Sekte Kekaisaran Abadi, yang telah berdiri selama ratusan juta tahun, dihancurkan oleh para Dewa Penguasa Galaksi karena dianggap melampaui batas yang diperbolehkan. Pemimpinnya, Taixuan Dijing, menantang langit dan memimpin perlawanan sengit, tetapi bahkan kekuatannya tak mampu menahan murka Sang Dewa Pencipta.
Dalam satu genggaman, sektenya lenyap. Dipenuhi amarah dan dendam, Taixuan Dijing bertarung hingga titik darah penghabisan sebelum akhirnya gugur. Namun, sebelum mati, ia bersumpah bahwa suatu hari nanti, bahkan langit itu sendiri akan dihancurkan.
Di luar cakupan para dewa, sesuatu pun mulai bangkit dari kehampaan…
SETIAP HARI UPDATE BAB:
- 07.00 WIB
-16. 00 WIB
-18. 00 WIB
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Axellio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10 MATAHARI PENJAGA, KERA HUTAN KALAH
Di dalam Aula Puncak Abadi, suasana dipenuhi dengan riak energi yang berputar perlahan. Ruangan ini, meskipun kosong, terasa memiliki kehadiran yang mendalam, seolah menyimpan sejarah panjang para leluhur Sekte Kekaisaran Abadi. Qin Wushuang berdiri di tengah aula dengan napas yang masih berat, sisa dari ujian pewarisan yang baru saja ia lewati.
Taixuan Dijing duduk di atas singgasana batu giok hitam yang menjulang, tatapannya tajam seperti seorang kaisar yang menilai jenderalnya. Void Dragon berkelok-kelok di belakangnya, matanya berkilat penuh kebijaksanaan saat mengamati Qin Wushuang.
"Kau berhasil melewati ujian pewarisan. Namun itu hanyalah awal," suara Taixuan Dijing menggema di aula. "Sebelum kau bisa menerima kekuatan yang lebih besar, kau harus memahami dasar dari kekuatanmu sendiri."
Qin Wushuang mengepalkan tangannya. "Aku siap untuk menerima pelatihan, Guru!"
Senyuman samar muncul di sudut bibir Taixuan Dijing. Dengan satu gerakan jarinya, ruang di sekitar mereka bergetar. Dalam sekejap, Qin Wushuang mendapati dirinya berdiri di sebuah pegunungan luas yang penuh dengan energi spiritual murni. Langit di atas mereka bercahaya keemasan, dengan aliran sungai qi yang mengalir seperti bintang-bintang di langit malam.
"Ini adalah Ruang Pelatihan Abadi," jelas Taixuan Dijing. "Di sini, waktu mengalir lebih lambat dibandingkan dunia luar. Seribu hari di sini hanya setara dengan satu hari di luar. Aku akan melatihmu di sini sampai kau mampu mengendalikan kekuatan barumu."
Qin Wushuang menatap sekeliling dengan penuh kagum. Tempat ini memiliki aura yang lebih padat daripada tempat mana pun yang pernah ia kunjungi.
"Duduklah," perintah Taixuan Dijing. "Kita mulai dari dasar."
Qin Wushuang segera duduk bersila, menutup matanya dan mengatur napasnya. Taixuan Dijing melanjutkan, suaranya penuh kewibawaan.
"Kau memiliki bakat Matahari Penjaga, sesuatu yang bahkan para dewa pun khawatirkan. Namun, kekuatan tanpa kendali hanyalah pedang yang akan melukai pemiliknya sendiri. Aku akan mengajarkanmu Teknik Penjaga Matahari Abadi, teknik yang hanya bisa diwariskan kepada mereka yang memiliki bakat sepertimu."
Qin Wushuang membuka matanya lebar. "Teknik itu..."
Taixuan Dijing mengangkat satu jari, dan tiba-tiba, langit di atas mereka bergetar. Cahaya keemasan terkumpul dan membentuk simbol-simbol kuno yang berputar mengelilingi Qin Wushuang.
