NovelToon NovelToon
Naii: Jangan Panggil Aku Janda

Naii: Jangan Panggil Aku Janda

Status: tamat
Genre:Tamat / Spiritual
Popularitas:4.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Siti H

Nai, seorang wanita yang menjadi janda diusia yang masih muda dan memiliki dua orang anak yang berusia enam tahun dan tiga tahun.

Suami tercinta meninggalkannya demi wanita lain. Tudingan dan hinaan dari para tetangga acap kali ia dengar karena kemiskinan yang ia alami.

Akankah Naii dapat bangkit dari segala keterpurukannya?

Ikuti kisah selanjutnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia-1

Pemuda itu memasuki kamarnya dengan langkah gontai. Ia membaringkan tubuhnya ditepian ranjang, tatapannya nanar menatap langit-langit kamarnya.

Sesaat terlintas bayangan wajah Naii yang tak sendu, tak ada senyum terukir dibibirnya. Terlihat hidupnya penuh dengan penderitaan dan perjuangan yang sangat keras.

"Mengapa suaminya membuat ia begitu sengsara? Ia tampak sangat memprihatikan," guman Daffa lirih, "Astaghfirullah, ampuni aku ya Rabb. Aku telah melakukan sesuatu yang hina dengan memikirkan wanita yang telah bersuami," guman Daffa dengan cepat. Ia mencoba menyingkirkan bayangan wajah wanita bermata sendu itu dari dalam ingatannya.

Sementara itu, Naii masih sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk dagangannya esok pagi.

Sudah hampir pukul sembilan malam, ia baru selesai dengan pekerjaannya. Ia akan tidur, sebab esok pukul 3 subuh ia harus sudah bangun dan bersiap memasak. Ia harus bekerja keras untuk semuanya, sebab ia kini menjadi tulang punggung untuk kedua buah hatinya.

*****

Sepertinya pagi ini Daffa akan kembali berbelanja ke pasar. Apakah ia mulai menyukai pekerjaan yang seharusnya tak ia kerjakan? Atau ada niat lain didalam hatinya di sebalik pekerjaan yang tak biasa itu, dan sebenarnya tak juga harus menjadi tugasnya.

Untuk melindungi dirinya dari para penggemar yang mungkin saja akan menyerbunya jika mengetahui ustaz tampan yang lagi populer dikalangan dunia maya dan diikuti lebih dari satu juta pengikut diakun media sosial dan juga chanelnya. Setiap kali ia menyampaikan tausiyahnya, maka kaum yang didominasi ras terkuat dibumi alias emak-emak dan kaum remaja akan membanjirinya dengan like dan komen, dan mengahdiri acaranya yang dilakukan secara off line.

Ia sudah merasa jika penyamarannya sangat sempurna. Tak akan ada yang mengenalinya. Ia berjalan menyusuri koridor pasar dan berbelanja kebutuhan pangan para santri. Matanya sedikit clingukan ke sana dan ke mari. Ia sedang mencari seseorang.

"Apakah ia tak berbelanja hari ini?" gumannya lirih, sembari memegang terong ungu.

"Terongnya mau dibeli apa cuma mau dipegang-pegang saja, Lae?" celetuk seorang pedagang yang sedari tadi melirik Daffa.

Sepandai apapun ia menyembunyikan wajahnya, tetap saja aura ketampanannya masih terpancar. Wanita paruh baya yang merupakan penjual terong ungu tersebut, saat ini sedang memperhatikan Daffa sembari menyuntilkan tembakau digusinya dengan jari telunjuknya, hingga membentuk bulatan kecil, lalu kembali menyimpan digusi.

Daffa tersentak kaget. Ia tersadar dari lamunannya. "Eh, iya, maaf, Opung. Terongnya saya beli," jawab Pemuda itu tergagap. Ia melihat jika penjualnya berasal dari suku Batak, sebab terlihat dari rahangnya yang tegas.

"Oh, kirain cuma mau dipegang-pegang saja. Berapa kilo, biar saya timbangkan," tanya si Opung sembari meraih kantong kresek.

"Lima kilo saja, Pung," jawabnya asal, sembari menatap keramaian, berharap yang dicarinya melintas dihadapannya.

"Nih," si Opung memberikan terong ungu pesanan dari Pemuda itu.

Daffa meraihnya, lalu menyerahkan uang lembaran ratusan ribu, dan beranjak pergi meninggalkan lapak tersebut. Sedangkan si Opung sibuk menghitung uang kembaliannya.

Pria paruh baya itu tercengang melihat Daffa yang nyelonong pergi. Ia berusaha mengejarnya, dan berhasil menepuk pundak Daffa.

"Naii," ucapnya meluncur begitu saja.

