Cerita Tiger and Crane mengikuti kisah seorang anak bernama Hu Zi yang merupakan seorang anak yatim piatu yang cerdas dan ceria. Namun, suatu hari ia tak sengaja menelan mutiara merah, sebuah harta dari energi Yang terdalam. Kejadian ini, lantas menuntun dirinya kepada seorang master iblis yang suram bernama Qi Xuao Xuan. Dalam dunia hantu dan setan, kepribadian antara Hu Zi (Jiang Long) dengan Qi Xuao Xuan (Zhang Linghe) adalah dua pemuda yang memiliki kepribadian yang berbeda. Mereka akhirnya terpaksa berpetualang bersama karena mutiara merah. Sedangkan Hu Zi dan Qi Xuao Xuan yang diawal hubungan saling membenci menjadi bersatu hingga bersinar satu sama lain. Terlebih setelah mereka melalui banyak ujian hidup dan mati, membuat keduanya tumbuh menjadi lebih kuat satu sama lainnya. Hingga suatu hari, Qi Xuao Xuan masuk penjara karena melindungi Hu Zi. Hu Zi beserta teman-temannya akhirnya mengikuti seleksi nasional untuk master iblis, yang pada akhirnya mereka justru mengungkap konspirasi besar yang merupakan sebuah kebenaran seputar perang iblis yang telah terjadi pada 500 tahun lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ujian Pertama
Udara dingin malam perlahan tergantikan oleh embusan angin pagi yang hangat. Setelah melewati malam penuh ketegangan, Hu Zi dan Qi Xuao Xuan akhirnya keluar dari hutan menuju sebuah jalan setapak yang mengarah ke desa kecil. Langkah Hu Zi terasa berat, tubuhnya masih lemah setelah kejadian aneh tadi malam. Qi Xuao Xuan melangkah tanpa sedikit pun menunjukkan kelelahan.
"Kita tidak bisa berhenti di sini terlalu lama," ujar Qi Xuao Xuan tanpa menoleh.
Hu Zi menghentikan langkahnya, terengah-engah sambil memegangi lutut. "Aku ini manusia biasa, kau tahu? Aku butuh istirahat!"
Qi Xuao Xuan akhirnya berhenti, berbalik, dan menatap Hu Zi dengan dingin. "Kau bukan lagi 'biasa'. Mutiara itu telah mengubahmu. Tubuhmu hanya perlu waktu untuk beradaptasi."
"Aku tidak minta untuk diubah!" bentak Hu Zi.
Tatapan Qi Xuao Xuan mengeras. "Tak ada yang peduli apa yang kau inginkan. Dunia ini tidak peduli pada kehendakmu. Jadi jika kau ingin bertahan, kau harus berhenti mengeluh."
Hu Zi terdiam, tapi dalam hati ia merasa marah sekaligus tidak berdaya. Ia tahu pria itu benar, tapi sulit menerima kenyataan yang tiba-tiba menghantam hidupnya.
Langkah mereka akhirnya membawa mereka ke desa kecil yang tampak sunyi. Penduduknya terlihat sibuk dengan kegiatan masing-masing, namun atmosfer desa itu terasa aneh. Tidak ada suara burung, tidak ada angin yang berhembus di antara pepohonan. Keheningannya membuat Hu Zi merasa tidak nyaman.
"Ada apa dengan tempat ini?" bisik Hu Zi, memandang sekeliling dengan waspada.
Qi Xuao Xuan berhenti melangkah, memandangi salah satu rumah dengan pintu setengah terbuka. "Jaga jarak. Ini bukan desa biasa."
Hu Zi menelan ludah, mengerutkan kening. Saat ia hendak bertanya lebih lanjut, Qi Xuao Xuan tiba-tiba mengangkat tangan, menciptakan lingkaran energi bercahaya biru di udara. Dalam sekejap, kabut tipis yang tidak terlihat sebelumnya mulai menyebar, mengungkapkan bayangan-bayangan gelap yang tersembunyi di sudut-sudut desa.
Sebelum Hu Zi sempat bertanya apa yang terjadi, salah satu bayangan melesat ke arah mereka dengan kecepatan luar biasa. Qi Xuao Xuan bergerak cepat, menciptakan perisai energi yang memantulkan serangan itu. Dengan satu gerakan tegas, pedang energi muncul di tangannya, dan ia menebas bayangan itu hingga lenyap menjadi asap.
