Demi menyekolahkan dang adik ke jenjang yang lebih tinggi, Cahaya rela merantau ke kota menjadi pembantu sekaligus pengasuh untuk seorang anak kecil yang memiliki luka batin. Untuk menaklukkan anak kecil yang keras kepala sekaligus nakal, Cahaya harus ekstra sabar dan memutar otak untuk mendapatkan hatinya.
Namun, siapa sangka. Sang majikan menaruh hati padanya, akan tetapi tidak mudah bagi mereka berdua bila ingin bersatu, ada tembok penghalang yang tinggi dan juga jalanan terjal serta berliku yang harus mereka lewati.
akankah majikannya berhasil mewujudkan cintanya dan membangunnya? ataukah pupus karena begitu besar rintangannya? simak yuk, guys ceritanya... !
Happy reading 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukti
PLAAKKK...
Sebuah tamparan keras Mahya layangkan pada Sagara, dadanya naik turun menahan amarah yang sudah siap meledak.
"Jangan buat ibumu ini malu, Sagara..! Cepat ganti bajunya dan ikut Mama! Mau di taruh dimana muka Mama di hadapan tamu, hah..!" Bentak Mahya.
Cahaya berjalan maju kearah Mahya, tangannya mengepal kuat demi menahan agar ia tak menyumpalkan gumpalan tisu ke mulut Mahya.
"Siapa yang bikin malu? Anda yang bikin acara tanpa persetujuan Mas Gara, sikap anda ini sangat lucu sekali. Dengarkan ini baik-baik ya, Ibu Mahya yang terhormat dengan segala kegengsiannya. Mas Gara dan Aku akan menghadiri acara pernikahan yang sudah di siapkan oleh calon kakak madu, eh uppsss... Maksudku pernikahan miss pelakor."Ucap Cahaya membalikan ucapan Mahya, enak saja nenek peot itu mengatur-atur majikannya yang dingin itu.
Cahaya langsung menutup mulutnya dan meralat ucapannya yang semakin membuat Mahya geram, Mahya hendak meraup wajah Cahaya akan tetapi Cahaya langsung melangkah mundur ke belakang.
"Eiittsss... Gak kena! Hihihi... Udah dandan cantik kok sembarangan mau di rusak, benerin dulu itu alisnya ibu mertua, kayaknya gak simetris." Cibir Cahaya, dia terkikik geli menatap raut kesal Mahya yang langsung memeriksa penampilannya.
Aliando dan Matheo takjub melihat keberanian Cahaya, keduanya mengulum senyumnya sampai pipinya terasa keram.
Sagara bangga kepada Cahaya yang lebih berani dari pada prediksinya, dia kira Cahaya akan diam dan akan terlihat lemah. Nyatanya, dia menjadi garda terdepan dirinya.
Mendengar keributan yang terjadi, Akbar dan Rachel segera menghampiri lokasi keributan tersebut.
"Ada apa ini?" Tanya Akbar.
"Wiihhh, calon Papa mertua udah dateng ni." Ucap Cahaya.
"Siapa kamu?!" Sewot Akbar.
Cahaya mengalihkan pandangannya pada Rachel, dia melihat perut Rachel yang memang sudah terlihat berbeda.
"Oh ini yang jadi pelakor? Haduh, muka gak seberapa aja bangganya minta ampun. Mau nikah ya? Sok atuh cepet, itu ada bapak-bapak pake peci udah nunggu, nanti penghulunya keburu mepet sama jadwal lainnya, di pikir cuma nikahin anak orang disini doang." Ucap Cahaya pada Rachel.
"Apa-apaan kamu, hah! Datang gak di undang, sekalinya datang malah bikin malu orang. PERGI!" Akbar mengusir Cahaya keluar dari rumahnya.
"Dia calon istriku! Jangan berani-berani mengusirnya, yang mau nikah kan Papa bukan aku. Jadi, sekarang aku mau lihat selingkuhan Papa yang udah bunting itu." Tekan Sagara, dia menatap Rachel dengan tatapan tajamnya.
"SAGARA! KETERLALUAN KAMU, KAMU NUDUH PAPA KAMU SELINGKUH, EMANG KAMU PUNYA BUKTI?!" Teriak Mahya tidak terima.
"Miss Rachel, sini dong. Tunjukkan sifat aslimu, jangan beraninya cuman di belakang doang? Bukannya paling ganas ya kalau di ranjang." Sindir Cahaya.
Sumpah. Sagara dan kedua temannya ingin tertawa, Cahaya sangat bisa diandalkan untuk membuat malu Rachel.
"Loe yang pelakor! Sudah jelas Kak Gara itu calon suamiku, lebih baik loe pergi sebelum malu di hadapan banyak orang!" Sewot Rachel.
Perdebatan mereka berlangsung di dalam rumah yang menghadap kearah taman belakang, terlihat para tamu undangan berbisik-bisik membicarakan perdebatan yang terdengar sampai keluar.
Mahya berlari kearah dapur, dia mengambil pisau dan mengarahkan ke pergelangan tangannya. Semua orang sontak mengarahkan pandangannya kearah Mahya, tetapi tidak berlaku pada Cahaya, Sagara dan dua teman lainnya. Prediksi Sagara tak meleset, ibunya pasti akan berbuat nekat agar ia mengalah dan ikut kemauannya.
"Kalau kamu gak mau nikah sama Rachel, lebih baik ibu menyusul nenekmu!" Ancam Mahya.
"Oke, Mas Gara bakalan menikahi Miss pelakor. Tapi dengan satu syarat, apa anda setuju?" Ucap Cahaya.