Si Opung bengong dipanggil Daffa dengan nama orang lain. "Bah, apa-apaan Kau ini, kalau lagi jatuh cinta jangan banyak melamun, Kau datangi saja kerumahnya!" ucap Si Opung ketus, " Nih, kembalian belanja terong kau tadi. Yang fokus belanja, bisa tekor nanti kau," pesan si Opung, sembari meletakkan kembalian uangnya ditangan Daffa.

"Astaghfirullah," Daffa memijat keningnya. Mengapa ia segila itu mencintai wanita yang ia tahu jika itu adalah sosok yang tak mungkin ia dapatkan.

Seorang wanita berjalan membawa keranjang ditangan kanannya, sedangkan disisi kirinya seorang bocah berusia tiga tahun yang ia ikat pergelangan tangannya menggunakan hijab segi empat dipergelangan tangan sang ibu, agar tidak lagi menghilang seperti kemarin.

Terkadang ia harus menggendongnya untuk melewati keramaian sembari berbagi tenaga dengan keranjang ditangan kanannya.

Saat bersamaan, dua orang wanita yang sedari tadi sudah mengikutinya saling bertatapan dan dengan sengaja mendahuluinya, lalu menyelipkan sesuatu ke dalam keranjang wanita bertubuh kurus yang sedang kesusahan membawa keranjang dan juga menggendong putrinya.

Tiba-tiba saja. "Maling..., maling..., maling," teriak wanita bertubuh gemoy dengan sangat kerasnya.

Semua orang sedang memandang wanita yang berteriak maling tersebut sembari menunjuk ke arah wanita bertubuh kurus yang kini sudah terlihat kesusahan itu.

Semua orang memandang wanita kurus yang tak lain adalah Naii. Ia yang dipandang sedemikian rupa terlihat bingung.

Lalu Maya berdiri tepat dihadapannya. "Heeei, Janda! Mau jadi maling kau, ya!" hardik wanita itu dengan sengit.

Naii semakin mengeratkan dekapannya kepada Aliyah. "Maksudmu!" tanya Naii bingung.

Daffa yang mendengar keributan merasa penasaran ingin melihat apa yang terjadi.

"Geledah saja! Si janda ini maling dompet saya!" Maya mulai memprovokasi.

Massa yang termakan hasutan Maya meringsek menggeledah Naii.

"Tidak, dia berbohong!" Naii memberontak saat tangan-tangan itu mulai menggeledahnya.

Melihat hal tersebut, Daffa datang menampik tangan-tangan massa yang sebagian mengambil kesempatan untuk merogoh bagian sensitif wanita tersebut.

Pemuda itu menarik Naii ke belakang tubuhnya, berusaha menjadi tameng untuk sang wanita.

"Heii, kau ingin melindungi maling ini, Ya!" ucap Rani yang mulai ikut ambil bicara.

Daffa merentangkan tangannya kedepan. "Diam! biar saya yang periksa," sergah Pemuda itu dengan penekanan.

"Dimana kamu sembunyikan dompetnya?" tanya Daffa dengan tenang.

"Dompet apa? Akut tidak mencuri," sanggah Naii cepat.

"Bohong, dompet itu didalam keranjangnya, aku melihatnya," bantah Maya cepat.

Daffa memeriksa isi keranjang, lalu menemukan dompet itu disana, tatapan keduanya beradu, meski sang pemuda menggunakan kacamata hitamnya. Ia tahu melihat gelagat seseorang.

Naii menggelengkan kepalanya, berharap pemuda itu mempercayainya. "Demi Allah, aku tak mencurinya," isak Naii, dengan tatapan sayu dan hampir menjatuhkan bulir bening disudut matanya.

Daffa memutar tubuhnya. Lalu memegang dompet tersebut dan mengangkatnya didepan dada. "Dompet ini yang mbak maksud?" tanya Daffa setenang mungkin.

"Ya, itu dompet saya. Dia mencurinya!" sambut Maya dengan berapi-api.

Seketika suara bising terdengar dengan berbagai kalimat tuduhan dan makian yang ditujukan kepada Naii yang saat ini tampak terpojok.

"Bagaimana cara ia mencurinya?" tanya Daffa dengan penuh selidik.

"Ia merogoh tas sandang ku, dan memasukkannya ke dalam keranjang. Maya mencoba menjelaskannya dengan sedetail mungkin.

Daffa tersenyum. "Woow, apakah cara itu begitu lihai dilakukannya, sedangkan tangannya sibuk dengan keranjang dan menggendong anaknya," sanggah Daffa cepat.

