Menikah dengan orang kaya tidak membuat hati chika bahagia. setahun menikah yang chika dapat hanya hinaan dan juga cacian dari ibu mertuanya.
Suami yang seharusnya melindungi ini malah sebaliknya. Rendra tidak hanya menyakiti pisik namun ia juga melukai hati chika. setiap malam rendra akan tidur bersama kekasihnya, sedangkan chika hanya bisa meringkuk di kamar yang ukurannya 3x3.
.
.
.
Bagaimana nasib chika selanjutnya? apa chika akan bertahan atau chika akan menyerah dengan rumah tangga yang baru seumur jagung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14 BERTEMU MARTIN
Chika mencari penjual makanan yang dekat komplek rumah, niat hati ingin memanjakan perut eh malah di rebut oleh tamu yang tak di undang itu.
" Untung aja tadi aku masak pedes banget, aku yakin setelah mereka makan mereka akan sakit perut hehehe.. Suruh siapa mengambil hak orang lain " Gumam chika.
" Hai nyonya rendra " Sapa seorang pria di dalam mobil.
Chika langsung melihat siapa yang ada di dalam mobil " Mas martin "
" Ngapain kamu senyum-senyum di pinggir jalan, ayok masuk " Titah martin
Tidak menunggu lama chika langsung masuk kedalam mobil " Mas ngapain di sini? " tanya chika " Pasti nungguin aku ya hehehe.. Ayok ngaku " Tebak chika sambil menggoda martin.
Martin menggelengkan kepalanya " Kamu mau kemana? " Tanya martin yang melihat chika pake celana pendek dan jaket yang ke dodoran.
" Mau cari makan laper " Jawab chika
Martin mengerutkan keningnya " Bukannya tadi kamu bilang sedang masak, ko sekarang laper? "
Ya beberapa hari yang lalu chika dan martin sempat bertemu di sebuah mol, martin melihat chika yang sedang bekerja sebagai SPG minuman. Karena tidak ingin kehilangan jejak lagi martin pun membelikan hp untuk chika agar mereka bisa komunikasi.
Setelah hari itu chika dan martin sering saling balas pesan kadang tidak jarang martin meminta foto chika namun chika selalu mengirim dengan gambar makanan atau gambar-gambar yang lucu.
" Tadinya sih ia tapi sekarang mungkin makanan itu sudah habis oleh ibu dan adik iparku " Jawab chika acuh.
" Loh ko bisa? " Tanya martin heran.
Chika hanya membalas dengan mengkat kedua pundaknya, chika malas jika harus membahas keluarga suaminya itu.
Martin membelokan mobil ke salah satu restoran seafood " Ayok turun " Ajak martin.
" Kenapa kita kesini? "
" Menurutmu, ayok turun aku juga laper " Ajak martin yang sudah berlalu lebih dulu.
Chika mengikuti langkah martin, restoran seafood ini cukup besar dan mewah bahkan ada ruangan VIP.
" Ayok masuk " Martin memesan ruangan VIP karena ia tidak ingin chika tidak nyaman apa lagi martin yakin jika di resto ini akan ada rekan bisnisnya rendra.
Bagi martin sendiri sih masa bodoh jika harua bertemu dengan rekan bisnis rendra namun martin memikirkan nasib chika. Martin tidak ingin orang-orang mencemooh chika.
Mereka duduk di kursi disana sudah ada teh hangat " Apa ini boleh di minum? " tanya chika, secara ini pertama kalinya chika masuk ke restoran sebesar ini.
" Minum saja, itu aman ko " Jawab martin yang membuka topi hitamnya.
Chika langsung meminum teh panas dengan perlahan " Teh orang kaya memang beda ya, dalam satu seruputan pun sudah terasa nikmat gak kaya teh orang biasa hehehe.. " oceh chika.
" Kamu bisa saja. Oh iya tadi aku sudah pesan untuk kita tidak apa-apa kan jika aku tidak meminta pendapat kamu dulu? "
" Tidak ko, aku pemakan semuanya apa lagi aku yakin makanan yang kamu pesan pasti enak-enak semua " Balas chika sambil terkekeh.
Martin tersenyum, entah kenapa martin suka ketika dekat dengan chika. Chika sangat polos dan apa adanya, tidak seperti wanita-wanita yang di luar sana terlalu banyak kepalsuan.
" Bagaimana kerjaan kamu, kamu betah menjadi SPG minuman? " Tanya martin.
Chika mengangguk " Aku cukup suka apa lagi hampir setiap hari dapat bonus hehehe.. "