Kisah cinta dua sejoli, yang kembali terjalin setelah beberapa tahun terpisah, kini diuji kembali. Sosok dari masa lalu yang mencoba menghancurkan hubungan mereka, hingga membuat keduanya berada dalam pilihan yang sulit, bahkan hampir meregang nyawa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SangMoon88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6
Sepulang dari kantor, mereka mampir ke cafe sebelah, memesan makanan dan minuman seperti biasa.
"Selamat siang mas, mau pesan apa??," Tanya waiter.
"Saya mau nasi goreng seafood, dan minumnya air mineral 1, dan hot cappuccino 1, lu pesen apa Ton??." Tanya Al.
"Samain aja deh ama lu!," Jawan Anton.
"Gw juga!!." Sela Reza sebelum ditanya.
"Baik saya ulang ya, jadi pesanannya 3 nasi goreng seafood, 3 air mineral, dan 3 hot cappuccino. Ditunggu ya mas." Jelas waiter sambil berlalu.
Sambil menunggu pesanan mereka datang, Al meminta Anton untuk menghubungi cafe dekat apartemen mereka, menanyakan soal pekerjaan itu.
Anton yang paham dengan maksud Al pun, segera mengeluarkan hp nya, dan mencari kontak yang dimaksud, kemudian melakukan panggilan telpon.
"Halo, selamat siang, apa benar ini dengan pak bagas??,"
"Benar, maaf ini siapa ya??" . Jawab pria disebrang sana.
"Perkenalkan nama saya Anton pak, saya dengar dicafe bapak sedang membutuhkan grup/solo untuk manggung disana ya, kebetulan saya dan teman-teman saya ingin mencoba tampil disana, apabila masih bisa!!"
"Ooh iya benar, boleh-boleh, kapan kalian mau mulai??," Tanya pria tersebut.
Kemudian Anton berbisik kepada Al, "Pak Bagas tanya, kapan kita mulai??"
"Hari ini juga bisa," Jawab Al berbisik pula.
"Bagaimana kalo hari ini pak, kebetulan juga jadwal kami kosong, itupun bila bapak tidak keberatan??,"
"Tentu saja tidak, lebih cepat lebih baik bukan, baik nanti kita ketemu pukul 4 sore di cafe, saya akan jelaskan lebih lanjut disana, dan jika sudah deal, kalian bisa langsung mulai, bagaimana??." Tanya pria itu lagi kemudian.
"Baik pak nanti sore kita meluncur kesana, karena apartemen kita juga tidak jauh dari cafe". Seru Anton.
"Baik saya tunggu ya!!". Kemudian panggilan telpon pun terputus.
Setelah beberapa saat, pesanan mereka pun datang.
"Silakan pesanannya, ada lagi yang bisa saya bantu??," Tanya waiter.
"Cukup mas, ini dulu saja." Reza menjawab.
"Baik , saya permisi." Waiter pun berlalu.
Setelah makan, Al dan kedua sahabatnya itu pun pulang ketempat masing-masing untuk berkemas, hanya membawa baju dan barang-barang yang penting dulu saja, sisa nya mereka akan menyuruh orang untuk membawanya.
Papi yang melihat Al berkemas, tidak banyak bertanya, hanya mengatakan bahwa ia harus ingat janji pada papihnya itu.
Alvian pun mengangguk, kemudian tak lama kedua sahabatnya sudah sampai untuk menjemput. Mereka turun dari mobil hendak membantu Al mengangkat koper sekaligus berpamitan pada papi.
"Selamat siang menuju sore om," Sapa Reza dan Anton.
"Hai, bagaimana kabar kalian??," tanya papi ramah.
"Kabar kami baik om". Jawab keduanya.
Kemudian Papi menepuk bahu Reza dan berkata. "Om tidak akan bertanya, kalian mau kemana dengan barang-barang itu, om juga tidak akan mencegahnya, om hanya minta, kalian harus tetap komit dengan janjinya Al, kalian juga pasti sudah tau bukan?."
"Iya om!!," Jawab mereka kompak.
"Tolong jaga Al untuk om, pastikan ia akan baik-baik saja diluar sana, om percaya pada kalian.". Tegas papi kemudian.
"Baik om, kami pasti akan selalu menjaga Alvian, om tidak perlu khawatir". Memastikan agar papi tidak mengkhawatirkan putranya bersama mereka.
