersebut terlepas.
"Kamu kenapa?" Dante melontarkan pertanyaan lain, heran dengan tingkah istrinya yang dingin.
"Daddy sudah memukul Dom?!" Hana bertanya dengan nada kesal.
"Aku memukulnya karena dia membuatku kesal!" jawab Dante datar.
Hana semakin sebal dengan suaminya, lalu menarik tangan Dante menuju lantai dua, di mana kamar mereka berada.
"Jelaskan kepadaku! Sebenarnya apa yang terjadi di antara kalian!" Hana berkata saat mereka berdua sudah ada di dalam kamar.
"Tidak mungkin hanya karena kesal, Daddy memukul Dom!" lanjut Hana, menatap tajam suaminya.
Dante menghela nafas kasar, lalu menjelaskan semua yang sudah terjadi kepada istrinya.
"Aku kecewa dengan Daddy! Apakah Daddy tidak memikirkan perasaan mereka berdua?" tanya Hana seraya memijat pelipisnya.
"Dom adalah pria dewasa seperti Daddy, dan mana mungkin dia bisa menahan dirinya, lagi pula Dom dan Lily sudah SAH menjadi suami-istri! Lalu kenapa Daddy menikahkan mereka jika mengajukan kesepakatan konyol itu?!" Hana geram dengan suaminya.
Ya, Dante mengajukan kesepakatan kepada Dom jika tidak boleh menyentuh Lily sampai anaknya itu berusia 20 tahun. Pada saat itu, Dom sedang emosi dan langsung menyetujui kesepakatan konyol itu tanpa berpikir terlebih dahulu.
"Aku meminta Dom menikahi Lily karena—" Dante tidak melanjutkan perkataannya, ia tidak mungkin berkata jujur kepada istrinya.
Dante mempunyai alasan tersendiri kenapa ia mengajukan kesepakatan tersebut.
"Dad, katakan dengan jelas!" tegas Hana.
Dante menggeleng sebagai jawaban, lalu ia segera keluar dari kamarnya, ia harus bertemu dengan Dom dan meminta maaf kepada pria itu.
Hana menatap kepergian suaminya dengan penuh tanda tanya, dan ia tidak mengerti jalan pikiran Dante saat ini.
*
*
Sementara itu, Dom sudah berada di dalam kamarnya sendiri. Ia mengemasi pakaiannya di saksikan oleh Emily.
"Uncle ingin meninggalkan aku?" Emily bertanya dengan lirih, kedua matanya menatap nanar suaminya.
Dom menghentikan gerakannya beberapa saat, seraya menghela nafas kasar. Tanpa menjawab pertanyaan Emily, ia melanjutkan kegiatannya, memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper besar.
"Jika Uncle menikahiku hanya untuk menghancurkan aku, maka kamu sudah berhasil melakukannya," ucap Emily dengan suara yang bergetar menahan tangisnya.
Dom menelan ludahnya dengan getir. Dadanya terasa sakit dan sesak bagai di tikam ribuan belati. Sungguh, ia juga tidak ingin berada di posisi seperti ini. Andai saja dari awal dirinya jujur kepada Emily, maka situasi tidak akan serumit ini.
"Lily." Dom menatap Emily yang sudah berlinang air mata.
"Kenapa Uncle jahat sekali!" teriak Emily menatap nanar pria datar dan berambut gondrong itu.
Jika saja Dom belum mengambil kesuciannya, mungkin hatinya tidak sesakit ini.
Dom menghampiri Emily yang terduduk di sofa, kemudian ia berjongkok di hadapan gadis itu seraya memandang Emily dengan perasaan bersalah yang begitu dalam.
Bohong jika dirinya berkata tidak mencintai gadis kecilnya ini, karena kenyataanya dirinya sangat-sangat mencintai Emily dari dulu hingga sampai saat ini.
Emily menepis tangan Dom yang ingin menyentuh pipinya.
"Kenapa Uncle sejahat ini kapadaku? Dan kenapa begitu tega meremukkan hatiku! Apa salahku?" ucap Emily menatap Dom penuh kebencian, akan tetapi rasa cintanya untuk Dom sangatlah besar, dan ia tidak bisa menghilangkan rasa cinta itu begitu saja.