Anggita Dewi Asmara setelah kehilangan kedua orang tuanya ,kini Anggita tinggal memiliki seorang adik bernama Anjas Dwi Bagaswara adik laki laki satu satunya yang ada di dunia ini .
Namun , satu tahun yang lalu , Anjas divonis menderita jantung koroner hingga di haruskan menjalani perawatan intensif yang membutuhkan biaya ratusan juta setiap bulannya . dan Anggita tidak memiliki uang sebanyak itu , setelah keluarganya hancur dan menjadikan dirinya dan adiknya harus menjalani kehidupan yang sangat sederhana .
dan suatu hari datang seorang pria datang mengulurkan tangan padanya . dia bernama Maxsim putra Samudra , seorang presdir BIRTH AND MEETING GROUP . Yang memang sedang membutuhkan seorang istri kontrak untuk menghindari perjodohan .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28 MR. M
Saat botol berputar seperti jarum jam semua orang sangat bersemangat ,tapi ada sebagian yang berharap kepala botol tidak mengarah pada mereka .
"Selfi ." seru Sinta dan yang lainnya dengan antusias .
"Ehh kenapa kok bisa aku ." keluh Selfi .
"Sudah tidak perlu banyak alasan . Sekarang jawab saja pertanyaan ini ." ucap Sinta , sambil manggut manggut memikirkan pertanyaan yang akan di berikan kepada Selfi .
"Aku tahu ." ucap Selfi sambil menunggu pertanyaan dari Sinta yang di tunggu juga dengan yang lain , dimana Sinta bergaya sok misterius .
"Jujur , kapan terakhir kali kamu ngompol ."
Sejenak suasana di meja menjadi hening dan sunyi saat mendengar pertanyaan Sinta tapi detik berikutnya mereka semua tertawa terbahak bahak .
Berbeda dengan Selfi yang mengerucutkan bibirnya dengan kesal ." Yang benar aja , pertanyaan apa yang kamu tanyakan itu ?."
"Ini pertanyaan yang mudah ,kamu tinggal menjawabnya saja , atau jangan jangan Selfi malu karena ketahuan , sampai sekarang masih ngompol ?."
Hahaha...
Tawa mereka kembali menggema , Selfi semakin mengerucutkan bibirnya ." Enak saja , aku sudah tidak mengompol sejak ....sejak umur tujuh tahun . Itu saat pertama kali masuk sekolah SD ." jawab Selfi dengan wajah memerah malu .
"Nah , bukannya mudah menjawabnya ?." ucap Sinta sambil mengambil kembali botol dan dia serahkan pada Selfi yang bertugas untuk memutar botol selanjutnya .
Gadis yang beberapa detik yang lalu masih menunjukan ekspresi kesal sekarang tersenyum dengan licik seperti seekor rubah .
"Hahaha....awas saja kamu Sinta ! Aku sudah menyiapkan pertanyaan untukmu ."
"Lakukan saja kalau bisa . Lagi pula aku tidak menyembunyikan apapun ." tantang Sinta sambil mengejek .
Selfi tidak membalas lagi , dia kembali fokus akan memutar botol dan menghitung kira kira berapa putaran ,agar bisa berhenti tepat pada Sinta . Namun tidak sesuai dengan pemikirannya , botol malah berhenti tepat di depan Pak Narendra .
"Eh ." Pak Narendra juga terkejut sambil menunjuk ke arah dirinya sendiri dan terlihat bingung .
"Sekarang apa yang harus aku lakukan .? Tanya Pak Narendra .
Selfi tersenyum kaku , kecewa karena tidak sesuai dengan harapannya . Tetapi tiba tiba di kepalanya muncul sebuah idea jahil yang membuat lengkungan senyum di wajahnya dengan cepat mengembang lebar .
"Pak Narendra, jujur , berapa mantan Bapak sebelum menikah dengan mbak Maudy .?
"Apa ?..Selfi , kamu keterlaluan . Pertanyaan macam apa itu ?.. Tapi sebenarnya memang ada . Kalian tahu ,dulu saat sekolah saya termasuk idola , Adik kelas , kakak kelas bahkan teman sekelas pun pernah ." ketika mengatakan ini Pak Narendra tersenyum , merasa sangat bangga , mengenang masa masa kejayaannya yang benar benar membawa kenangan yang tak terlupakan .
"Ternyata Pak Narendra ini playboy juga . Aku sudah merekamnya , Mbak Maudy harus tahu kelakuan Pak Narendra ." ucap Sinta sambil mengoyang ngoyangkan ponselnya yang ada di tangannya lalu tertawa sumringah .
Berbeda halnya dengan Pak Narendra yang wajahnya langsung pucat mendengar ucapan Sinta .
"Sinta hapus sekarang juga , Apa kamu ingin membuat kita bertengkar dan bercerai?!." Pak Narendra mengambil ponsel Sinta akan menghapus rekaman itu . Tapi layar ponsel Sinta bahkan dalam keadaan mati , seketika itu juga dia sadar kalau baru saja di kerjai oleh Sinta .