"Diam di belakangku, bocah bodoh," perintah Qi Xuao Xuan.
Bayangan-bayangan lainnya mulai bermunculan, menyerang mereka dari segala arah. Qi Xuao Xuan bergerak seperti angin, setiap tebasannya menghancurkan satu bayangan. Namun, jumlah mereka terlalu banyak, dan beberapa berhasil menyelinap mendekati Hu Zi.
Hu Zi panik, berusaha menghindar, tapi tubuhnya terasa berat. Salah satu bayangan melingkarkan "tangannya" yang berbentuk asap di lehernya. Dinginnya menusuk hingga ke tulang.
"Tolong!" teriak Hu Zi.
Tubuhnya tiba-tiba memancarkan cahaya merah terang, sama seperti malam sebelumnya. Cahaya itu begitu kuat sehingga bayangan yang menyentuhnya langsung terpental sambil menjerit. Namun, cahaya itu tidak berhenti. Hu Zi merasakan tubuhnya semakin panas, seolah-olah ada kekuatan besar di dalam dirinya yang ingin keluar. Tanpa sadar, ia mengangkat tangannya, dan semburan energi merah menghancurkan bayangan yang mendekat.
Qi Xuao Xuan meliriknya sekilas. "Kau mulai menunjukkannya," gumamnya.
Namun, energi itu semakin liar. Tubuh Hu Zi bergetar hebat, dan ia jatuh berlutut. "Aku... tidak bisa menghentikannya!"
Qi Xuao Xuan bergerak cepat, meletakkan tangan di kepala Hu Zi. Energi biru mengalir darinya, menyeimbangkan kekuatan dalam tubuh Hu Zi. Perlahan, cahaya merah itu mereda, dan Hu Zi terjatuh ke tanah dengan napas tersengal.
Bayangan-bayangan yang tersisa menyadari bahwa mereka tidak bisa menang. Mereka mundur, menghilang ke dalam kegelapan desa.
Setelah keadaan tenang, seorang wanita tua keluar dari salah satu rumah. Ia membawa tongkat kayu, wajahnya penuh kerutan, namun matanya tajam dan penuh kewaspadaan.
"Kalian... siapa kalian?" tanyanya dengan suara parau.
"Kami hanya melewati desa ini," jawab Qi Xuao Xuan singkat.
Wanita itu menatap mereka lama, terutama Hu Zi. "Bocah itu... kau membawa sesuatu yang berbahaya," katanya.
Hu Zi hanya bisa menatap wanita itu dengan bingung. "Apa maksudmu?"
"Mutiara itu," jawab wanita itu. "Energinya mengganggu keseimbangan desa ini. Ia membawa malapetaka."
Hu Zi menunduk, dadanya terasa sesak. Ia tidak ingin menjadi penyebab bencana, tapi kenyataan itu semakin sulit ia hindari.
"Dia tidak punya pilihan," Qi Xuao Xuan menjawab dengan nada dingin. "Mutiara itu memilihnya, dan sekarang dia harus belajar mengendalikannya."
Wanita itu mengangguk pelan, tapi raut wajahnya masih muram. "Kalau begitu, tinggalkan desa ini. Kami sudah cukup menderita."
Qi Xuao Xuan menarik lengan Hu Zi dan berjalan pergi tanpa berkata apa-apa lagi.
Setelah beberapa saat, Hu Zi akhirnya membuka mulut. "Kenapa semua orang memandangku seperti aku ini bencana? Aku tidak pernah minta ini terjadi, Qi Xuao Xuan!"
Qi Xuao Xuan berhenti, menatap Hu Zi dengan tajam. "Kau memang bukan bencana, tapi kau membawa cahaya yang akan menarik kegelapan. Dunia tidak peduli pada kehendakmu, Hu Zi. Yang mereka pedulikan adalah kekuatan yang ada dalam dirimu."
Hu Zi menggigit bibirnya, berusaha menahan emosi.
Sementara itu, di kejauhan, seorang pria bertopeng berdiri di atas bukit, mengamati mereka dari jauh. Senyum tipis muncul di wajahnya.
"Jadi, pewaris Mutiara Merah telah ditemukan. Mari kita lihat seberapa lama dia bisa bertahan," gumamnya sebelum menghilang ke dalam kegelapan.