Kinara yang baru menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi luar negeri segera pulang ke kampung halamannya untuk segera bertemu dengan kakak kandungnya yang sejak lama tinggal bersama sang nenek.
Namun hal tak terduga terjadi, kakaknya yang ditemukan tak bernyawa di belakang sekolah, menimbulkan berbagai spekulasi.
Mampukah Kinara menyibak rahasia kematian sang kakak ?.
Yuk baca cerita lengkapnya disini, dan jangan lupa like serta dukungannya agar Kinara bisa menyibak rahasia kematian sang kakak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qiana Lail, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 13. Siapa Arin ?
Boy menghentikan motornya dan meminta Kinara untuk turun dan segera bersembunyi. Sementara Boy juga bersembunyi bersama motornya untuk menghindari pasukan Naga Hitam.
Kinara memperhatikan anggota Naga Hitam yang sudah mengepung rumah Arin. Terlihat salah satu diantara mereka mengeluarkan ponsel untuk menghubungi seseorang.
Kinara menoleh saat ponsel Boy berdering bersamaan dengan anggota Naga Hitam yang sedang menghubungi seseorang.
"Sial ! Dimatikan oleh ketua. Apa yang harus kita lakukan sekarang ?."
"Coba kau hubungi lagi, mungkin tadi tidak sengaja kepencet."
"Ya benar kita tidak bisa menunggu terlalu lama, karena anggota Dom Anggels juga akan bergerak ke rumah ini."
Kembali salah satu anggota Naga Hitam menghubungi seseorang. Dan bersamaan dengan itu ponsel Boy kembali berdering.
"Apakah benar Boy adalah pemimpin Naga Hitam ?." batin Kinara.
Kinara memperhatikan Boy dan juga anggota Naga Hitam. Keduanya seolah sedang berkomunikasi. Boy memberi kode kepada seseorang sedangkan anggota Naga Hitam seolah mendapatkan perintah.
Dengan cepat anggota Naga Hitam, langsung mendobrak rumah Arin yang sudah sangat reot itu. Dengan sekali tendang pintu kayu itu langsung terlepas begitu saja.
Anggota Naga Hitam langsung masuk kerumah itu. Tak lama kemudian mereka keluar dengan tangan kosong.
"Brengsek ! Kita kecolongan lagi. Mungkin anggota Dom Anggels telah lebih dulu menangkap jalang sialan itu."
"Kita periksa sekali lagi, siapa tau ada sesuatu yang berguna nantinya."
Kinara hanya memperhatikan semuanya dari tempat persembunyiannya. Ia ingin melihat bagaimana reaksi anggota Naga Hitam dan juga Boy.
Terlihat raut wajah Boy yang menyiratkan kekecewaan. Entah apa yang membuat ia kecewa.
"Siapa Boy sebenarnya, mengapa orang-orang ku kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang Boy."
"Apakah benar ia adalah pemimpin Naga Hitam ?. Aku harus waspada, siapapun itu akan aku berikan pembalasan sepuluh kali lipat dari apa yang telah ia lakukan kepada kak Kinan." batin Kinara.
Setelah lama menunggu akhirnya, anggota Naga Hitam itu pergi meninggalkan rumah Arin. Boy segera keluar dari dalam persembunyiannya.
Namun Boy kehilangan jejak Kinara. Setelah ia mencari ke sekeliling tetap saja ia tidak bisa menemukan Kinara.
"Dimana nona muda ?. Aku lupa memperhatikannya karena fokus dengan anggota Naga Hitam."
"Apa yang harus aku lakukan sekarang ? Mencari nona muda atau mencari Arin ?." batin Boy sambil mengacak-acak rambutnya dengan frustasi.
Setelah mencari kesana kemari, Boy akhirnya pergi meninggalkan tempat itu. Ia juga menghubungi seseorang entah apa yang ia bicarakan.
Sementara Kinara yang bersembunyi akhirnya keluar dan berjalan menuju rumah yang hampir saja roboh itu.
Kinara langsung masuk untuk memeriksa sesuatu. Setiap sudut bahkan setiap inci rumah tersebut tak lepas dari perhatian Kinara.
Kinara berjongkok dan mengambil sebuah foto yang sudah sangat usang. Terdapat dua bayi kembar di dalam foto tersebut.
Tidak ada keterangan apapun dalam foto tersebut. Namun tahun yang tercatat dalam foto tersebut sama dengan tahun kelahirannya.
