Larisa gadis yang sederhana,diam-diam mencintai sahabatnya sendiri,Larisa bersahabat dengan 2 lelaki sejak mereka duduk di bangku SMP.Keluarga mereka sudah saling mengenal baik satu sama lain,kedua sahabat larisa berasal dari keluarga yang cukup kaya dan juga terpandang.Sementara Larisa hanya anak dari seorang karyawan yang bekerja di perusahaan salah satu sahabatnya.
Sampai akhirnya ada satu peristiwa yang membuat Larisa menjadi pengantin dari sahabat yang ia cintai,diam-diam.
Larisa pikir,ia akan bahagia,karena menikah dengan orang yang ia cintai,tapi ternyata tidak..
penasaran dengan kisah Larisa???
Baca selengkapnya di novel ini yaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Tanpa Davin sadari,ia justru mengikuti Liam dan juga Larisa sampai ke tempat penjual ketoprak langganan ketiganya saat masih bersekolah di SMA dulu.
Tiba-tiba saja,ingatan Davin membawanya ke masa sekolah dulu,tanpa sadar,bibirnya menyunggingkan senyuman.
Ia tersentak karena dering ponselnya mengangetkan dirinya,Davin langsung bergegas mengangkat telpon yang ternyata dari sang bunda.
"Iya bund..."Jawab Davin,malas.
"Kalian dimana,kok belum sampe?"Bunda Davin bertanya.
"Kita kayanya gak bisa kesitu deh bund..."Jawab Davin.
"Loohh kenapa?,kamu lagi sama Larisa?,mana coba,bunda mau ngomong."Ucap bunda Davin.
"Aku gak sama Larisa bund...aku jemput dia,tapi dia lagi keluar,dan aku gak tau,dia keluar kemana."Jawab Davin.
"Kamu tuh gimana sih Davin?!,masa istri kamu sendiri,kamu gak tau kemana,emang kalian itu gak saling komunikasi yaa?"Tanya bunda Davin.
"Bund...nanti aku telpon balik yaa,aku masih ada urusan."Ucap Davin.
"Tuuuttt...ttuuuutt...ttuuuutt"Davin mematikan telponnya secara sepihak.
"Dasar si Davin,bundanya belum selesai ngomong,udah dimatiin aja telponnya."Bunda Davin marah-marah sendiri.
Davin melihat dari dalam mobilnya,Larisa dan juga Liam sedang asyik duduk berdua sambil menunggu pesanan mereka datang.
Entah kenapa,ada sedikit rasa nyeri di hati Davin,kala melihat Larisa dan juga Liam sangat akrab sekali.
Sebenarnya Davin tidak ingin bergabung bersama Liam dan juga Larisa,tapi cacing diperutnya sejak tadi sudah berdemo.
Apalagi,pagi tadi Davin pergi dari hotel tanpa bersarapan terlebih dahulu.
Dengan terpaksa ia keluar dari dalam mobilnya dan berjalan ke arah Larisa dan juga Liam.
Larisa terkejut karena melihat Davin yang tiba-tiba berdiri di di hadapannya,sementara Liam biasa saja,karena ia sudah tau sejak tadi,Davin mengikuti mobil mereka dari belakang.
"Haiii."Sapa Davin kepada keduanya.
Tanpa meminta izin terlebih dahulu Davin duduk disamping Larisa,Liam tersenyum tipis melihat tingkah sahabatnya tersebut.
Larisa langsung menggeser sedikit posisi duduknya,agar tidak terlalu berdempetan dengan Davin,karena mereka duduk di bangku kayu panjang.
Penjual ketoprak langganan mereka berjualan di pinggiran jalan.
"Aku tadi mau jemput kamu,Sa.Bunda minta kita buat makan siang sama-sama dirumah".
"Tapi aku liat kamu naik ke mobil Liam,jadi aku ikutin kalian dari belakang,ternyata kalian kesini."Davin akhirnya terbuka dengan keduanya,sejak tadi ia mengikuti mereka berdua.
"Ternyata udah lama banget yaa,kita udah gak pernah makan disini lagi."Ucap Davin lagi.
"Kalian berdua mungkin,kalo aku sering."Jawab Larisa acuh.
"Kenapa kalian kesini gak ngajak-ngajak sih."protes Davin.
"Aku cuma diajakin sama Liam,lagian aku pikir kamu sibuk Vin,karena kamu gak ngabarin aku dari tadi pagi."Jawab Larisa
Liam hanya diam saja melihat keduanya.
"Oohh ituu...maaf ya,aku sibuk di kantor,sampe lupa ngabarin kamu Sa."Davin membalas ucapan Larisa.
Larisa hanya diam saja,tidak menanggapi Davin.
"Kalian udah pesan?"Tanya Davin kepada keduanya.
"Udah..."Jawab keduanya serempak.
Setelah itu Davin berdiri dan berjalan ke arah gerobak ketoprak,untuk memesan.
"Kalian mau bulan madu kemana nih,rencananya?"Tanya Liam,memecah keheningan diantara keduanya.
"Aku belum tau Liam,masih banyak pekerjaan dikantor yang menumpuk."Jawab Davin.
