Aira mahasiswa cantik. Prodi pendidikan, yang sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi.
Pak Hirata adalah seorang dosen yang selalu menggoda Aira. Ia masih lajang. Tapi umurnya terpaut lumayan jauh dengan Aira.
Aira selalu menolak godaan dari pak Hirata. Namun di suatu hari dirinya terjebak oleh dosen sialan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alcesky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Traktir Pak Hirata
Hari ini Aira di temani oleh Fasa pergi ke ruang pengaduan. Ia hanya berharap semoga mendapat bantuan sesuai dengan yang di harapkan nya.
Sedangkan Fasa, hanya menuruti bestie nya saja. Kemana pun Aira pergi di ikuti oleh nya. Karena Fasa juga merasa tidak memiliki teman yang sangat dekat dengan nya, kecuali Aira.
"Fa, kamu ikut masuk ya" ucap Aira.
"Enggak ah ra, kamu aja aku malu" ucap Fasa.
"Kenapa harus malu?" tanya Aira.
"Gapapa sih malu aja" jawab Fasa.
"Udah gapapa ayo ikut masuk saja" ucap Aira.
Fasa menuruti apa kata Aira. Ia ikut Aira masuk ke ruangan pengaduan.
"Permisi...." salam Aira kepada seluruh manusia di dalam ruangan pengaduan tersebut.
"Haloo mba, ada yang bisa di bantu?" tanya mba Riska.
"Iya mba ada banget. Alhamdulilah mba Riska ada disini juga akhirnya" ucap Aira.
"Iya gimana mba?" tanya mba Riska.
"Jadi, gini mba aku kemarin sudah kesini bertemu dengan Bu Susi. Beliau menyuruh saya untuk bertemu dengan mba Riska" ucap Aira.
"Mau pengaduan ya mba?" tanya mba Riska.
"Kurang lebihnya gitu sih mba" jawab Aira.
"Ya sudah sini ceritakan saja bagaimana dirimu di kampus dan apa masalah mu?" ucap mba Riska.
"Emm... Jadi gini mba aku tuh risih banget sama pak dosen tua bangka itu" ucap Aira.
"Maksudnya?" tanya Riska.
"Ihh masa mba nggak tahu sih" ucap Aira.
"Coba kamu kasih tahu biar mba tahu" ucap Riska.
"Pak Hirata mba" ucap Aira.
"Ohh ternyata itu. Memang beliau bagaimana dengan kamu?" tanya mba Riska.
"Beliau pernah mengancam saya mba. Memaksa saya untuk menikah atau menjadi pasangan haram nya ( pacaran)" ucap Aira.
"Bagaimana kronologi nya?" tanya mba Riska.
"Berawal dari saya yang meminta tanda tangan dari pak Hirata. Namun, tidak di acc. Tanpa tanda tangan beliau malah meminta hal yang tidak senonoh tersebut. ( Aira juga menceritakan tentang pak Hirata meminta Aira memeluk/ mencium dosen tua bangka itu). ucap Aira.
"Baiklah mba. Saya sudah menganalisis dari cerita mba Aira. Kami akan segera menghubungi mba Aira. Kami memohon agar mba Aira bersabar menghadapi masalah ini" ucap mba Riska.
"Baik mba Riska. Terimakasih kalau begitu" ucap Aira.
"Sudah ya ra?" tanya Fasa.
"Sudah Fa, sebentar ya" ucap Aira.
"Mba, saya dan teman saya izin keluar ya kalau begitu. Saya ucapkan banyak sekali terimakasih" ucap Aira.
"Iya mba Aira. Semoga di beri ketabahan dalam menghadapi masalah ini ya. Tetap semangat jangan pernah menyerah" ucap mba Riska.
Setelah mengadukan beban yang di alami oleh Aira. Akhirny Aira dan Fasa bisa keluar dari ruangan tersebut.
Mereka berdua tetap bersama. Tanpa berpisah sedikit pun. Karena sama-sama belum ada jam. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pergi ke kantin. Mereka berdua juga sama-sama belum sarapan di rumah.
"Kamu sudah sarapan belum?" tanya Fasa pada Aira.
"Belum sih. Aku jadi laper nih" jawab Aira.
"Yaudah yuk ke kantin dulu, kamu belum ada mata kuliah kan?" ajak Fasa sembari bertanya.
