Desclaimer : Cerita ini tema pernikahan, di tujukan untuk yang sudah cukup umur atau sudah menikah yah.
Di hari pernikahannya Ayla memilih pergi dan tak ingin menikahi laki-laki yang dia cintai.
Tapi dia tak menyangka,akhirnya tunangannya malah memilih menikahi kakaknya sendiri.
Sejak saat itu, Ayla pikir kisah cintanya sudah berakhir. Dan berusaha menghapus semua rasa cintanya pada lelaki itu.
Tapi, ternyata laki-laki yang sudah menjadi kakak iparnya itu tidak berhenti mengejarnya.
Bagaimana bisa dia kembali mencintai pria yang sudah memilih wanita lain, bahkan sudah menjadi kakak iparnya itu.
Bisakah Ayla benar-benar terlepas dari kakak iparnya. Ataukah dia akan memilih mengembangkan sisa-sisa cintanya pada kakak iparnya?
Baca kisah mereka, dalam novel.
"Di Kejar Kakak Ipar"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss HF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Juan & Ayla : Menghindar
Begitu tiba di rumah sakit, Juan baru saja di pindahkan ke ruang perawatan.
"Apa ada kemajuan dari kondisi Juan?" Tanya Ayla pada Elizabeth yang sedang berjalan di koridor rumah sakit.
"Ayla?? " Ucap Elizabeth terkejut.
Karena sepengetahuannya, Ayla tidak akan diizinkan lagi berurusan dengan keluarga Arvano, karena penerus keluarga Theodore adalah Ayra, dan Ayla akan tetap di sembunyikan dari umum sebagai anak kedua Theodore.
"Dia sudah lebih baik, karena sudah bisa bernafas tanpa bantuan alat."ucap Elizabeth lega.
Ayla ikut tersenyum bersama Elizabeth.
Setelah di dalam kamar perawatan Juan, Ayla langsung duduk di samping tempat tidur Juan menjaganya.
" Juan, cepat bangun. Ada yang ingin ku sampaikan padamu." Ucap Ayla menggenggam tanga Juan.
Tangannya yang kekar, biasanya akan menggenggam tangan Ayla, sekarang melemah.
Melihat Juan yang tak sadar, membuat Ayla berpikir. Ingin terus berada di samping Juan, meskipun itu berbahaya. Memikirkan kehilangan Juan saat dia tak jujur pada perasaannya sendiri terasa sangat menyakitkan.
Dan Juan juga benar, tidak perduli dimanapun dia berada, kematian adalah hal yang tidak bisa dihindari. Karena itu, dia sudah memutuskan untuk mendampingi Juan.
"Aku belum sempat, membalas perasaanmu. Dan menyampaikan perasaanku yang sebenarnya. Ku mohon, bangunlah Juan." Ucap Ayla pelan. Berhari-hari dia berada di samping Juan, tapi belum ada kemajuan.
"Ayla, sebaiknya kamu beristirahat." Ucap Elizabeth, yang melihat Ayla tidur tak nyaman sambil duduk menunggu Juan sadar.
"Nanti, tante akan bangunin kamu. Kalau Juan bangun.
Akhirnya, Ayla bisa tidur dengan nyenyak karena berada di dekat Juan. Tapi, ketika dia terbangun Juan malah tidak ada di tempat tidurnya.
Tapi, dia malah melihat Anna dan Linda.
" Mama? Bibi?"panggil Ayla dengan penuh tanya.
Melihat tempat tidur yang kosong, Ayla panik.
"Juan sudah sadar, dan dia sudah kembali ke rumahnya. Dia minta aku menjemputmu." Ucap Anna datar.
"Gak Mungkin." Ucap Ayla menangis.
Dengan marah, Ayla meminta Anna mengantarnya ke rumah Juan. Dan Anna hanya menuruti anaknya itu.
Tapi, begitu di depan pagar besar. Keluarga Arvano bahkan tak membukakan pintu untuk Ayla.
"Juan, Ayla sudah menunggu kamu siuman. Dia pasti sangat khawatir." Ucap Elizabeth.
Tapi, Juan hanya diam dan kembali ke kamarnya dengan kursi rodanya.
.
Setelah Juan tersadar, dia langsung memanggil nama Ayla. Lalu Elizabeth melihat ke arah Ayla yang sedang pulas tertidur.
"Syukurlah dia baik-baik saja." Ucap Juan tersenyum.
Tubuhnya masih terasa kaku, karena berbaring hampir 1 bulan.
"Sudah berapa lama aku tidak sadar?" Tanya Juan.
"Hampir 1 bulan, lebih tepatnya 28 hari Tuan." Ucap Miko.
"Selama itu? Lalu, siapa yang menabrak ku?" Tanya Juan sambil meringis yang masih belum terasa nyaman dengan tubuhnya.
"Anak Buah keluarga Storm Tuan." Ucap Miko.
"Berarti sasarannya adalah aku?" Ucap Juan ingin mendekati Ayla, ingin melihatnya dari dekat. Bawahannya yang mengerti langsung mengambilkan kursi roda untuk Juan.
Saat hendak mengelus kepala Ayla, dia melihat bekas jahitan yang masih baru. Dan di kakinya juga.
"Seberapa parah dia terluka?" Tanya Juan.
"Nona Ayla, mendapatkan jahitan di kepala, lengan dan juga kakinya." Jawab Miko.