"Benar, aku akan setuju kalau Mama ikut permintaanku." Ucap Sagara.
Kiki dan Juga Amira ikut bergabung dengan kerumunan perdebatan yang terjadi. Mahya nampaknya tengah memikirkan ucapan Mahya, dia pun menyetujui syarat yang di ajukan Cahaya.
"Oke, lihat ini!" Ucap Sagara.
Sagara berjalan kearah ruang tamu, disana ada Smart tv berukuran besar. Matheo menyalakan sekaligus menyambungkan ponselnya ke layar tv, disana Metheo membuka file berupa video yang sudah di kumpulkan.
'Honey, bagaimana ini? Aku hamil, bagaimana kalau semua rencana kita jadi kacau! Apa anak ini kita gugurkan saja? - Rachel.
' Jangan gila, Sayang! Pernikahan kalian tinggal 3 minggu lagi, menggugurkan butuh proses untuk pemulihan. Tetap pertahankan anakku, dan kalian akan tetap menikah. Aku akan percepat pernikahannya, Mahya pasti setuju.' - Akbar.
Matheo kembali memutar video berdurasi dua menit tiga puluh detik yang sudah ia pangkas karena terlalu panjang, mata Mahya terbelalak sempurna melihat tubuh suaminya dan juga Mahya tanpa balutan pakaian. Benar apa yang di katakan oleh Cahaya, bahwasannya Rachel lebih ganas di atas ranjangnya.
'Emmmhhh, Aahhhh... Ini nikmat sekali.' - Akbar.
'Lebih nikmat tubuhku, atau tubuh istrimu itu?' -Rachel.
'Tentu kau yang lebih nikmat sayang, untuk apa aku rela datang jauh-jauh ke luar negeri demi menikmati tubuh nikmatmu ini. Mahya sudah tua, mana bisa aku puas dengannya' -Akbar.
Prakkk...
Pisau yang di pegang Mahya jatuh seketika, perasaannya kini hancur tak bersisa. Pandangannya kosong, hatinya sangat perih sampai ia kehilangan keseimbangan tubuhnya. Amira segera mendekap tubuh ibunya, Mahya menangis pilu begitu pun dengan Amira.
Kiki memejamkan matanya, dia mengepalkan tinjunya dan merasa bersalah karena menutupi semuanya dari sang ibu. Kiki pikir ayahnya akan berubah karena melihat setiap perlakuan Akbar pada Mahya, kebucinan yang Akbar tampilkan ternyata sebuah topeng untuk menutupi perselingkuhannya.
Videonya belum selesai, masih ada lagi video yang Matheo tayangkan.
'Sayang, aku mau punya anak.'- Rachel.
'Itu tidak mungkin, bagaimana kalau orang lain curiga? Aku tidak bisa menikahimu, nama baikku bisa tercemar dan perusahaanku bisa hancur karena itu.' Akbar.
'Kamu itu sayang gak sih sama aku? Apa aku cuman pemuas saja bagimu, kalau benar begitu aku akan bilang pada semua orang kalau aku selingkuhanmu' Rachel.
'Bagaimana kalau kamu menikah dengan Sagara, lagipula dia itu duda. Kamu masih bisa hamil anak kita, sebagian besar warisan akan ku keberikan atas nama anak kita suatu saat nanti, sebagai bukti bahwa aku sangat mencintaimu. Dengan menikahi Sagara, kita bisa jadi lebih dekat dan bisa melakukan hubungan badan tanpa harus terpisah jarak. Kalau urusan Mahya biar aku yang urus, akan ku pengaruhi dia. Bagaimana? Setuju?'- Akbar.
'Sangat setuju.' -Rachel.
Percakapan tersebut di akhiri dengan sebuah c***** panas yang berakhir di ranjang, jika keduanya bertemu pastinya tidak akan jauh-jauh dari ranjang.
Dada Mahya semakin bergemuruh, sedangkan Akbar dan Rachel kini pias seakan mati kutu dengan bukti yang di tayangkan oleh Matheo.
Bruukkkk...
Tubuh Mahya ambruk tak sadarkan diri, Kiki segera menggendong tubuh ibunya dan segera membawanya ke kamar. Amira dan suaminya ikut pergi ke kamar Mahya, mereka yang akan mengurus Mahya.
Sagara menatap nyalang kearah Akbar, dia mengibarkan bendera perang dan siap menikam ayahnya sendiri.
Cahaya menepuk pundak Matheo, ia menutup matanya nenggunakan telapak tangannya, tayangannya sungguh tak senonoh untuk dilihat oleh mata sucinya.
"Pak Theo, udah atuh matiin videonya. Mata saya teh ternodai, mana yang mainnya beruk semua." Bisik Cahaya.
Di dalam suasana yang tegang, justru Matheo dan Aliando malah ingin tertawa mendengar bisikan Cahaya. Bukannya berhenti memutar videonya, Matheo malah menyalakan rekaman yang panjang durasinya. Cahaya menutup mata serta kupingnya, suara menjijikan itu membuatnya bergidik ngeri, dia memukul-mukul punggung Matheo demi melampiaskan kekesalannya.
"T-tidak! Ini tidak benar..!" Sangkal Akbar.
"Aduh, bagaimana ini?" Cicit Rachel.
BUGHHHH....
PLAKKKK....
kalau gara tau dia ditipu selama ini gimana rasanya ya. gara masih tulus mengingat relia , menyimpan namanya penuh kasih dihatinya, ngga tau aja dia 😄, dia sudah di tipu
relia sekeluarga relia bahagia dengan suami barunya.