"Apakah ini foto Arin ? Tapi bukankah adik Arin saat ini lebih kecil darinya. Apakah mungkin Arin juga terlahir kembar ?."
Kinara mencoba memeriksa setiap tiang yang terbuat dari bambu, ia meraba setiap inci yang bisa ia raba. Setelah lama ia memeriksa setiap jengkal rumah itu, akhirnya ia menemukan sebuah kertas yang terlipat sangat rapi dengan dililit dengan lakban.
Perlahan Arin membuka kertas itu, dan ia melihat seorang wanita muda yang sangat cantik.
"Bukankah ini foto mama sewaktu masih muda, lalu siapa lelaki ini ? Dan apa hubungannya mama dengan Arin ?."
Srek Srek
Terdengar langkah kaki yang memasuki rumah tersebut. Dengan cepat Kinara bersembunyi di tumpukan karung-karung belas yang sangat usang.
Ada seseorang yang masuk ke dalam Rumah Arin dan segera memeriksa sesuatu. Namun entah apa yang ia cari, tapi ia dengan cepat keluar dari dalam rumah karena mendengar ada orang lain lagi yang datang.
Kinara melihat seseorang yang langsung keluar lewat pintu belakang, dan ada dua orang yang masuk kedalam rumah tersebut.
"Siapa Arin sebenarnya ? Mengapa ia menjadi buronan banyak orang, bahkan dari kalangan dunia bawah." batin Kinara.
"Kita lebih baik segera membakar rumah ini, jangan sampai ada seorang yang berhasil menemukan sesuatu di dalam rumah ini." ucap salah seorang diri mereka.
Dengan cepat Kinara merekam percakapan kedua orang tersebut, dan ia juga perlahan keluar dari persembunyiannya untuk segera meninggalkan rumah Arin.
Baru saja Kinara keluar dari rumah itu, terlihat api yang langsung membakar rumah Arin. Kinara langsung berguling-guling hingga tubuhnya masuk kedalam semak-semak.
Terlihat ada seseorang yang hendak mendekat kearahnya, namun belum sempat orang itu menemukan Arin, salah satu orang yang tadi membakar rumah itu menikamnya dari belakang.
"Ternyata ada orang selain kita. Cepat habisi orang itu sebelum kita ketauan !." perintah seseorang yang tak jauh dari tempat Kinara bersembunyi.
Tak lama terlihat perkelahian antara satu orang melawan dua orang. Sekuat apapun orang tersebut berusaha ia tetap kalah, baik dalam jumlah maupun tenaga serta kemampuannya.
Dengan berlumuran darah, orang yang malang itu menghembuskan nafas terakhirnya.
Tak lama kemudian, kedua orang itu segera pergi meninggalkan rumah Arin yang mulai habis di lalap si jago merah.
Kinara juga langsung pergi meninggalkan area tersebut. Ia langsung pergi menuju markas Dom Anggels.
Sementara Bram yang mendapatkan kabar bahwa Kinara menghilang ia langsung panik untuk mencari keberadaan Kinara.
"Tuhan jaga Kinara untuk ku, aku mohon." ucap Bram dengan suara yang bergetar.
Dengan semua kemampuan yang ia miliki ia segera mencari Kinara. Dengan bantuan beberapa orang Bram mencoba mencari Kinara.
"Boy tunggu pembalasanku, jika terjadi sesuatu yang buruk terhadap Kinara maka kau orang pertama yang akan aku bunuh !." ucap Bram penuh dengan penekanan.
"Paman maafkan aku, aku benar-benar tidak menyangka hal ini akan terjadi." jawab Boy dengan wajah lesu.
Boy sendiri tidak tau kemana Kinara berada, seandainya ia bersembunyi bersama pasti hal ini tidak akan pernah terjadi.
"Kinara semoga kau baik-baik saja ." ucap Bram berkali-kali.
"Paman lihatlah ini !." ucap Boy diantara rasa paniknya.
Bram segera meraih ponsel Boy, dan matanya langsung membulat saat ia membaca barita di salah satu situs web.
Terlihat rumah Arin yang terbakar, dan ada sebuah percakapan antara dua orang lelaki yang berniat untuk memusnahkan rumah itu.
"Siapa Arin sebenarnya ? Mengapa ada orang yang tidak ingin seseorang menemukan bukti di dalam rumahnya yang sudah reot itu ?." tanya Bram.
"Aku tidak tau paman, yang aku tau selama ini Queen selalu memaksa agar Arin menyerahkan sebuah rekaman kepadanya. Namun Arin selalu menolaknya." jelas Boy.