"Hmm dan kamu Al, jaga diri baik-baik, dan ingat kita sudah ada kesepakatan itu bukan, jangan buat papi kecewa!!!." Ucap papi lagi sambil menepuk pundak putranya itu.
"Baik pi, kalo begitu kami pergi ya," Ucap Al tanpa basa basi kemudian berpamitan.
"Permisi om". Pamit keduanya.
"Hati-hati son, jangan lupa untuk selalu mengabari papi ya,!!!.", ucap papi lagi.
"Iya pi."
Kemudian mobil mereka pun keluar dari halaman rumah itu menuju apartemen.
Singkat cerita mereka sudah sampai di apartemen, merapikan barangnya masing-masing kemudian bersiap menuju cafe untuk bertemu pak Bagas.
Hari ini Alvian mengenakan kaos polos putih dengan kemeja kotak-kotak, celana jeans, sepatu kets, dan memakai kacamata serta kupluk dikepalanya.
Tidak berbeda dengan Reza dan Anton, mereka pun mengenakan style yang sama, bedanya hanya di motif dan warna yg dikenakan saja.
Setelah selesai bersiap-siap, mereka pun menuju cafe yang dituju dengan Anton yang mengendarai mobil. 5 menit kemudian mereka tiba, lalu masuk ke dalam cafe, ternyata mereka sudah ditunggu oleh pak Bagas disana.
"Halo, selamat datang, pasti kalian yang tadi siang menelpon saya ya??," Sambut pak Bagas, sambil mengajaknya bersalaman.
"Betul pak, perkenalkan saya yang tadi siang menelpon bapak, Anton!! Ini Reza, dan ini Alvian." Jawab Anton sambil memperkenalkan teman- temannya.
"Ouh baik-baik, silahkan duduk!!," Lanjut pak Bagas ramah.
Setelah pembicaraan yang panjang lebar, akhirnya mereka sepakat, dan mereka akan tampil langsung hari ini.
Alvian pada vocal, Anton pada Bass dan Reza pada gitar. Mereka memperkenalkan grup mereka dengan nama LENTERA.
Sebenarnya mereka sering melakukan aksinya semasa SMA, kala itu ketiganya adalah musuh bebuyutan di sekolah. Hingga suatu hari saat ada kompetisi di luar sekolah, mengharuskan mereka sering bertemu, lambat laun mereka menjadi akrab satu sama lain.
Saat kuliah pun ternyata mereka satu kampus, kedekatan mereka semakin terjalin, hobby mereka di musik pun mempererat hubungan persahabatan mereka.
Hingga suatu hari, Alvian dipindah paksakan oleh papi ke Jerman dan juga mengirim mereka berdua untuk menemani Al disana, karena papi tidak mau putra kesayangannya sendirian dan kesepian.
Acara pun di mulai, Alvian menyanyikan sebuah lagu pembukaan, tanpa mereka sadari diujung dekat jendela ada yang sedang memperhatikan mereka.
Ya, Raisya, Kanaya dan Areta yang kala itu datang karena penasaran dengan cafe ini, duduk di dekat jendela. Tidak menyadari juga bahwa mereka yang sedang berada di panggung adalah CEO baru dan kedua sahabatnya.
Mereka asik menikmati lagu yang dibawakan oleh Alvian, tak jarang juga mereka ikut bernyanyi sambil menggerak-gerakan badan serasa sedang menonton konser, saking terhipnotisnya.
3 lagu sudah di bawakan Al yang diiringi alat musik oleh kedua sahabatnya, mereka beristirahat sejenak, sampai ada beberapa pengunjung cafe lainnya yang ingin ikut menyumbang.
Salah satu diantaranya adalah Raisya, yang naik ke atas panggung ata permintaan kedua sahabatnya. Alvian dan kedua temannya saat itu sedang beristirahat, tidak terlalu memperhatikan siapa pengunjung yang menyumbang lagu tersebut, hingga pada saat mereka turun, dan Al beserta kedua sahabatnya akan naik lagi kepanggung, Al tertegun kala mencium aroma parfume yang membuatnya candu.
Dalam hati nya bergumam, bertanya-tanya, apakah wanita yang tadi menyumbang lagu itu ialah wanita yang sama, mengingat parfumnya sangat ia kenal.
2 lagu terakhir yang dibawakan Alvian beserta kedua sahabatnya sudah selesai, mereka pun turun dan di gantikan oleh yang lain.
Setelah selesai makan malam mereka pun pamit pulang ke apartemen, karena besok mereka harus segera memulai pekerjaan di perusahaan.