NovelToon NovelToon
3M's True Love

3M's True Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:442
Nilai: 5
Nama Author: Phine Femelia

Cerita ini berkisah tentang perjalanan ketiga saudara kembar...Miko, Mike, dan Miki dalam menemukan cinta sejati. Bisakah mereka bertemu di usianya yang sangat muda?
Ikuti kisah mereka bertiga ^^



Harap bijak dalam membaca...
Plagiat dilarang mendekat...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phine Femelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

"Aku gak mau ada kebohongan di antara kita"

"Maksud kamu? Aku gak pernah bohong" kata Devie dengan merasa heran.

"Maksud aku..."

Fandi melihat terus Devie.

"...ada sesuatu hal antara kamu dan Winda karena setelah dari kamarnya kamu tampak sedih?"

Devie terdiam.

"Kamu kenapa? Ayo beritahu aku. Cerita kepada aku" kata Fandi dengan memegang kedua tangan Devie.

"..."

"Apalagi kalau itu menyangkut aku. Gak boleh ada yang ditutupi"

Devie berpikir lalu jadi sedih dan akhirnya berusaha tersenyum.

"Aku gak..."

"Aku gak mau mendengar kamu bicara gak apa apa. Aku cukup tahu yang sedang kamu rasakan sekarang. Apa kamu gak tahu? Sekarang raut wajah kamu seolah berkata 'aku sedang sedih. Bantu aku' tapi aku heran justru kamu memilih diam. Ini yang aku gak mau"

Devie melihat Fandi.

"Kamu bersama aku seolah semuanya baik saja padahal gak. Aku ingin kamu belajar bicara, cerita kepada aku. Aku pacaran bukan untuk saling diam tapi untuk menjalani semua bersama kamu"

Devie memegang kedua tangan Fandi yang sejak tadi memegang tangannya.

"Dulu aku berpikir pikiran kamu terlalu dewasa untuk aku sehingga kita sering adu pendapat tapi setelah menjalani hubungan dengan kamu kedewasaan itu penting. Hal itu aku dapat dari kamu" kata Devie dengan tersenyum kagum.

"Maksud kamu? Kenapa kamu bicara gak pada intinya?" kata Fandi dengan merasa tidak mengerti.

"Itu ungkapan aku untuk kamu" kata Devie dengan tersenyum.

Devie berpikir keras.

"Ya. Memang ada sesuatu dengan Winda. Winda..."

Fandi merasa ingin tahu.

"...ingin pergi berdua dengan kamu. Gak cuma sekali atau dua kali. Dia ingin lebih dekat dengan kamu agar kamu bisa menyukainya. Aku bukan sedih tentang itu tapi...kalau seandainya kamu menolak aku yang harus turun tangan membantu Winda agar kamu mau berdua dan akhirnya jadi menyukai dia. Perkataan Winda bukan cuma perkataan seorang anak SMA tapi perkataan serius yang biasanya dilontarkan oleh orang yang beranjak dewasa. Hal itu aku bisa merasakan dan melihatnya" kata Devie pelan.

Fandi dan Devie saling melihat. Tampak Fandi berpikir keras. Akhirnya Fandi menggenggam kedua tangan Devie.

"Kamu mau mengizinkan aku berdua dengan Winda?"

"Kamu dengan Winda mau apa? Kalau untuk jalan berdua aku gak masalah. Anggap saja aku mempercayakan kamu menjaga Winda" kata Devie pelan.

"Percayakan aku untuk mengurus Winda ya?"

"Kamu mau apa? Jawab aku" kata Devie mulai khawatir.

"Secara perlahan aku akan memberitahu Winda kalau yang aku cinta kamu bukan dia"

Devie melepaskan genggaman Fandi.

"Aku sudah menduga kamu akan melakukan hal itu tapi aku gak setuju" kata Devie gelisah.

"Dear, kita harus melakukan itu. Kalau gak Winda akan semakin berharap karena gak tahu yang sebenarnya. Kalau memang Winda adik yang memikirkan kakaknya..."

"Aku gak mau. Aku gak mau makanya aku gak mau cerita dulu sama kamu karena ini" potong Devie dengan mengeluarkan sebentar air mata.

Fandi melihat terus Devie.

"Kamu ikut emosi. Akhirnya mau memberitahu Winda. Kamu gak tahu kondisi Winda. Winda begitu menyukai kamu"

"Lalu sampai kapan...?"