"Maaf, membuatmu terluka Ayla. Kamu benar, jika hidup dengan laki-laki sepertiku. Nyawamu akan terus berada dalam bahaya." Batin Juan sambil menyentuh bekas luka di tubuh Ayla dengan lembut.
Ayla tertidur sangat pulas, karena sejak kecelakaan dia sedikit tidur dan selalu memikirkan Juan, berada satu ruangan dengan Juan membuatnya tertidur pulas.
"Bawa aku pulang." Ucap Juan
"Saya akan mempersiapkan semuanya." Ucap Miko yang pamit mengurus berkas Juan untuk pulang.
Juan kemudian menelepon keluarga Ayla.
"Tolong jemput Ayla, dan jangan biarkan dia datang atau mendekati kediaman Arvano lagi, jika tak ingin dia terluka." Ucap Juan singkat lalu mematikan ponselnya.
"tapi Juan, dia sudah menunggu kamu untuk bangun. Dia sangat khawatir, dan juga Dia selalu mengatakan, ingin menyatakan perasaannya padamu. Setiap hari, dia tidur sambil duduk di sampingmu." Ucap Elizabeth.
"Cukup, aku gak butuh dia di dekatku." Ucap Juan langsung menggerakkan kursi rodanya menuju pintu.
....
Akhirnya, Ayla dengan pasrah kembali ke rumahnya.
Dia berdiam diri, tak mau melakukan apapun.
"Sayang, bibi ada belikan kamu cake cream yang kamu suka." Ucap Linda memperlihatkan kue di tangannya.
"Aku gak nafsu." Ayla membalik tubuhnya membelakangi Linda.
"Apa begini yang namanya patah hati. Sakit sekali. Padahal aku sangat khawatir sama dia. Tapi, tega sekali dia perlakukan aku seperti ini? Apa dia juga sakit hati waktu ku tolak?" Batin Ayla. Dan air matanya mengalir begitu saja.
"Waktu itu, dia tak menyerah mengejar ku, apa aku juga harusnya begitu?" Batin Ayla, lalu dia menghela.
Sementara Juan sibuk fisioterapi, untuk mengembalikan kondisi tubuhnya.
Ayla memilih kembali bekerja, melihat di atas mejanya. Banyak pekerjaan nya yang tertunda. Jika asisten A. L.T terluka, maka A.L.T pun akan ikut libur.
Sebulan berlalu dengan kesibukan masing-masing. Dan rasa rindu yang tak bisa mereka ungkapkan.
Ayla melihat berita dan melihat wajah Juan di sana.
"Baiklah, jika kamu ingin melupakan aku. Maka aku akan melupakan kamu." Gumam Ayla.
Dia mencari kontak mafia lain yang masih belum menikah, dan ingin mengajaknya berkencan.
"Yang ini, semua mantannya gak ada yang bertubuh besar. Fix, dia suka yang mungil. Tapi, bicara soal mantan. Juan gak pernah terlihat punya mantan, satu-satunya yang aku pernah lihat di hotel waktu itu." Batin Ayla.
"Ahh... Yang ini. Tapi dia lebih muda. Ahh.. Biarkan saja. Lagipula aku cuma ingin mengajak mereka makan beberapa kali. Setelah itu cari yang lain lagi." Ucap Ayla menghubungi Marko, salah seorang anak mafia berumur 24 tahun.
Setelah bertemu beberapa orang mafia, Ayla berpikir di dalam kamarnya.
"Apakah aku memang seperti ini? Keras kepala?" Mengingat apa yang dia lakukan sama sekali bukan hal biasa yang akan di lakukan.
Sejak kecil pun begitu, dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan baik secara paksa atau tidak. Dan satu-satunya orang yang bisa mengendalikan dia adalah Ayra.
Saat Anna menekannya, maka Ayra lah yang menjadi penolongnya
"Apa yang akan di katakan Kak Ayra kalau melihat aku seperti ini." Batin Ayla.
Keesokan harinya, dia bertemu dengan Marko lagi. Karena di antara semuanya, Marko yang paling asyik di ajak bicara, Dia sudah mempunyai kekasih yang dia sayangi. sehingga Ayla bertemu dengannya hanya sebatas ingin mengobrol, dan kebetulan Marko tertarik dengan arsitek.
"Tuan, saya dengar. Nona Ayla sedang bertemu dengan Marko lagi hari ini. Anak kedua dari Keluarga Silvester." Lapor Miko pada Juan.
Silvester, salah satu keluarga yang masih segaris sengan mereka. Seperti hubungan Arvano dan juga Theodore.
"Apa yang perempuan ini ingin lakukan?" Juan langsung pergi lokasi tempat mereka makan siang.
Sampai di sana, dia melihat Marko duduk berdekatan dengan Ayla.
Juan yang melihatnya tersulut api cemburu.
"Berdiri....! " Ucap Juan dingin.
"Tuan Juan." Marko langsung berdiri memberi hormat. Tapi Ayla hanya duduk diam melihat kertas di hadapannya.
Tak melihat Ayla kunjung berdiri.
Juan lalu menarik lengan Ayla, "berdiri kataku! "
Tapi dia sangat terkejut, melihat wajah Ayla penuh dengan air mata.
"A... A... Pa? Kenapa?" Tanya Juan.
...****************...