"Belum kok aku masih nanti siang setelah dzuhur" ucap Aira.
"Let's go kantin ra" ucap Fasa.
Mereka berdua menuju ke kantin belakang kampus. Yang bisa di tempuh hanya dengan menggunakan kaki saja.
Tanpa di sadari mereka ternyata melewati tempat makan pak dosen tua bangka itu. Dan dosen itu melihat mereka berdua jalan kaki.
"Wahh anak itu memang benar-benar nekat sekali ya dengan ku" ucap Hirata di dalam hati nya.
Kali ini Hirata tidak mengganggu Aira sama sekali. Malahan ia berniat baik. Entah hatinya yang luluh. Atau malah ada kemauan tersendiri yang di pendam oleh dosen tua itu.
"Hahaha memang nya kamu itu punya uang ra, mau makan di kantin" ucap dosen tua itu meremehkan Aira. Namun hanya berkata di dalam hati saja. Karena sebenarnya Aira adalah mahasiswa kesayangan nya. Tidak mungkin akan di olok-olok secara nyata oleh Hirata.
Nama Aira sudah tertanam di dalam lubuk hati nya yang paling dalam. Namun, Aira masih saja tetap berlagak seperti orang yang tak begitu mengenali Hirata.
"Hahaha ya sudahlah nanti biar aku bayarkan saja makan mu selama satu bulan di kantin itu" ucap pak Hirata.
Pak Hirata tidak akan membayarkan ke kantin itu dengan menampilkan wajahnya. Tapi, dirinya menyuruh ibu kantin tempat dia makan tersebut untuk mengantarkan uan nya. Dan tak lupa pak Hirata juga memberikan upah kepada ibu kantin yang di suruh nya itu. Hirata tidak ingin menimbulkan ke irian di suasana kantin tersebut.
" Ibu apakah saya bisa meminta tolong?" tanya pak Hirata dengan sopan.
"Tentu saja bisa pak. Ada apa ya?" tanya ibu kantin tersebut.
"Jadi, gini bu di kantin depan ada anak bimbing saya. Nah, dia makan disitu. Saya ingin membayari makan nya. Tapi tidak ingin sampai anak itu tahu. Bolehkah saya meminta bantuan ibu?" pinta pak Hirata.
"Maksudnya saya mengantar kan uang kesana begitu ya pak?" ucap ibu kantin itu.
"Tepat sekali ibu. Kurang lebih nya seperti itu" jawab pak Hirata.
Ibu kantin itu mengetahui tentang bagaimana pak dosen itu. Maka beliau sangat-sangat segan dengan pak Hirata.
"Daripada ke kantin depan kenapa tidak ke kantin saya saja pak heheh" canda ibu kantin itu.
"Tenang saja bu. Saya pasti akan memberikan imbalan pada ibu" ucap pak Hirata.
"Eh tidak perlu pak, saya hanya sedikit bercanda saja" ucap ibu kantin.
"Tidak apa-apa ibu. Memang niat saya dari awal begitu" ucap pak Hirata.
"Wah pak Hirata ini sangat baik ya. Sangat suka berbagi rezeki" ucap ibu kantin itu yang merasakan hati senang karena di beri rezeki oleh pak dosen.
Lalu, pak Hirata langsung memberikan uang kepada ibu kantin itu. Dua amplop jumlah total. Yang satu untuk di berikan ke ibu kantin depan. Yang satu lagi untuk ibu kantin yang di tempati ia makan tersebut.
"Ini bu ada dua amplop dengan jumlah nominal yang sama. Yang satu saya mohon dengan sangat berikan ini kepada ibu kantin depan dan tolong bilang ke beliau jika Aira makan di sana ini adalah bayaran nya" ucap pak Hirata.
"Terus yang di tempat saya untuk apa ya pak?" tanya ibu kantin.
"Sama seperti milik ibu kantin depan bu" ucap pak Hirata.
"Kalau misalkan Aira tidak ke tempat saya. Berarti ini untuk membayar makan bapak?" tanya ibu kantin.
"Tidak bu, ini tetap untuk Aira. Makan saya biar saya yang tanggung sendiri" ucap pak Hirata.
kita di sini mau belajar bersama dengan mentor dan juga mengadakan Event tertentu dengan reward
caranya mudah wajib follow akun saya maka saya akan undang kaka untuk masuk Gc Bcm. Terima kasih