"Dengarkan baik-baik," Taixuan Dijing menatapnya tajam. "Teknik ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama: Penyatuan dengan Cahaya, di mana kau harus merasakan esensi matahari sejati. Tahap kedua: Tubuh Matahari Nirwana, yang akan mengubah tubuhmu menjadi sumber energi tanpa batas. Dan tahap terakhir: Penjaga Abadi, di mana kekuatanmu akan melampaui ranah fana."
Qin Wushuang menarik napas dalam. Ia bisa merasakan bahwa ini bukan teknik biasa. Ini adalah warisan sejati dari Sekte Kekaisaran Abadi.
"Baiklah! Aku akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh!"
---
Hari-hari berlalu di dalam Ruang Pelatihan Abadi. Qin Wushuang melatih tubuh dan jiwanya dengan disiplin tinggi. Ia berkali-kali gagal dalam memahami tahap pertama, merasakan cahaya matahari sejati, tetapi setiap kali ia jatuh, ia bangkit kembali dengan tekad yang lebih kuat.
Pada hari ke-789 dalam Ruang Pelatihan, Qin Wushuang akhirnya berhasil menyatu dengan esensi matahari. Tubuhnya mulai memancarkan cahaya keemasan, dan energi yang mengalir dalam nadinya jauh lebih murni dari sebelumnya.
Taixuan Dijing mengangguk puas. "Bagus. Kau akhirnya memahami tahap pertama."
Qin Wushuang tersenyum penuh kemenangan. Namun, sebelum ia bisa menikmati keberhasilannya, Taixuan Dijing mengangkat tangannya dan melemparkan sesuatu kepadanya.
"Minumlah ini," kata Taixuan Dijing.
Qin Wushuang menangkap benda itu dan melihat sebuah pil berwarna biru keemasan yang memancarkan aura surgawi.
"Ini..." Qin Wushuang menelan ludah. Ia bisa merasakan energi yang sangat dahsyat dari pil itu. "Pil Nirwana?!"
Taixuan Dijing mengangguk. "Pil ini akan membantumu menerobos ke Alam Jiwa Puncak. Tapi jangan anggap ini sebagai keuntungan. Ini adalah ujian lain. Jika kau tidak bisa mengendalikan energi yang dilepaskan, kau akan mati seketika."
Qin Wushuang menatap pil itu dengan penuh tekad. Ia tahu bahwa ini adalah kesempatan besar untuk memperkuat dirinya. Tanpa ragu, ia memasukkan pil itu ke dalam mulutnya dan mulai menyerap energinya.
Begitu pil itu larut dalam tubuhnya, energi yang luar biasa meledak dalam nadinya. Qin Wushuang segera duduk bersila dan mulai mengendalikan energi itu, sementara cahaya dari tubuhnya mulai berpendar semakin terang.
Taixuan Dijing menyilangkan tangannya di belakang punggungnya, mengawasi dari kejauhan.
"Sekarang, mari kita lihat apakah kau layak naik ke tingkat berikutnya."
---
Di luar Ruang Pelatihan Abadi, di Sekte Kekaisaran Abadi, para tetua yang sedang berkumpul tiba-tiba merasakan getaran luar biasa di langit. Bai Ruying yang sedang bermeditasi membuka matanya, ekspresinya berubah serius.
"Ada apa ini...? Energi yang begitu murni...!"
Huo Sheng yang berada di sampingnya menatap langit dengan mata membelalak. "Itu berasal dari Ruang Pelatihan! Jangan bilang... murid utama telah menerobos ke Alam Jiwa Puncak?!"
Langit di atas sekte bergemuruh, seolah dunia ini merasakan kelahiran seorang kultivator yang akan mengubah takdirnya sendiri.
Dan di dalam Ruang Pelatihan Abadi, Qin Wushuang membuka matanya. Matahari Penjaga di dalam dirinya telah bangkit sepenuhnya.
Ia telah mencapai Alam Jiwa Puncak.
_____________
Setelah berminggu-minggu di ruang pelatihan untuk memperkuat fondasi kultivasinya dan memahami seni bela diri tingkat tinggi, ia kini siap untuk menguji hasil latihannya dalam pertempuran nyata.
Di hadapan Taixuan Dijing, Qin Wushuang berdiri dengan napas yang stabil, auranya lebih tajam dan terkendali dari sebelumnya. Taixuan Dijing menatap muridnya dengan ekspresi datar namun penuh penilaian.