Seketika Sinta tertawa keras di ikuti yang lain nya . Pak Narendra meletakkan kembali ponsel Sinta dengan pandangan tajam masih mengarah pada Sinta .
"Kamu memang menginginkan lembur setiap hari . Tenang saja saya akan memberi kamu tugas yang banyak ."
"Eh..jangan . Tidak boleh begitu dong Pak ." Sinta langsung memelas , dia mengaupkan kedua tanganya lalu minta maaf .
"Saya janji Pak , tidak akan mengulanginya lagi ."
Pak Narendra mendengus pelan , lalu mengambil botol sebelum memutar dia mengambil kekuatan penuh , saat botol mulai berputar semua mata mengikuti arah putarnya botol hinga bergerak semakin pelan dan tepat berhenti mengarah ke tempat duduk Anggita .
"Mbak Anggi .! " seru Sinta ." Ayo Pak Narendra , ajukan pertanyaan Anda ." desak Sinta .
Pak Narendra menatap Anggita sambil memikirkan pertanyaan yang tepat , tapi dia sama sekali tidak pandai dalam permainan ini ." Sinta kamu saja yang memilihkan pertanyaan untuk Anggita ." putus Pak Narendra .
Tidak butuh perintah yang kedua , Sinta langsung menegakan badanya dengan semangat dia mengetuk meja dengan jari telunjuknya .lalu menatap Anggita dengan lekat .
"Mbak Anggita , aku mewakili Pak Narendra mengajukan pertanyaan , jujur , berapa kali setiap harinya mbak Anggi berciuman dan sebutkan kapan waktunya ."
Uhuk..
Anggita yang mendengar pertanyaan Sinta sambil minum air langsung tersedak .
"Jika tidak bisa menjawabnya Mbak Anggita boleh memilih tantangan yang lain ." tambah Sinta dengan wajah liciknya .
"Baik aku pilih tantangan ." jawab Anggita dengan cepat tanpa berpikir panjang . tidak mungkin dia menjawab pertanyaan tidak masuk akal itu . Sangat memalukan untuk membahasnya .
Sinta manggut manggut ." karena Mbak Anggi memilih tantangan , maka kamu harus mengirim pesan romantis kepada seseorang ."
"Seperti ini sudah kan ?." Anggita menunjukan pesan yang telah dia ketik kepada Sinta sebelum mengirimnya .
Sinta hampir tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa , ketika melihat pesan yang di ketik oleh Anggita . Dia bersikap tenang lalu berkata .
"Rasanya tidak adil jika hanya aku saja yang lihat . Yang lain juga harus tahu kan.?
Tanpa menunggu jawaban dari Anggita , Sinta menaruh ponsel Anggita di atas meja agar semua dapat melihatnya . Merekapun membaca dengan hati hati pesan tersebut . Kemudian tertawa serentak .
" Mr,M ? Misterius sekali ." gumam beberapa teman yang lainnya .
Sinta tidak bisa lagi menahan tawa ketika memikirkan nama kontak tersebut ." Mbak Anggi , apa itu panggilan sayang ? Panggilan sayang itu kelihatan sangat kuno."
"Tapi setiap kata dalam kalimatnya benar benar tertulis dari hati . Mr ,M aku...." Sinta berusaha menyampaikannya dengan gerakan yang menghayati , membuat semuanya tertawa dengan tingkah konyol Sinta .
Anggita yang melihat hal itu ingin rasanya untuk mengambil ponselnya dan menghapus pesan itu . Dia benar benar malu dengan pesan yang baru saja dia tulis . Bahkan dia sendiri juga tidak tahu kenapa dia menulis pesan seperti itu , seolah itu bukan dirinya .
"Sinta , cepat kirim pesannya , jangan membuat Mr , M menunggu ." seru Rosa , juga tidak lupa mengolok Anggita dengan menyebut penekanan pada Mr ,M .
"Tunggu jangan kirim , jangan mengirimnya ."vteriak Anggita berusaha menghentikan Sinta . Tapi sinta sudah terlanjur mengirim kan pesan itu kepada Maxsim .
Ting..
Pesan terkirim .
Anggita segera meraih ponselnya dan memeriksa pesannya kalau benar benar telah terkirim . Tapi Maxsim belum membuka pesan itu , jadi masih ada kesempatan untuk menariknya kembali .
Ketika memikirkan hal ini senyum di wajah Anggita mengembang sempurna .
"Mbak Anggita kamu tidak boleh menghapus pesan itu ." seru Sinta yang merasa heran dengan gerak gerik Anggita . Matanya yang bulat terus memperhatikan gerak gerik Anggita . Lalu menjulurkan kepalanya mengintip apa yang di lakukan oleh Anggita dengan ponselnya .