Seketika suasana menjadi hening. "Yang kamu katakan hanya dapat dilakukan oleh pencuri profesional, dan tentunya tanpa kedua tangan yang penuh dengan beban bawaannya," Daffa menoleh kebelakang untuk memperlihatkan kondisi Naii saat ini.

Lalu para massa memandang Naii dan termakan penjelasan pemuda tersebut. "Jangan main hakim sendiri. Jika kalian sampai salah sasaran, sama hal nya kalian menjadi penjahat," Daffa menegaskan. "Dan buat Mbaknya, ini dompetmu, lain kali jangan meletakkan dompet anda sendiri dikeranjang seseorang dengan fitnahan,"

"Hei, janda! Hebat kamu ya, apakah kamu sekongkol dengan pria ini," Maya kembali menyulut tuduhan. "Dasar Kau, janda sialan!"

"Aku, Naii. Jangan panggil aku janda, apa kau tuli!"sahut Naii yang mulai kesal.

"Diam! Apa aku akan menyeretmu ke kantor polisi atas tuduhan pencemaran nama baik!" ancam Daffa kepada Maya yang terus saja nyerocos.

"Dasar, brengseeek!" maki Maya kesal, lalu merampas dompet miliknya, dan berlalu pergi, sedangkan massa sudah mulai membubarkan diri.

"Janda? Jadi dia seorang janda," guman Daffa dalam hatinya. Haruskah sejahat itu dirinya, yang terlihat senang dengan mendengar status wanita tersebut.

1
Khiki Amanda
ganteng juga trimah saja syg di tolak hehe 🤗
Marina Tarigan
tambah lagi hukumanmu cindy kecelakaan supir kau yg buat seumur hidup lagi atau hukuman mati sekali ini kau tdk akan dilepaskan joe
Marina Tarigan
psikopat cindy kamu yh mulao tragefi ini kamu suruh Bram membumuh joe dgn teman2nya hampir mati dan kau juga menyebakan joe tdk sampai ke pernikahanmu jgm sakiti anak kevil Tuhan pasti melindungi ansk yg tdk tahu apa2
Marina Tarigan
hahaha pembaca masih dendam dgn kelakuan kami selama imi hardi memang kelakuanmi sadis selali Tuhan akan mengampuni salahmu yg luar biasa sadis
Marina Tarigan
perbaiki diromu Hardi semangat bekerja dan dekatkan dirimu pd Tuhan walaupun mereka tak mungkin betsamamu tapi setidaknya kalau kamu sdh lebih baik kamu bisa menjenguk anakmu karena hubungan darah tdk bisa diputuskan
Marina Tarigan
bertobatlah sepenuh hati Hardi berdoalah dgn sepenuh hati anakmu berdua akan tahu nantinya dan pasti akan memhormati kamu kelak walaupun kalian tdk nersama laho anakmu anak yg coleh dan solejah
Marina Tarigan
mau doganti dgn nama monyet masih bagus kok karena sumi sm Hardi memang monyet tdk punya otak masa anal orang kaya dan doleh mereka silsksa aneh inyung zzulham oran baik
Marina Tarigan
maya dan teman2nya mingkin sedeng ya Naii tak pernah mengganggu mereka gilla kali ya bentar lagi depresi berat masuk rmh sakit jiwa deh
elfiana manis
terlalu bodoh sih naii..mantan suami datang uang malah ditaruh didaster...mboknya diumpetin..tolong thir jangan dibikin bodoh banget naiinya
FATIMAH SIDIK
Luar biasa
Marina Tarigan
katena berdua bakongan kelas kakap
ya ti urip
Luar biasa
Marina Tarigan
Nai i perja keras tapi nyaris pikun terlampu sering disiksa Harfi biadap itu jado bodoh walaupun sarjana
Marina Tarigan
si Nai pintar bodoh deh pergi kesemak2 memcari tahu baik kah apa gila dari perangainya dari cara otaknya dis itu senget pantas dulu selalu disikksa suaminya padahal anak orang kaya sarjana bisnis
Marina Tarigan
cerita ini lok terus penganiaan dan bintangnya terus perfuli dama orang n Tuhan itu tdk suka ceroboh biar gimana pun baiknya kita harus hati2
Rusma Yulida
joe jg satu fakultas dgn naii
Marina Tarigan
rupanya Naii sarjana bisnis dan pernah kerja diperusajan karena cinta nikah sm pria bregsek kasat dan pemalas lengkap deh
Marina Tarigan
selalu saja pembulian pd oramg susah sabar Naii ada pembalasan dar Tuhan
Marina Tarigan
thour ini terlampau lama p yiksaam Naii ini diberi peran terlampau bodoh karena peran penting adah seorang yg seorang bocah yg sangat butuh pertolongam
Marina Tarigan
nanti karma memimpamu baru kau rasakan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!