Di hadapan Taixuan Dijing, Qin Wushuang berdiri dengan napas yang stabil, auranya lebih tajam dan terkendali dari sebelumnya. Taixuan Dijing menatap muridnya dengan ekspresi datar namun penuh penilaian.
"Kau telah banyak berkembang, Wushuang," ujar Taixuan Dijing. "Namun, latihan tanpa ujian nyata hanyalah setengah jalan menuju kesempurnaan. Hari ini, kau akan menguji hasil kerja kerasmu."
Dengan satu gerakan tangannya, ruang di sekitar mereka bergetar. Cahaya keemasan melingkupi tubuh mereka, dan dalam sekejap, mereka berdua telah berpindah tempat.
Qin Wushuang membuka matanya dan terkejut melihat pemandangan di sekelilingnya. Mereka kini berdiri di arena tanding utama Sekte Kekaisaran Abadi, tempat yang megah dengan pilar-pilar menjulang tinggi, lantai batu giok yang bersinar, dan simbol-simbol kuno yang berkilauan dengan energi pelindung. Array Pelindung yang luar biasa kuat bergetar pelan, memberikan perlindungan absolut dari benturan pertempuran yang akan terjadi.
Di hadapan Qin Wushuang, sebuah gerbang raksasa terbuka perlahan. Namun, alih-alih menunggu lawan muncul, Qin Wushuang menegakkan tubuhnya, menarik napas dalam-dalam, lalu mengerahkan energinya.
"Kera Raja Langit, penjaga Sekte Kekaisaran Abadi!" suaranya menggema di seluruh pegunungan.
Jauh di atas gunung tertinggi, seekor kera raksasa yang tengah berjaga gemetar mendengar panggilan itu. Mata merahnya melebar, bulu keemasannya bergetar. Ia mengenali suara itu—suara pemimpin sekte! Tanpa ragu, Kera Raja Langit melompat dari puncak gunung, menerjang udara dengan kecepatan luar biasa, lalu mendarat tepat di tengah arena dengan dentuman yang mengguncang tanah.
Para tetua yang menyaksikan dari kejauhan terkejut. Bai Ruying mengernyit, "Bagaimana mungkin?, Pemimpin sekte langsung memberikan lawan berupa binatang kuno yang memiliki kekuatan diluar nalar kepada Qin Wushuang !"
Taixuan Dijing tetap tenang, sedikit mengangkat dagunya. "Menarik. Sepertinya Kera Raja Langit merasakan sesuatu yang lebih tinggi dalam suara Wushuang."
Kera Raja Langit menundukkan kepalanya, matanya masih menyimpan sedikit ketakutan, namun ia tetap harus menjalankan tugasnya sebagai lawan tanding. "Pemimpin sekte, muridmu ini harus menunjukkan kelayakannya. Aku akan menguji seberapa jauh ia telah berkembang."
Qin Wushuang mengangguk. "Aku siap."
Tanpa aba-aba lebih lanjut, Kera Raja Langit mengeluarkan raungan keras dan menerjang dengan kecepatan yang mengerikan. Dengan satu ayunan cakarnya, udara di sekitar arena bergetar, dan angin tajam berputar seperti pisau yang hendak mencabik-cabik segala yang ada di depannya.
Namun, Qin Wushuang tetap tenang. Dengan lompatan cepat, ia menghindari serangan itu, lalu membalas dengan serangan tinju yang dilapisi energi Matahari Penjaga. Tinju itu melesat seperti meteor, menghantam dada Kera Raja Langit dan membuatnya mundur beberapa langkah.
Mata Kera Raja Langit menyala. "Bagus, tapi masih belum cukup!"
Kera Raja Langit menggeram dan menghentakkan kakinya ke tanah. Gelombang kejut yang luar biasa melesat dari bawahnya, menciptakan retakan besar di lantai arena. Qin Wushuang segera melompat ke udara, namun Kera Raja Langit sudah mengantisipasinya. Dengan kecepatan yang tak sesuai dengan tubuh besarnya, ia muncul tepat di atas Qin Wushuang dan menghantam dengan telapak tangan raksasanya.