"Aku juga masih sibuk,banyak pasien yang udah aku jadwalkan untuk operasi pekan ini dan juga pekan depan."Larisa tidak mau kalah juga,menjawab ucapan Davin.
Beberapa menit kemudian,ketoprak ketiga nya pun sudah jadi,ketiga nya makan diselingi dengan obrolan ringan dan juga Canda tawa,tapi antara Davin dan Juga Larisa terasa sangat kaku sekali.
Sebenarnya itu bukan hal yang baru,memang sejak mereka bersahabat dulu,Davin dan Larisa tidak seakrab ketika Larisa bersama Liam.
Liam juga sangat dekat dengan kedua orang tua Larisa.
"Pulang bareng aku yaa Sa."Ucap Davin,sambil mengunyah ketoprak miliknya.
"Tapi aku kesini bareng sama Liam,kamu bilang,kamu banyak kerjaan dikantor".
"Kalo harus nganterin aku dulu,banyak waktu yang terbuang."Jawab Larisa.
"Gak papa...kamu kan sekarang udah jadi istri aku,aku disini sekarang,masa nge biarin istri aku pulang bareng sahabatnya sih."Jawab Davin.
"Aku pikir kamu lupa Vin,kalo aku adalah istri kamu,di otak kamu cuma Bella saja."Bathin Larisa.
Larisa melihat ke arah Liam,seolah-olah bertanya kepada Liam,lewat bahasa tatapan mata nya.
"Aku gak papa Sa...bener kata Davin,dia udah disini,sepantasnya kamu pulang bareng dia."Ucap Liam.
Ketiga nya pun akhirnya selesai makan siang bersama.
Liam kembali ke kantornya sendiri,karena Larisa pulang bersama suaminya Davin.
Davin membukakan pintu mobil untuk Larisa,sejenak hati Larisa berbunga-bunga mendapatkan perlakuan manis dari Davin.
Larisa berfikir,Davin benar-benar sudah menyelesaikan hubungannya dengan Bella,dan mau belajar menerima serta mencintai dirinya.
Didalam hatinya Larisa berharap,hal itu yang saat ini sedang terjadi.
"Kamu pulang kerja jam berapa?"Tanya Davin,sambil menyetir.
"Mungkin jam 8 malam."Jawab Larisa.
"Aku jemput yaa."Ucap Davin lagi.
"Aku bawa mobil sendiri Vin."Jawab Larisa.
"Gak papa,nanti aku suruh supir yang ambil."Jawab Davin.
"Okeyy..."Larisa hanya menjawab singkat.
Tidak terasa kini keduanya sudah sampai di depan halaman rumah sakit.
"Tunggu Sa,jangan turun dulu."Ucap Davin,setelah itu ia keluar dari mobil,dan memutari mobilnya.Lalu membukakan pintu mobil untuk Larisa.
"Terimakasih."Ucap Larisa,sambil memberikan senyumannya kepada Davin.
Larisa berjalan masuk ke dalam rumah sakit,Davin masih memandangi Larisa dari kejauhan,setelah Larisa sudah tidak benar-benar terlihat lagi,ia pun menghidupkan mesin mobilnya dan meninggalkan area rumah sakit.
Sepanjang jalan menuju ruangannya,Larisa terus saja tersenyum sendiri,ia tidak sadar sedang menjadi pusat perhatian orang-orang sekitar di rumah sakit tersebut.
Larisa masuk ke dalam ruangannya,duduk di kursi kerjanya,senyumannya terus terukir di wajah Larisa.
Larisa membayangkan bahagianya jika Davin benar-benar bisa menerima kenyataan akan dirinya.
Melupakan Bella dan juga belajar untuk mencintai Larisa yang kini sudah menjadi istrinya tersebut.
Larisa berharap dan juga berdoa,semoga bukan hanya hari ini Davin bersikap manis terhadapnya,semoga ini awal permulaan yang baik untuk pernikahan mereka.
...****************...
Di tengah perjalanan menuju ke kantor,tiba-tiba saja Bella menelpon Davin.
Ia terkejut karena getaran ponselnya di saku jasnya.
Davin menepikan mobilnya terlebih dahulu,kemudian mengangkat telpon dari Bella.
"Halo sayang...kamu kemana aja?,aku tadi nyariin kamu ke apartemen,tapi kamu gak ada."Ucap Davin,saat sudah mengangkat telpon dari Bella.
"Kalo kamu beneran sayang sama aku,sekarang juga dateng ke apartemen aku."Jawab Bella.
"Okee...aku akan datang,tunggu aku."Balas Davin.
Setelah itu Davin langsung mematikan sambungan telponnya,ia kembali menghidupkan mesin mobilnya,dan mobil Davin pun berjalan lagi.
Kali ini Davin tidak kembali ke kantor,melainkan pergi ke apartemen Bella...
siap-siap sakit hati kau Vin...
menghadiri pernikahan mantan istri dengan sahabat sendiri....😅
tapi Larisa yang baik malah tersakiti terus...
apakah selamanya hanya akan diajak ajakin Bella...
CEO kok bdh sih.. ijazahnya dapat beli ya...
harusnya kali ini jangan gengsi vin... minta tolong sama ayah dan bunda. mereka lebih pinter dari pada kamu...