"Setidaknya gak untuk sekarang. Tunggu waktu yang tepat karena..."

"Baiklah. Baiklah. Aku minta maaf, Dear" potong Fandi dengan memeluk Devie.

Fandi bingung.

"Aku pikir hal itu jalan terbaik tapi ternyata gak untuk kamu. Jangan mengeluarkan air mata lagi ya?" kata Fandi memohon.

Devie memeluk Fandi dengan merasa sedih.

"Aku cuma gak mau akhirnya kamu melakukan seperti yang disuruh Winda. Aku khawatir tentang itu" kata Fandi pelan.

"Maksud kamu?" tanya Devie pelan dan merasa tidak mengerti.

"Kamu membantu Winda agar aku menyukainya"

"Aku gak akan melakukan itu apalagi aku jadi ingin jalan berdua terus dengan kamu tanpa Winda sehingga tadi aku gak langsung mengiyakan permintaan Winda. Gak semudah itu setelah kita menjalani..."

"Jadi begitu ya? Aku candu untuk kamu?" potong Fandi dengan merasa senang.

Devie mulai gugup dan melepaskan pelukan.

"Kamu ingin terus jalan berdua dengan aku?" tanya Fandi dengan tersenyum senang.

Devie jadi merasa malu dan tidak bisa melihat Fandi.

"Kalau aku sejak dulu" lanjut Fandi dengan tersenyum.

"Ih...kamu" kata Devie dengan memukul pelan lengan Fandi.

Fandi tertawa pelan dan Devie masih merasa malu. Wajah Devie memerah. Fandi merasa bahagia mendengar pernyataan Devie lalu memeluk kembali dengan rasa sayang dan Devie membalas pelukan Fandi dengan tersenyum malu. Mike sampai di rumah Winda dan mereka sudah bertemu.

"Mau langsung?"

"Ya. Nanti lo terlalu kemalaman"

"Tidak seperti lo. Santai"

"Di rumah sepi makanya gue butuh keluar tapi sedang malas sendiri"

"Memangnya di rumah lo gak ada TV? Lalu mama lo di mana?"

"Ayo berangkat"

Winda mengangguk lalu Mike dan Winda masuk ke dalam mobil. Mike menyetir.

"Lo mau ke mana?"

"Kenapa tanya gue? Gue cuma mau menemani lo"

Mike berpikir.

"Papa gue di bengkel. Mama gue di konter"

"Konter?"

"Ya. Mama gue buka konter handphone"

"Pantas saja Miko sombong. Ternyata kedua orang tuanya buka bisnis" pikir Winda.

"Lo sendiri?"

"Papa gue di kantor sedangkan mama gue kadang membantu papa. Papa gue cuma kerja di kantor kecil jadi jangan berpikir kantor papa gue besar seperti yang di TV. Semua yang orang tua gue punya hasil kerja keras papa dari zaman muda. Gak seperti lo yang memang berasal dari keluarga berada"

"Gak masalah. Orang itu yang penting kerja halal. Gue memang gak pernah tahu asal usul orang tua gue. Gak pernah diceritakan dan tanya tapi lo gak perlu bicara begitu kepada gue. Gue berteman dengan orang gak melihat itu"

"Lalu kebetulan hari ini mama gue ke kantor dan Kak Devie justru pergi dengan Kak Fandi. Gue kesal. Kenapa justru mereka pergi begitu saja setelah gue bicara kalau mau berdua dengan Kak Fandi?" kata Winda dengan mengerutkan dahi.

Mike cuma mendengarkan tapi semakin lama Winda terus menggerutu bicara tentang Fandi dan Devie. Hal itu membuat Mike merasa malas. Miki masih memohon terus kepada orang kenalan papanya yang bekerja sebagai pencari info.

"Tuan Miki kalau mau menyuruh saya izin dulu. Saya bukan gak mau menurut perintah tapi papa Tuan Miki bicara siapapun di keluarga yang menyuruh saya harus seizin beliau dulu"

"...tapi aku gak bisa izin kepada papa juga. Om tahu sendiri karakter papa. Aku cuma gak mau papa mencecar berbagai pertanyaan yang belum tentu terjadi. Pusing aku"

"Saya takut. Benar apalagi info dari Tuan Miki kurang jelas. Masa saya cuma dapat info nama dan sekolah? Kalau dengan saya juga harus lengkap fotonya"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!