Boom!
Qin Wushuang terhempas ke tanah, menghancurkan bebatuan di sekelilingnya. Debu mengepul tinggi, menyembunyikan tubuhnya dari pandangan. Kera Raja Langit mengeluarkan tawa kasar, mengira bahwa lawannya sudah tidak mampu bangkit lagi.
"Mahluk kecil tetaplah mahluk kecil. Kau mungkin berbakat, tapi tak akan cukup untuk melawan kekuatan binatang kuno sepertiku."
Namun, sebelum ia bisa melanjutkan kata-katanya, suara gemuruh terdengar dari dalam kepulan debu. Aura yang luar biasa panas tiba-tiba membakar udara, dan cahaya keemasan bersinar dari dalam reruntuhan.
"Aku belum selesai," suara Qin Wushuang terdengar dalam dan mantap.
Dalam sekejap, debu beterbangan ke segala arah, terhempas oleh kekuatan yang melonjak dari tubuhnya. Qin Wushuang bangkit dengan mata yang kini memancarkan pola Matahari Penjaga yang berputar dengan cepat. Api keemasan melingkupi tubuhnya, membentuk lapisan pertahanan yang membuat tanah di bawahnya retak karena panasnya.
"Jangan sombong hanya karena kau besar," Qin Wushuang berkata sambil mengepalkan tinjunya.
Kera Raja Langit menyipitkan matanya, merasakan ada sesuatu yang berbeda. Energi yang dipancarkan Qin Wushuang kini jauh lebih stabil dan mengerikan. Namun, sebagai penjaga sekte, ia tak bisa mundur begitu saja.
"Kalau begitu, aku akan menggunakan kekuatan sejati milikku!"
Kera Raja Langit mengangkat tangannya ke langit. Awan gelap berkumpul di atas arena, dan petir mulai berkelebat di antara mereka. Energi yang dilepaskannya jauh lebih menakutkan dari sebelumnya. Dalam sekejap, tubuhnya yang sudah besar semakin membesar, bulu keemasannya berkilauan dengan petir yang menyelimuti seluruh tubuhnya.
"Teknik Raja Langit: Penghancur Gunung!"
Kera Raja Langit mengayunkan lengannya yang raksasa dengan kekuatan yang cukup untuk membelah gunung. Tekanan dari serangannya menciptakan gelombang kejut yang menghancurkan arena di sekitarnya. Namun, di saat yang sama, Qin Wushuang tidak menghindar. Ia justru maju ke depan, menyalakan seluruh kekuatannya dalam satu pukulan.
"Teknik Matahari Penjaga: Cahaya Penjaga Abadi!"
Dua kekuatan bertabrakan dalam ledakan dahsyat yang mengguncang seluruh sekte. Para tetua yang menyaksikan dari kejauhan terpaksa menggunakan teknik pertahanan mereka untuk menghindari gelombang kejut yang menyebar ke seluruh penjuru sekte.
Saat cahaya dari ledakan itu mereda, kedua petarung masih berdiri. Kera Raja Langit berlutut di satu kaki, napasnya berat, sedangkan Qin Wushuang tetap berdiri tegap, meskipun tubuhnya dipenuhi luka-luka kecil.
Kera Raja Langit menatapnya dengan mata penuh penghormatan. "Aku mengakui kekuatanmu, murid utama Sekte Kekaisaran Abadi. Kau benar-benar telah melampaui batasmu."
Taixuan Dijing yang sejak tadi menyaksikan pertarungan dengan tenang akhirnya berbicara. "Bagus. Pertarungan ini membuktikan bahwa kau siap untuk tahap berikutnya. Qin Wushuang, persiapkan dirimu. Ujian Kekaisaran Abadi akan segera dimulai."
____________
Di luar kawasan Hutan Asal Usul, di bawah langit malam yang gelap, suara langkah kaki yang cepat menggema di antara pepohonan raksasa. Seorang pria paruh baya berlumuran darah berlari sekuat tenaga, menarik tangan seorang wanita muda yang wajahnya pucat dan ketakutan. Nafas mereka terengah-engah, namun mereka tidak bisa berhenti.
Di belakang mereka, puluhan sosok berpakaian hitam mengejar tanpa ampun. Mereka melompat di antara dahan, gerakan mereka cepat dan penuh koordinasi seperti pemburu yang sedang mengincar mangsanya. Mata mereka yang tersembunyi di balik tudung hitam memancarkan niat membunuh yang tajam.
"Nona, kita harus segera mencapai batas hutan!" seru pria paruh baya itu sambil menahan darah yang mengalir dari luka di dadanya.
Wanita muda itu menggigit bibirnya, menahan air mata dan ketakutan yang mencekik dadanya. "Pengawal Bai, kau sudah terluka parah! Aku tidak bisa membiarkanmu mati demi aku!"
Pengawal Bai tersenyum lemah. "Nyawaku sudah kuserahkan untuk melindungimu sejak lama, Nona. Jangan buang waktamu untuk meragukan keputusanku. Kita harus terus berlari!"
Namun, sebelum mereka bisa melangkah lebih jauh, sebuah bayangan meluncur dari sisi kiri dengan kecepatan kilat. Sebilah belati hitam berkilat menuju wanita itu, membelah udara dengan suara tajam. Pengawal Bai bereaksi cepat, menarik wanita itu ke belakang dan mengangkat lengannya untuk menangkis serangan itu.
Clang! Belati itu mengenai pelindung lengan baja Pengawal Bai, namun dampaknya cukup kuat untuk membuatnya terdorong beberapa langkah ke belakang. Sosok penyerang yang melancarkan serangan itu kini berdiri di hadapan mereka, seorang pria tinggi dengan jubah hitam yang sedikit lebih mewah dari yang lain. Matanya berkilat dingin.
"Sudah cukup berlarinya. Serahkan wanita itu, dan aku akan memastikan kematianmu cepat dan tanpa rasa sakit," kata pria berjubah hitam itu dengan nada dingin.
Pengawal Bai mengatupkan rahangnya. "Aku lebih memilih mati bertarung!"
Sosok itu tersenyum mengejek. "Itu bukan pilihanmu."
Dalam sekejap, lebih banyak sosok berpakaian hitam bermunculan dari bayangan pepohonan, mengepung mereka dari segala arah. Beberapa memegang pedang, sementara yang lain menggenggam senjata rahasia yang dipenuhi racun mematikan.
Wanita muda itu menggigit bibirnya, tubuhnya bergetar. Ia tahu mereka terpojok. Tidak ada jalan keluar.
Namun, tepat saat para pembunuh itu hendak menyerang, suara lain menggema di seluruh hutan—suara yang begitu dalam, penuh kekuatan, dan bergema seperti petir yang mengguncang langit.
"Siapa yang berani mencemari tanah ini dengan niat membunuh?"
Tanah bergetar. Pepohonan bergoyang. Para pembunuh berpakaian hitam saling berpandangan, ketakutan mulai merayapi tubuh mereka.
Kemudian, dari puncak tebing yang menjulang di ujung hutan, sesosok makhluk raksasa muncul. Bulunya keemasan, matanya bersinar merah menyala. Nafasnya menghembuskan tekanan yang begitu kuat hingga udara terasa berat. Itu adalah Kera Raja Langit—penjaga Hutan Asal Usul!
Pria berjubah hitam terbelalak, tubuhnya menegang. "Kenapa makhluk itu ada di sini?! Bukankah ia hanya muncul saat dipanggil oleh..."
Sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya, Kera Raja Langit melompat turun dari tebing dengan kecepatan luar biasa. Tanah retak saat kakinya mendarat, dan raungan dahsyatnya mengguncang seluruh area.
"Kalian telah melanggar batas yang seharusnya tidak boleh dilanggar!" suara Kera Raja Langit menggema, matanya menatap tajam ke arah para pembunuh yang kini tampak goyah.
Di kejauhan, di dalam Sekte Kekaisaran Abadi, Taixuan Dijing yang tengah berdiri di puncak aula tiba-tiba mengangkat kepalanya, matanya menyipit.
"Sepertinya tamu tak diundang telah memasuki Hutan Asal Usul..." gumamnya pelan.
________